Hari itu merupakan hari yang tidak mungkin bisa aku lupakan seumur hidupku. Pagi itu masih sangat cerah matahari bersinar terang tak berawan sedikitpun. Selesai berbenah diri ku naiki motorku menuju kampus yang jaraknya sekitar 2Km dari kontrakanku. Oh ya... Namaku Elfin mahasiswa semester 6 di salah satu Sekolah tinggi di Kota P(anas). Aku merasa cukup beruntung masuk PTS yang menyediakan satu satunya jurusan sastra dikota ini padahal mau kemampuan ku dan kepopuleran PTS ini biasa-biasa saja. Kisah tak terlupakan ini dimulai pada hari Kamis. Seperti biasa aku berangkat kuliah mengikuti pelajaran jam pagi dari jam 8 hingga jam 9.40. Setelahnya aku duduk di kelas memperhatikan layar hp ku. Aku bukan ketua kelas di kelas ku tapi Mungkin karena aku paling rajin berangkat menuju kampus, aku sering jadi penghubung dosen dan kelas. Tepat pukul 10.20 hpku berbunyi ada pesan dari dosenku. Dia mengabarkan bahwa kelas di undur 30 menit yang harusnya jam 10.30 diundur menjadi jam 11. Aku kemudian mengiyakan dan menginfokannya kepada teman-teman. Selang beberapa menit hpku berbunyi kembali, dosenku tadi mengirim pesan lagi. Katanya dia memintaku untuk menemuinya. Tanpa basa basi aku langsung menuju ruang dosen menemui dosenku itu. Namanya Pak Karrol. Dia berkulit putih tinggi sekitar 170cm. Badan ideal memiliki jenggot dan kumis tipis usianya sekitar 30 tahun. "Per-permisi, bapak nyari saya ya?". Ucapku gugup kepada Pak Karrol yang saat itu sedang tampak lelah melihat laptopnya. "Oh iya ini bawakan ya. Terima Kasih". Jawabnya sambil tersenyum padaku dan menyodorkan kertas kertas soal dan beberapa buku dalam kantong. Benar- benar mempesona sosok Pak Karrol dengan perawakannya yang sangat gagah dan jantan namun elegan dan rapi, setiap berkomunikasi dengan nya selalu saja membuatku tak ingin melepaskan tatapanku padanya. Aku langsung saja mengambil kertas dan buku buku tersebut dan langsung keluar ruangan agar tidak ketahuan kalau aku begitu tertarik kepadanya. Selang 10 menit Pak Karrol mulai memasuki ruangan kelas dan mengajar. Pandanganku tak luput dari wajahnya, cara bicaranya, bibirnya, matanya, hidungnya yang mancung, jenggot dan kumis tipisnya, lengannya yang kekar, serta bagian dalam celananya yang selalu ku perhatikan meskipun tidak tercetak jelas. Namun aku membayangkan bagaimana isi celana seorang Pak Karrol yang gagah dan tampan dengan badan yang kekar itu. Sering kali penisku tegang hanya karena melihatnya berbicara di depan kelas. Entah mengapa dia memiliki aura yang sangat hebat yang dapat membuatku terlena dibuatnya. Jam pelajaran pun berakhir dan aku tetap memandangi Pak Karrol dengan khusyuk. Seperti biasa dia membereskan peralatan mengajarnya. Saat aku hendak keluar kelas Pak Karrol memanggilku lagi. "fin, tunggu sebentar" ucapnya. "Iya pak ada apa?". Tanyaku. "Ini tolong bawakan lagi ya peralatan bapak. Haha maaf merepotkan". Ucapnya sambil sedikit tertawa. Padahal barangnya tidak terlalu banyak, hanya laptop dan tas kecil berisi kertas saja yang menurutku bisa dia bawa sendiri. Namun aku iyakan saja permintaannya karena aku juga sangat bahagia jika dapat berinteraksi ataupun membantunya. Ruang kelas yang tadi kita gunakan berada di lantai tiga. Saat turun ke lantai dasar Pak Karrol tak bicara sepatah katapun. Memang dia di kenal sedikit dingin, tapi tidak apa lah, kesunyian tersebut membuat ku leluasa memperhatikan punggung bidang pak Karrol yang tercetak jelas di kemeja nya tersebut. Aku hanya berjalan di belakangnya menuruni tangga melihat bagian belakang tubuhnya yang sangat membuatku terpesona. Aku berharap kemaluanku tidak tegang disaat seperti ini karena banyak orang disekitar kami dan aku sedang membawa barang Pak Karrol. Jika kemaluanku menegang maka akan tampak jelas nantinya tak dapat ku tutupi. Setelah sampai di ruangan aku langsung meletakkan peralatan mengajar Pak Karrol dan meminta izin untuk pamit. Tapi aku dicegah olehnya karena dia ingin menanyakan beberapa pertanyaan kepadaku. Di dalam ruang dosen hanya ada aku, Pak Karrol dan Pak Andi yang sudah beres beres hendak pulang. Kemudian tak beberapa lama Pak Andi berpamitan kepada Pak Karrol untuk pulang. Setelah itu tinggal kami berdua saja, jantung ku serasa baru selesai berlari 10 km. Kemudian Pak Karrol memintaku untuk untuk membantunya menginputkan beberapa data materi perkuliahan. "Yasudah saya selesaikan sekarang saja pak". Jawabku setuju. "Saya sudah mau pulang Elfin, ada keperluan dirumah. Kalau kamu bisa nanti jam 7 kerumah saya ya". Sahutnya. "Wah maaf pak, tapi saya tidak tau rumah bapak yang mana". Jawabku sambil tersenyum. " Kalau sekarang bisa? Kamu ikuti saya saja dari belakang". Jawabnya. "bisa sih pak, ta-tapi anu". Jawabku ragu. "Kenapa?", Tanya nya kembali, "saya mau makan dan mandi dulu di rumah", "oh itu kamu lakukan saja di rumah saya", "o-oh baiklah" jawabku meyakinkan meski agak malu, Siapa yang bisa menolak ajakan dosen ganteng untuk berkunjung kerumahnya. Kemudian kami keluar kampus, Pak Karrol memacu mobilnya dan aku mengikutinya dengan motorku dibelakang. Ternyata Jarak rumahnya tidak jauh hanya sekitar 3Km dari kampus. Sesampainya di depan rumahnya, aku dipersilahkan masuk. Rumahnya tidak luas, tapi nyaman untuk ditempati. "Elfin kamu istirahat, mandi atau makan saja dulu saya masih ada pekerjaan sebentar nanti saya kasih data-datanya. Ok". Ucapnya. Aku hanya mengangguk setuju. "Ayo saya tunjukkan kamar mandi nya" rumah Pak ganteng ini sangat sederhana untuk seorang dosen, kamar mandi nya saja masih menyatu dengan wc nya, entah dari mana pak Karrol memberikan ku handuk, "nih kamu mandi dulu, ada mie di atas meja makan kamu masak sendiri ya nanti", "maaf ya pak merepotkan", "hahah gak apa apa kok, anggap rumah sendiri" lalu ia keluar rumah lagi . Setelah semua selesai aku menuju keluar, di waktu yang sama Pak Karrol telah pulang entah dari mana dan menyuruh ku menunggu di ruang tamu, di sana aku hanya memainkan gatgetku membuka social media, mengecek notifikasi dan timeline bahkan sempat bermain game tapi teryata tak terasa menghabiskan waktu 1 jam. Kemudian Pak Karrol datang ke ruang tamu. Tampaknya dia sudah mandi wanginya harum membuatku terlena. Dia memakai kaos putih polos dan celana pendek membuat lengannya yang sexy tampak jelas menantang gairahku. Apalagi celana pendeknya yang terangkat beberapa cm di atas lutut saat dia duduk menampakkan paha yang indah membuatku panas dingin. "Kenapa Elfin? Kok bengong?". Tanyanya membuatku gelagapan. "Ehhh enggak pak gak papa pak hehe". Sahutku malu karena tertangkap basah memandangi lekuk tubuhnya yang indah. "Kamu udah mandi kan?. Sudah malam ini. Di sini saya sendiri , belum punya istri kok". Ucapnya sambil tersenyum. Aku hanya mengiyakan dan bertanya-tanya apa benar yang di katakan pak Karrol itu. Di dalam kamar mandi pikiranku kacau, kemaluanku menegang sangat keras. Akhirnya ku putuskan untuk mengocok kemaluanku di dalam kamar mandi Pak Karrol. Sekitar 15 menit aku mengocok kemaluanku sambil menahan gairah yang nikmat dan akhirnya kulepaskan. Spermaku berceceran di lantai kamar mandi. Saat spermaku keluar aku mengeluarkan rintihan yang agak keras. Kemudian pintu kamar mandi berbunyi. "Elfin, Kamu kenapa?". Tanya Pak Kar yang terdengar sedikit tertawa. "uh.... Tidak ada apa apa pak ini sudah selesai mandi". Sahutku yang langsung membasuh badanku dengan cepat. Selesai 10 menit aku keluar kamar mandi. Pak Karrol menatapku sambil tersenyum. "udah jujur aja kalau udah gak tahan". Ucapnya yang membuatku tersontak malu. Di meja ruang tamu Aku hanya diam dan menginputkan banyak data yang diserahkan Pak Karrol. Aku kira hanya sedikit namun ternyata data yang diinputkan sangat banyak. Saat aku menginputkan data mataku tak bisa berpaling dari tubuh kekar pak Karrol dan terlebih lagi tonjolan di celana pendek Pak Karrol yang membuat kemaluanku menegang lagi setelah onani tadi. Tak beberapa lama Pak Karrol malah menggosok kemaluannya seperti sedikit mengocoknya. Tapi aku berpura-pura tidak tau sambil sedikit melirik sesekali. Tak lama kemudian Pak Karrol menyadari bahwa aku melirik ke arah selangkangannya terus menerus. "Haduh maaf ya fin emang gini kalau sendirian suka tegang". Jawabnya sambil tertawa. Aku hanya ikut tertawa dengan ucapannya. "Sama seperti kamu tadi dikamar mandi juga udah gak tahan kan? Haha sama bapak juga suka gitu apalagi kalau udah malam dirumah". Ucapnya lagi sambil terus menggosok kemaluannya dari luar celana tanpa memperdulikanku. "Kamu pengen lihat ya Fin? Kok dari tadi liatin barang bapak terus?". Jawabnya yang membuat wajahku memerah. "Kok diem?". Sahutnya lagi. Kemudian dia bangkit dan muju kearahku sambil berdiri di depanku mengeluarkan kemaluannya. Aku hanya diam dengan mata yang melihat Pak Kusuma membuka celana pendeknya dan memperlihatkan kemaluannya dihadapanku. "Gak usah malu bapak ngerti kamu sebenernya pengen kan?". Ucapnya yang membuat jantung ku makin memberontak. Lalu ia memegang bibir ku dan mengusap kontol nya ke pipi dan bibir ku yang seketika menaikkan gairahku. Tanpa pikir panjang ku genggam kemaluan 19cm itu sambil ku kocong perlahan. Kemudian ku jilat ujung kemaluan Pak Karrol sambil ku mainkan lidahku di sana sedikit agak lama. Ku lihat Pak Karrol hanya terpejam sambil menggigit bibirnya dengan kepalanya menghadap ke langit-langit rumah. Tangan kirinya memainkan puting susunya dengan penuh gairah, sedangkan tangan kanan nya mengusap usap pipi dan kepalaku. Ku kulum dengan penuh perasaan ku mainkan lidah ku yang membuat kemaluan kekar itu semakin keras dan makin keras waktu ku percepat servis mukutku. Pak Karrol juga mendorong kemaluannya maju mundur yang membuat mulutku penuh akan kemaluannya. Aku hanya bisa menatap wajahnya sambil memainkan buah zakar dan sesekali mengocok batangnya dengan penuh gairah. Kemudian Pak Karrol mengangkat kepalaku dan mencium bibirku dengan rakusnya. Lidah kami saling mengulum satu sama lain sambil ku kocok penisnya yang sudah teramat tegang, ia memelukku sangat kuat, sambil ia melumat bibirku perlahan ia membuka semua baju ku dan juga bajunya. Kemudian Pak Karrol mendorongku ke sofa dan mengangkat kedua kakiku. Diarahkannya tongkat 19cm itu ke anusku yang sangat sempit. Karena jujur saja aku tidak pernah berhubungan seperti ini dengan siapapun. Pak Karrol memukul kan batang kekarnya itu ke lubang anusku lalu ia menunduk dan menjilati belahan pantatku dengan rakus, rasanya nikmat sekali. Lalu ia menusukan jari telunjuk nya ke anusku, tak seberapa sakut rasanya.. lalu ia bangkit dan kembali menciumiku. Jari jarinya di putar putar di dalam anus ku melemaskan nya. "Hehe.. masih sempit Fin.. asik nih" kata pak Karrol sambil mengusap lubang ku yang sudah agak membuja mau itu dengan kontolnya yang sudah basah karena air mazi, perlahan pak Karrol mendorong penis nya masuk ke anusku perlahan dan bermenit menit untuk berhasil masuk setengah. Tak seperti yang ku kira ternyata tak sakit sama sekali. Perlahan pak Karrol menarik penisnya, dan di masukannya lagi dengan tempo yang lebih cepat dan ketika pak Karrol mempercepat goyangan nya Aku mulai merasakan kenikmatan tiada tara. Kulihat wajah Pak Karrol penuh gairah dan nafsu, badan kekarnya mengkilat karena keringat sambil mengerang kenikmatan "Ahhhh... Oohhhh... Ahhhh". Ucapnya semakin lama semakin keras. Malam itu Pak Karrol menjadi sangat liar, meski begitu pantatku tak terasa perih, malah rasa nikmat dalam menahan kemaluannya yang tetap saja keras. Pak Karrol memaju mundurkan kemaluannya semakin cepat dan semakin cepat membuat badan ku berguncang hebat dan aku sedikit berteriak keenakan. Lalu pak Karrol mencium mulutku membuat ku semakin tenggelam dalan kenikmatan ini. Tak beberapa lama "pegang pundak bapak Fin kita terbang ke surga!!" Aku pun melingkarkan tangan ku leher pak Karrol, lalu badan ku di angkat, kedua tangan pak Karrol menopang kaki ku dan menghadapkan lubang ku persis ke lubang nya "Siap yaa!" Lalu pak Karrol mengayunkan dan menggoyangkan pinggulnya membuat tusukan kontolnya sangat dalam dan dengan ritme yang bisa di samakan dengan mesin jahit! Tak perlu lama badan ku menegang dan ku cium dalam dalam mulut Pak Karrol. Semprotan cairan spermaku membasahi seluruh badan pak Karrol. Badanku lemas tak berdaya menikmati sensasi yang sangat amat nikmat ini. Pak Karrol masih tetap mendorong kemaluannya maju mundur tanpa menghiraukan diriku yang sudah lemas tak berdaya. Sesekali dia mencium bibirku, aku juga kadang menjilati leher nya yang berkeringat itu. Pak Karrol lalu menyandarkan ku ke dinding dan melanjutkan tusukan secepat mesin itu, bunyi khas orang bersenggama memenuhi ruangan tamu itu, sekarang aku bisa memilin puting susunya dan aku lebih leluasa meraba dan menjilati badan kekar pak Karrol itu mbuat ia mengerang sangat sexy sekali. Selang beberapa lama kemudian pak kusuma berteriak sangat keras dan mengangkat kepalanya ke langit langit rumah. Dia semprotkan cairan sperma di lubang anusku sangat banyak hingga banyak yang keluar tumpah ke lantai. Sambil merobohkan badannya di atasku. Ku rasakan badannya panas dan penuh keringat, wajahnya yang terpejam merasakan sisa sisa kenikmatan yang tiada tara. "Nikmat nya lubang mu Fin... Huuff" pak Karrol memuji ku dengan nafas terengah-engah. "Bapak lebih mantap... Hajaran nya jantan banget.. kalau di lanjut tadi bisa pingsan saya.. hehe" balasku, "kamu suka cara main bapak??", "I...iya pak,.. seksi dan jantan sekali" balasku jujur, lalu ku rasakan kontol nya yang masih ada di lubangku masih keras. Pak Karrol terlihat senang sekali, entah karena apa. "Ayo kita mandi , bareng aja" Setelahnya kami mandi bersama, aku berdiri di bawah shower sambil menghadap pak Karrol yang masuk dan mendekati ku "Elfin.. kamu tau gak bapak dari pertama lihat kamu bapak suka bokong mu yang besar ini" katanya sembari meremas remas bokong ku yang memang mirip bokong wanita katanya. "ah bapak bisa aja"," juga bibir mu yang merah muda dan imut imut itu" tangan nya naik lalu mengelus bibirku dan dagu ku, "say.. saya juga...saya juga pas pertama liat bapak udah tergila gila sama bapak" lalu kami ciuman lagi. "Pak.. mulut saya bisa melakukan hal lain loh" pak Karrol tak menjawab hanya mengerutkan keningnya, lalu aku turun dan mengoral penis pak Karrol yang mulai mengeras itu di dalam kamar mandi. Hingga tak terasa jam pukul 10 Pak Karrol menyarankanku untuk menginap saja di rumahnya karena sudah larut lagi pula besok aku tidak ada kelas dan ternyata beliau juga tak punya jam mengajar besok. Di kamar pak Karrol meminjami ku baju lagi, tapi sebelum dapat aku pegang baju itu pak Karrol membuangnya dan langsung memeluk aku entah karena apa ia lakukan ini. "Elfin... Bapak senang ini terjadi... Kamu gak marah sama bapak kan?..", "uh....tentu tidak pak Karrol... Sebenarnya..", "kamu mau gak jadi istri bapak?" Deg! Aku di tusuk dengan pertanyaan yang tak pernah ku duga!. "Bapak... Bercanda kan?..", "nggak.. bapak serius, sambil ia melepaskan pelukannya dan menatap dalam mataku, "aku mau pak!!" Jawabku yakin dan bahagia, "Syukurlah!!" Ia peluk kembali aku, lalu di angkatnya aku dan di baringkan di atas tempat tidur nya "kamu tunggu di sini" pak Karrol menuju lemari nya ia memasang dasi jam tangan dan kacamata miliknya itu dengan tubuh bugil!. Aku sangat terangsang melihatnya. "Hehe.. kamu suka kan?" Ia pun naik ke tempat tidur, kontolnya ternyata sudah tegang dan kamipun habiskan malam bersama di kamar dengan bergairah aku menikmati kenikmatan kontol yang mengentoti lubang pantat ku dengan liar dan pak Karrol yang menikmati lubangku yang sempit.

YOU ARE READING
Elfin's Fantasy
DiversosKumpulan cerita pendek. Campur-campur, kaya perasaan ku ke kamu yang akrab sama dia... Minta Kripik... Eh kritik dan saran nya yaa..