TIGA: Kepiting Rebus

11 0 0
                                        

"Ka! Ke kantin, yuk!"

Tidak, tidak. Itu bukan Ray. Itu tadi Gina, temanku. "Ka! Ayo! Kok melamun?" seru Gina lagi, sambil mengguncang tubuhku, lalu menyeretnya.

"Ka! Kenapa, sih?! Dari tadi diajak bicara nggak merhatiin. Cari Ray?"

"Hah? Kok Ray, sih, Gin?!" seruku terlampau keras, tanpa sadar tentunya. Segera saja Gina menautkan kedua alisnya sembari menatapku yang tersipu.

"Yaa koridor yang dekat tangga sini kan emang tempat nongkrongnya si Ray sama teman-temannya. Biasanya kamu juga sering kesini buat ketemu sama Ray, kan? Kali aja sekarang kamu mau ajakin Ray ke kantin juga bareng kita." jelas Gina. "Gimana?" lanjutnya.

"Gimana apa, sih, Gin? Ngapain juga aku ajak Ray ke kantin bareng?" Raut wajah Gina tampak berubah, kebingungan. Kini dahinya semakin mengerut. Dan aku? Tetap nyalang kesana-kemari. Apa aku memastikan kalau Ray tidak ada di sekitar sini? Aku juga tak tahu. Tapi untuk apa?

"Jangankan ke kantin bareng, tidur bareng Ray kamu pasti pernah, kan? Kenapa sekarang tanya ngapain?"

Dan aku pun menjadi kepiting rebus.

ReminisceWhere stories live. Discover now