DUA PULUH DELAPAN

19.4K 4.2K 165
                                    

Sebuah kantong kertas brand parfum ternama bertengger manis di atas mejaku.  Aromanya, adalah aroma keluaran terbaru yang membuatku jatuh hati saat spg toko itu memberikan testernya kira - kira dua malam yang lalu.

Peka luar biasa, Mr. K!

Aku tersenyum pada kepekaan Kukuh yang tak perlu. Aku hanya mengagumi aroma itu, bukan berarti menginginkannya.

Ponselku bergetar, sebuah pesan masuk dari pemilik kantor terpampang di layar.

Kate Lord Brown bilang, parfum adalah kunci menuju kenangan. Tp jujur aja, aku berharap jd masa depan utk km. Bukan kenangan. Setidaknya, belum. Hingga nanti ketika rambutmu mulai memutih & kerutan menghiasi wajahmu.

Spontan tawaku pecah membaca pesannya.

Apakah dia sedang menggombal?

"Hhmmm yang dapat kiriman parfum, senyum - senyum bahagia." Wenny memasuki kantor dengan dua gelas kopi yang ditentengnya. "Nih satu lagi, kiriman kopi untuk Kak Tities dari pangeran berkuda."

Aku menggelengkan kepala tak percaya. Benar - benar Kukuh ini!

"Ketemu di bawah?"

Aku mempertanyakan bagaimana Wenny dengan baik hati membelikan kopi - kopi itu.

Jangan sampai Kukuh menelpon Wenny hanya untuk membelikanku kopi.

"Mr. K email, beliau bilang aku bisa dapat kopi gratis kalau pesan dua. Sekalian buat Kakak."

Astaga!

Wenny mengerucutkan bibirnya, aku memutar mata. "Apa sih kekurangan Mr. K? Baik, gentle, romantis, perhatian. Semuanya aja diborong." Lanjutnya misuh - misuh.

Wenny memaksaku menerima bawaannya dan menyeruput kopi miliknya sendiri.

"Kamu lagi memuji atau memaki sih, Wen?" Kucolek dagunya.

"Ya dua - duanya! Gak adil banget sih, yang kayak Kak Tities kok dapatnya Mr. K. Huhuhu."

Kutepuk - tepuk bahu Wenny menghibur, sementara dia terus mengasihani diri.

"Ngomong - ngomong, banyak gosip kalau Danish lagi cuek - cuekkan sama pak Arthur. Kakak tahu gak?" Wenny kembali ke pertanyaan ingin tahunya.

Kurasa satu kantor sudah tahu semua mengenai pertengkaran Danish dan Arthur. Meskipun Arthur bukan karyawan di sini, tapi dia cukup dikenal karena meskipun berstatus sebagai Pengacara resmi Turangga Herba, dirinya juga berteman baik dengan sang pemilik.

Ditambah lagi, Arthur good looking. Orang akan langsung mencatat baik - baik wajahnya saat pertama bertemu.

Aku mengangguk pelan untuk menjawab pertanyaan Wenny dan menggeleng saat dia bertanya sebabnya.

"Sshh, Danish juga. Udah cantik, pinter, seksi, dia cuma kurang ramah aja. Pacaran sama Pak Arthur yang ganteng, mapan, murah senyum." Wenny geleng - geleng kepala. "Sayang banget kalau bubar."

"Pasti ada alasan kenapa mereka bertengkar."

"Nah itu, alasannya apa. Kalau selingkuh, enggak mungkin. Danish judes gitu, siapa juga yang mau jadi selingkuhannya. Pak Arthur suka aja udah syukur." Aku menyikut lengannya, Wenny menutup mulut secara spontan dan memberikanku cengiran lebar. "Dia tuh galak sama laki - laki, Mr. K nge-bully aja dia kayak mau terkam. Hihihi."

Danish cuma tegas. Itu juga sikap yang ditunjukkannya ketika tahu bahwa Arthur memandangku dengan cara yang salah. Danish hanya menegaskan bahwa Arthur salah dan menegaskan pendiriannya bahwa dia membelaku karena dia tahu aku tidak seperti yang Arthur pikirkan.

"Kerja, kerja!" Wenny langsung duduk di kursinya dan menyalakan laptop.

"Kirain temenan sama pacarnya bigboss enak, bisa leha - leha." Keluh Wenny.

Aku menertawakannya. "Itu dapat kopi gratis. Dikasih batas waktu gak? Atau selamanya?"

Wenny menjentikkan jari, "nah. Mr. K bilang, aku bisa dapat kopi gratis kalau pesan dua tapi gak dikasih tahu sampai kapan. Itu artinya-"

Aku berdesis melihat binar di mata Wenny.

"Bisa ganti gak ya, minum kopi terus tiap hari kan gak baik juga. Request lunch box aja gitu, gimana ya?"

"Hush!"

Wenny terbahak melihat reaksiku.

***

Selanjutnya, bisa dibaca lengkap di KBM Aplikasi 🙏🙏🙏

SILHOUETTE (Lengkap Di KBM & KaryaKarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang