Seluruh keluarga besarku hari ini berkumpul di rumah kami. Mulai dari kakek, nenek, paman, bibi, serta cucu-cucu yang lincah bermain.
Aku adalah seorang introvert, aku tidak suka dengan keramaian, bahkan mendengar suara bising seperti ini sangat membuatku gelisah. Sesekali mereka mengajakku berbicara tapi aku hanya menjawab ala kadarnya. Huh, kapan hal ini akan berakhir?
Ketika semua orang sibuk dengan aktifitasnya masing-masing, aku mengambil kesempatan untuk pergi dan lebih memilih untuk masuk ke ruang practice dance ku yang kedap suara. Aku mengunci pintu dari dalam, lalu larut dalam alunan irama yang membuat tubuhku bergerak lihai.
Aku pikir sudah cukup lama aku disini, aku melirik jam dan sudah menunjukkan pukul sebelas. Bukankah ini telah larut malam untuk mereka tetap berbincang-bincang, mereka sekarang sedang tidur kan?
Aku kemudian keluar dari ruang dance itu. Ketika sudah dekat dengan ruang keluarga, kakiku terinjak sesuatu yang lengket, dan kenapa tiba-tiba disini aromanya berbau amis?
Aku menunduk melihat apa yang telah aku injak, betapa terkejutnya aku ketika tahu banyak darah yang mengalir. Aku mengikuti darah itu sampai ke ruang keluarga, mendapat semua anggota keluargaku tidak bernyawa lagi. Mereka bersimbah darah. Aku segera mencari ayah dan ibuku, sayang mereka tewas dengan mengerikan. Usus mereka keluar, dan ada beberapa bagian tubuh yang terpenggal.
Ingin sekali aku menangis dan berteriak, tapi untung saja otakku bekerja cepat. Bagaimana jika pembunuhnya masih disini? Bisa-bisa dia menemukanku lalu menghabisiku juga?
Tak berapa lama kemudian sayup-sayup aku mendengar suara dari arah belakang. Oh tidak, apa yang harus ku lakukan sekarang? Ini tidak akan berhasil jika aku kabur, mereka akan melihat jejak darah dari kakiku.
Suara langkah kaki itu semakin dekat, sepertinya mereka lebih dari satu orang. Lalu aku terpikir sesuatu, ya, aku mengoleskan tubuhku dengan darah dan bersikap menjadi korban mereka yang telah mati. Pintar bukan?
"Hei Jack, apa kau yakin tidak ada siapa-siapa lagi disini?"
"Tentu saja, Matt! Hidungku kan tajam seperti anjing!"
"Ya, Matt. Aku percaya dengan Jack."
"Oke, Val. Nah bagaimana dengan George dan Deon? Apa kau menemukan sesuatu?"
"Tidak, Bos!" jawab mereka bersamaan.
"Ya sudah ayo kita pergi, aku sudah puas menyiksa mereka."
"Eh tunggu sebentar, Jack. Sepertinya aku melihat ada yang aneh."
"Apa?"
"Benar kata Deon, bukankah kau bilang kita mendapat jatah satu orang tiga nyawa?"
"Ya, George. Lantas apa yang salah?"
"Lihat, jumlah mereka ada enam belas."
Deg!
Kenapa mereka bisa tahu?
"Wah wah sepertinya perempuan ini mati karena serangan jantung."
Kemudian aku merasakan seseorang menginjak tubuhku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ci-Luk-Ba (TAMAT PER-EPISODE)
Terror#6 In CreepyPasta | 03/08/18 Kumpulan cerita horor yang bikin kalian tidak bisa tidur malam ini ~~ Cerita ini murni hasil karya saya, tidak copy paste dari Google ataupun situs lainnya.