T I G A B E L A S

1.9K 176 0
                                    

Selamat membaca para readers ku:*

***

Junxi mengikat tangan Zi Ling dengan tali yang tebal. Gadis itu duduk dipojok dekat kasur, menatap Junxi dan Lu Ran dengan tatapan penuh kebencian walau mulutnya dibekap menggunakan sebuah kain putih yang dimasukkan kedalam mulutnya.

Korban pertama yang menatapnya dengan tatapan kebencian, karena biasanya korban lebih sering menangis meminta belas kasihan. Berbeda dengan korban yang baru berusia 16 tahun itu.

Junxi duduk ditepi kasur gadis itu, menatap setiap gerak gerik anak manis itu. Namun gadis itu terus saja memelototi Junxi dan Lu Ran yang sedang mengacak acak kulkasnya.

Kulkas besar itu dipenuhi banyak sekali makanan siap saja dan lainnya. Lu Ran mengeluarkan semuanya, mengosongkan kulkas besar itu untuk mengurung Zi Ling didalam sana. Zi Ling yang tidak mengerti hanya mampu berpikir bahwa dirinya sedang dirampok, dan kemungkinan 2 orang laki laki itu sedang lapar.

Maaf saja, tidak perlu diberikan, Junxi bahkan mampu untuk membeli hotel ini dengan uangnya sendiri.

Keringat mulai bercucuran dari pelipis Zi Ling, gadis itu terus menatap punggung Lu Ran. Lu Ran mengacak acak kulkas itu lalu meninggikan suhu dingin kulkas itu.

"Hei!" Junxi bersuara.

Zi Ling langsung mendelik kearah Junxi.

"Jangan menatapku seperti itu. Apalagi sebentar lagi kau akan mati." Junxi menggeleng sambil tersenyum lebar. "Sepertinya aku akan mencongkel matamu, aku membenci tatapanmu." ucapnya serius.

Tatapan matanya langsung berubah menjadi sayu. Zi Ling kembali menatap punggung Lu Ran yang kini berbalik dan menghampiri Junxi.

Junxi mengangguk pelan seolah memberi kode pada Lu Ran. Lu Ran langsung menggendong Zi Ling ala bridal style dan memasukkan gadis itu kedalam kulkas, dengan cepat dia langsung menutup pintunya dan menahan pintu kulkas itu sampai Junxi merantai serta menggembok pintu kulkas itu.

"Berapa?"

"Apa?" Lu Ran mengernyit tak paham.

"Suhu."

"Hah?"

"Suhunya berapa?!" nada Junxi meninggi.

"18c, kalau tidak salah."

Junxi mengangguk pelan lalu tersentak halus karena sepertinya Zi Ling mulai meronta dan memukul pintu kulkas hingga pintu terbuka.

Junxi duduk diatas kasur, tanpa sengaja matanya bertemu dengan barang barang bawaannya. Matanya langsung terbelalak saat menatap kain hitam bawaannya masih ada dikamar itu.

"Kenapa kain-nya masih disana?" Junxi bangkit dan menunjuk kain hitam itu.

"Maksud mu?"

"Itu kita bawa untuk menutup kamera CCTV, kan? Kalau kainnya disini, berarti.....?"

Junxi dan Lu Ran menatap kearah pintu apartemen. Mereka membuka pintu secara bersamaan lalu mengintip kearah kanan dan kiri. Kamera CCTV itu langsung mengarah pada mereka.

Mereka menyudut, menempelkan punggung mereka pada tembok lalu menutup pintu kamar itu pelan pelan. "Ceroboh sekali! Aku sudah katakan padamu, tutup kamera CCTV-nya!"

"Maaf, aku lupa." sahut Lu Ran, nafasnya langsung memburu. Dia memejamkan matanya perlahan lalu memegang kepalanya dan menjambak rambutnya sendiri. "Bagaimana?"

"Shhh!" Junxi menempelkan jari telunjuknya didepan bibir, mendengar derap kaki yang semakin dekat didepan pintu kamar itu.

Junxi menatap pintu kamar itu melalui ekor matanya, lalu dia menatap Lu Ran seolah menyuruh Lu Ran untuk mengintip.

The Cruel Fake Boy - AJX✔ (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang