Kau kuat, Taeyong!!

233 28 0
                                    

Tiba-tiba Taeyong merintih kesakitan. Mencengkeram kepalanya sendiri. Tangan yang lainnya meremas jemariku kuat-kuat sampai aku ikut kesakitan.

"Kau kenapa Yong!! Apanya yang sakit?". Tanyaku panik.

Aku mulai bingung. Taeyong tak kunjung menjawab dia masih sibuk dengan sakitnya. Kini tak hanya meringis tapi juga meronta.

Cepat-cepat aku memencet tombol darurat yang jauh dari tempatku. Susah sekali aku menggapai tombol itu karena tangan kananku digenggam erat olehnya.

Kini Taeyong bergelimpungan tak karuan diatas ranjangnya. Sampai-sampai jarum infusnya lepas dan tangannya berdarah.

Hatiku benar-benar sakit menyaksikan orang yang ku cintai dalam keadaan seperti itu. Menanggung rasa sakitnya sendirian.

Tak lama kemudian Dokter Kang beserta dokter lain yang juga di ikuti Suster tergopoh-gopoh masuk kedalam ruangan Taeyong.

"Dokter tolong dia ! Aku mohon!". Pintaku pada Dokter Kang. Kini aku tak bisa lagi bersikap sok tegar. Air mataku meleleh lagi.

"Kami akan berusaha. Sebaiknya kau keluar dulu!". Pinta Dokter Kang dengan raut cemas ketika melihat kondisi Taeyong.

Aku berniat untuk keluar dari ruangan itu. Namun genggaman tangan Taeyong semakin erat. Bagaimana bisa disaat dia kesakitan seperti itu dia masih punya kekuatan untuk menahan tanganku?

Dokter Kang hanya menatap tautan tangan kami. Mencoba membantu melepasnya. Namun entahlah Taeyong tak mau melepaskannya. Padahal saat ini dia berada dibawah alam sadarnya.

Rasa sakit yang teramat membuatnya akhirnya tak sadarkan diri. Namun jemari lentiknya tetap menaut diantara jemariku. Aku dan dokter Kang saling melempar tatapan aneh satu sama lain.

"Kau.. Tetap disini. Mungkin dia tidak ingin kau meninggalkannya". Sahutnya.

Akhirnya atas ijin Dokter yang ada disitu. Aku tetap berada diruangan itu. Sampai pemeriksaan itu selesai. Dan selama proses pemeriksaan tanganku tetap tak bisa lepas dari genggamannya.

Miriz rasanya saat Dokter itu menusukkan jarum suntik dilengan Taeyong. Itu pasti sakit sekali. Taeyongku pasti kesakitan.

Aku melempar pandanganku kearah lain. Tak tega melihat tangan pucatnya harus ditusuk benda itu. Aku melihat Dokter Kang dan Dokter lain saling berpandangan kemudian saling mengangguk. Apa maksud mereka.

"Jis ayo ikut aku!!". Ajak Dokter Kang.

Aku mencoba melepas genggaman tangan Taeyong yang sampai saat ini masih bertaut dengan tanganku.

Agak sulit memang. Tapi pelan-pelan aku bisa melepasnya. Sambil berjalan mengikuti Dokter, aku masih menoleh kearah Taeyong yang masih tertidur.

"Hanya sebentar Yong". Gumamku kembali melanjutkan jalanku.

Sesampainya diluar ruangan Taeyong  aku melihat Dokter Kang,Keluarga Taeyong dan Irene Noona  yang masih memeluk Jungwoo memasang wajah harap-harap cemas. Aku mendekat kearah mereka.

"Bagaimana Dokter?". Tanya Eomma Taeyong tak sabar.

"Ingatannya sudah pulih tapi dia harus segera dioperasi! Sekarang!". Tegas Dokter Kang dengan wajah serius. Semuanya terdiam.

"Lakukanlah!!Lakukanlah yang terbaik untuk adikku. Aku percaya padamu! Kang Seulgi". Irene Eonni menyahut sebelum didahului oleh sang Eomma.

Aku hanya bisa diam. Hanya bisa mengikuti alur mereka. Yang aku bisa hanyalah mendoakan untuk kesembuhan Taeyong.

Tak butuh waktu lama Dokter Kang dan Dokter yang lain kembali keruang perawatan Taeyong. Tidak ada perasaan lain selain cemas, khawatir dan takut yang terus menyelubungi hatiku. Tuhan untuk kali ini saja. Berikan kesembuhan untuk Taeyong. Aku masih ingin bersamanya. Aku mohon.

Lamunanku buyar sejenak mendengar roda ranjang rumah sakit yang menggesek lantai. Kulihat dari ruang ICU. Taeyong yang masih terpejam berbaring diranjang itu. Aku mengejar ranjang yang terus didorong oleh para Dokter yang siap membedah isi kepala Taeyong. Tak hanya aku, keluarga Taeyong pun mengikuti ranjang Taeyong yang hampir mendekati pintu ruang operasi.

Aku mencoba meraih tangan Taeyong yang pucat sebelum ranjang dorongnya memasuki kamar operasi. Aku tahu mungkin dia tak merasakan genggaman tanganku. Tapi aku percaya dukungan dan semangatku akan dirasakan olehnya. Benar! Aku percaya akan kekuatan cinta. Cintaku padanya mengalahkan segalanya.

Sampai akhirnya ranjang dorong milik Taeyong sampai dipintu ruang operasi aku terpaksa melepas genggaman tanganku.

Aku masih menatap wajah tampan yang kini masih terpejam. Sampai wajahnya tak terlihat lagi karena telah memasuki ruangan yang kini menentukan hidup dan matinya. Pintu operasipun tertutup rapat.

'Cepatlah keluar Yong! Aku yakin kau pasti bisa melewati semuanya. Kau kuat dan kau akan kembali lagi dalam pelukanku'.

TBC

Perahu Kertas -ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang