Luna p.o.v
Yura kini sudah dewasa. Dia sekarang memasuki usia remaja. Pada tanggal 19 bulan Agustus ini Yura akan ber ulang tahun yang ke 15 tahun.
Yura memang sudah besar namun sifatnya seperti anak kecil yang ingin aku lindugi terus menerus.
" Eomma,,, Yura pulang " Ucap anak ku sambil masuk ke dalam rumah
" Yura? Mengapa sudah pulang? Lalu di mana Appa mu? "
" Tadi ada rapat eomma,, jadi di pulangkan. Ahh Appa belum pulang? "
" Sayang,, jika Appa sudah pulang, eomma tidak akan bertanya "
" Aku tidak melihat Appa di sekolah " jawab Yura dengan muka polosnya itu
" Ya sudah sana ganti baju. Mandi habis itu makan. Bau asem tau " ledek ku kepada Yura
Lalu Yura kecil ku masuk ke dalam kamarnya itu. Sesaat hanphone ku berdering. Tertera nama Yoon min di sana.
Halo?? Yoon Min ke mana saj.....
Ahhh halo halo. Luna ke kemarilah cepat
Ada apa Yoon Min? Jangan membuat ku panik
Aku akan bermain. Kau tidak ingin ikut?
Hah?! Kau bermain? Tidak mengajak ku?
Iya makanya sekarang aku mengajak mu
Baiklah dimana itu?
Di rumah Mae gi.
Aku menuju rumah Mae gi. Disana sudah terparkir mobil Yoon Min. Segera aku memasuki rumah itu.
" Yoon Min " kataku sambil mengdeprak pintu rumah itu
" Luna kau membuat ku terkejut " kata Yoon Min sambil memeluk ku
" Ihh sudah lah. Mana korban kita? " tanya ku kepada Yoon Min yang sudah melepaskan pelukannya
" Tenang ada di dalam. Ayo masuk "
" Yoon Min mengapa kau ingin membunuh dia? "
" Karena dia pelanggan yang tidak tau malu. Dia seenaknya saja protes makanan yang kubuat tidak enak " ucap Yoon Min
" Baiklah baiklah akan kita apakan dia?" tanya ku
" Akan kita ajak main "
Aku tak perlu membius orang ini karen ia sudah duduk manis di kursi yang di ikat oleh Yoon Min ke badannya.
Aku mulai memgambil pisau ku dan mulai mengiris tipis tipis pergelangan tangannya perlahan darah keluar dari sayatan itu.
Aku tarik kulit tangannya yang sudah aku sayat sayat itu dan terlihat daging merah segar berbau amis
Kini aku
KAMU SEDANG MEMBACA
Gengster
Mystery / Thriller"Yura jadi kamu......." "Maafin Yura eomma" Yura berucap sambil nangis. Sudah tidak ada lagi kata kata yang bisa dia ucapkan. Binggung....itu adalah kata yang tepat. Sedang Luna? Ia masih tak percaya apa yang diperbuat oleh putri semata wayangnya...
