Ini hari ketiga, pasca Kukuh meninggalkan aku dan Danish di luar kota itu. Tiga hari tanpa penjelasan. Tiga hari tanpa permintaan maaf. Bahkan melalui pesan singkat.
Aku tahu Kukuh datang ke kantor, tapi pergi setelah jam makan siang dan tidak kembali. Informasi dari Danish yang rajin memberitahu meski aku tak bertanya.
Dia hanya datang menandatangani dokumen - dokumen yang menunggu, mendengar laporan dari para bawahannya dan pergi tanpa banyak bicara. Danish bertanya - tanya padaku, menurutnya aku adalah orang yang paling tahu Kukuh saat ini. Meski dia salah.
Aku bahkan tidak tahu, seperti apa Kukuh saat berhadapan dengan apapun tentang Iska.
"Gue gengsi banget mau nanya ke Arthur. Chat-nya aja gue cuekkin. Masa gue nanya duluan." Siang ini aku, Danish dan Wenny makan bersama.
Topik yang dibicarakan masih Kukuh. Bos kami.
"Masa sih Kak Tities enggak tahu? Emang enggak telepon - teleponan?" Kali ini Wenny yang menginterogasiku. Entah untuk yang keberapa kali.
Aku hanya mengangkat bahu, berusaha tak acuh.
"Kalian berantem ya?" Danish menembak, "gara - gara Karawang kemarin? Hmm. Lemaaahh." Danish mengarahkan jempolnya ke bawah.
Meledekku. Tentu saja tidak kuhiraukan.
"Mukanya juga kayak abis berantem gitu, Tis. Kemarin lebih parah, sekarang udah mendingan sih. Lo enggak kepo nanya - nanya ke Mr. K? Enggak penasaran?"
Tentu saja aku penasaran, tapi apa boleh buat. Tapi aku berpendapat, jika Kukuh ingin aku tahu, dia yang akan menjelaskannya sendiri padaku. Tanpa perlu kutanya.
Soal lebam, sudah pasti dia berkelahi dengan Azhar. Tidak ada alasan lain. Artinya, dia masih peduli pada Iska. Meski perempuan itu sudah menjadi istri temannya sendiri.
"Tis," Danish menggenggam tangan kananku yang sekarang mengepal tanpa kusadari.
Aku menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan, Danish mengusap lenganku, menenangkan dan mengalihkan pembicaraan ke sebuah event musik bertema 90-an yang akan dihelat selama sebulan penuh. Dia mengajak Wenny untuk nonton bersama - sama.
Tidak lama ponsel Danish berbunyi, dia menjawabnya dengan wajah tegang. Dan kusadari, yang menelponnya saat ini adalah Kukuh.
"Mr. K lagi bertanduk, gue duluan ya. Ada yang urgent." Danish menyeruput minumannya dan meletakkan uang di atas meja.
***
Sudah bisa dibaca lengkap di KBM Aplikasi 🙏🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
SILHOUETTE (Lengkap Di KBM & KaryaKarsa)
ChickLitBACA LENGKAP DI KBM APLIKASI / KARYAKARSA... Apa bedanya siluet dan bayang - bayang? Keduanya berupa objek gelap efek luminitas cahaya latar belakang atau pantulan objek utama. Keduanya, sama. Tak kentara. Dunia kita berbeda.