Seorang lelaki muda dengan surai yang tertiup angin masih betah dengan kesendiriannya. Sejak tadi ia hanya duduk dan sesekali menoleh kebelakang.
" Hah... Sudah cukup. Mungkin aku tak akan membentak lagi," Xion bangkit dari duduknya dan berlari masuk kedalam rumah.
Kaki-kaki jenjangnya terus berjalan hingga masuk ke dalam satu kamar yang sejak tadi ia lihat dari belakang rumah.
" Yi... Yien... Adeknya Xion, "
Xion berucap pelan, dan melangkah lebih jauh hingga mendekati tempat tidur milik sang adik. Ia memandangi tubuh mungil itu dengan seksama. Kulit yang seputih porselen, dan surai singa yang begitu mengkilap. Kedua kelopak matanya tertutup rapat hingga memperlihatkan bulu matanya yang panjang, bibir tipisnya terlihat terbuka dengan mengeluarkan hawa hangat yang menenangkan. Pipi tembemnya menjadi pelangkap bahwa ia benar-benar boneka porselen hidup yang begitu cantik sekaligus rapuh.
Bahkan luka yang berada dikeningnya bukan menjadi halangan jika kecantikannya akan pudar. Ah, kalimat yang benar-benar salah. Bagaimana bisa Yien yang tampan di panggil cantik? Tapi sungguh dilihat dari manapun Yien adalah seseorang yang melampaui kalimat tampan hingga berubah menjadi cantik.
" Kakak akan menjagamu malam ini, jadi Yien harus cepat sembuh. " Xion mengelus pelan surai milik sang adik tak lupa dengan diakhiri ciuman kecil pada dahi.
Xion, ramaja yang kelawat iri pada adiknya itu... Malam ini tidur disebelah Yien, dengan setetes air mata yang entah sejak kapan telah mengalir dipipi tirusnya.
🐞🐞🐞
Srek...
" Sssst... Sayang, kesayangannya bunda. " Bunda Xion mengelus pelan pipi anak sulungnya. Tak lupa kecupan manis menjadi pelengkap untuk membangunkan sang anak.
" Kakaknya Yien... Sayang,"
Xion mulai terusik, ia berkedip-kedip pelan menyesuaikan cahaya yang masuk ke netra matanya.
" Udah bangun sayang?"
Xion ngangguk lucu sambil memegang rambutnya yang seperti sarang burung.
" Udah pagi Bun?"
" Iya, " Bunda manarik pelan tubuh sang anak untuk bangun. Lalu mengecup kedua mata Xion yang lagi-lagi tertutup.
" Bun, Xion udah gede. Jangan kecup-kecup lagi, "
Xion mencabik lucu, memegang tangan Bundanya yang juga ingin menyentuh rambut Xion.
" Bun... "
" Iya sayang, cepat mandi dan sarapan. Sekolah akan segera dimulai, "
Xion menoleh kesamping, matanya melirik pada adik kecilnya yang masih terbaring tidur. Tak lagi menggunakan kantung darah namun, wajahnya masih tetap pucat layaknya mumi yang baru dikebumikan kemarin." Bun, Adek... "
" Adek biar Bunda yang bangunin, Xion buruan mandi aja. "
Xion mengangguk tenang, dengan masih bergelung selimut ia menariknya dan membawanya pergi. Dua! Duanya! Entah sifatnya yang jail, atau memang ia ingin membangunkan Yien.
" Xion, selimutnya Adek jangan dibawa juga sayang. "
" Eunghhh... "
" Dek buruan bangun! " Xion berteriak sambil keluar dari kamar dengan dua selimut yang ia tenteng di sisi kiri dan kanan.
" Hah... Anak itu," Bunda berbalik menghadap si putra bungsu yang terlihat menggigil kedinginan. Tangannya menelusup ke perut Yien, mengusapnya dengan lembut hingga si pemilik mengerang pelan.
" Lionnya bunda udah baikan? Sayang? " Bunda mengecup pelan hidung bangir milik sang anak, membuat si pemiliki berkedip lucu.
" Sayang,"
" Hahhhh... Bunda..." Yien menatap sayu wajah sang Bunda. Ia tersenyum pelan dan membuka matanya semakin lebar.
Gruk
Gruk
Gruk
" Jangan digaruk sayang, mana yang gatal biar bunda usap... " Bunda mengelus pelan punggung tangan bekas jarum kemarin. " Apa masih gatal?"
" Em..." Yien bergidik pelan, menelaah sekitar hingga kembali jatuh pada wajah manis Bunda. " Kakak?"
" Baru aja turun, nih ngambil selimutnya Yien. Yien mau sarapan bareng?"
Yien meregangkan tubuhnya dan menutup matanya rapat-rapat, " Yien mau, " tiba-tiba ia bangun dari tidurnya dan memeluk Bunda dengan erat.
" Tapi Yien mandi dulu ya, "
Chu...
KAMU SEDANG MEMBACA
Soda Cream
Teen Fiction" Suruh jagain makhluk kayak gitu? ogah gue, denger suaranya aja dah pengeng apa lagi jaga in dia yang bentuknya udah kayak buntelan kresek! " " Kakak! adek minta ayamnya ya! " " Patir! anakmu suruh jauh2 dari gue! " " Xion... yang sopan ngomongnya...