LIMA: Telepon

2 0 0
                                    

"Ka, dirumah nggak?"

          "Uhm.. I-iya."

"Aku ke rumah, ya."

          "Hah? Ngapain?!"

"Mau nanya-nanya saja sebenarnya. Boleh, kan?"

          "Kalau cuma nanya, lewat telepon sekarang kan juga bisa."

"Boleh, nih? Yakin?"

          "Iya."

"Gimana sekolah hari ini? Lancar? Senang tidak?"

          "Iya, lancar. Senang, kok."

"Waktu lihat aku, senang?"

          "Senang."

"Makan di satu meja yang sama dengan aku, senang?"

          "Senang."

"Liburan tidak lihat aku sama sekali, senang?"

          ".....Sepi."

"Sekarang aku kesana, boleh?"

Walau aku tahu Ray tidak bisa melihatku, aku tetap saja menganggukkan kepalaku perlahan dan menggumamkan "Ya." padanya sambil menjerit dalam diam Cepat kemari, Ray. Disini sepi, tolong ramaikan. Aku tunggu!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 22, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ReminisceWhere stories live. Discover now