Teman

372 34 0
                                    

Dari setengah jam lalu fikri sudah menunggu nala di depan fakultas hukum, sesuai janji wanita itu padanya.

Dari arah pintu keluar fakultas nampak nala yang sedang berjalan ke arah fikri, fikri lalu berdiri dari duduknya dan tersenyum ke arah nala, nala hanya tersenyum samar.

"Jadi kita mau kemana" ucap nala

"Wow lo emang orangnya gak suka basa basi yah, lo ga nanyain gue udah nungguin lama atau belum ?"

"Gue tadi bilang tunggu jam 3, jadi kalo lo ternyata udah nunggu lama, itu bukan salah gue"

Fikri hanya mengangguk paham, wanita di depannya ini adalah wanita tercuek yang pernah ia temui sejauh ini, wanita yang tak peduli dengan pesona seorang fikri, karena memang fikri termasuk jajaran cowok famous di kampus ini, sama halnya dengan althaf.

"Gue gak punya rencana ngajak jalan lo yang anti mainstream, jadi seperti biasa aja gue mau ngajak lo makan dan nonton"

Nala hanya mengangguk dan setelahnya jalan beriringan kearah parkiran dimana mobil fikri berada.

Nala dan fikri sudah saling mengenal saat mereka sama-sama menjadi maba, mereka pernah satu kelompok waktu Ospek, Dan dari dulu sikap nala memang seperti ini, cuek dan bukan tipe orang yang mudah bergaul dengan lingkungan sekitarnya.

Dulu fikri memang sering berusaha mendekati gadis itu, ya hanya untuk berniat menjadi teman seperti yang lainnya, tapi nyatanya nala terlalu tertutup dan tak menyambut pertemanan fikri dengan terbuka.

Yang fikri tahu nala adalah mahasiswa yang sangat lempeng, ia tidak mengikuti kegiatan organisasi apapun, hanya ikut perkumpulan jurusannya saja, nala juga adalah wanita yang tak pernah banyak tingkah tak memiliki hobi mencari perhatian para cowok famous, dia hanya pergi kuliah dan setelah kuliahnya selesai ia akan segera langsung pulang, tak ada kegiatan nongkrong seperti kebanyakan cewek lainnya yang kerjaannya hanya menggosip di kantin kampus.

Dan jalan dengan nala tak sekaku yang fikri kira, nala bisa langsung menanggapi obrolannya dengan cepat, ternyata ngobrol dengan seorang nala cukup mengasikan, pengetahuannya cukup luas dan diajak bercanda pun nala dapat mengimbanginya.

Nala dan fikri sedang melihat-lihat poster film yang tayang pada hari ini.

“lo mau nonton apa ?” Tanya fikri

Nala tampak sedang menimbang-nimbang

“kalo Ant-man ?”

“lo suka film action ?”

“gue film apa aja juga suka” fikri tersenyum dan setelahnya memesan 2 ticket film Ant-man

Sambil menunggu film yang akan mereka tonton, fikri mengajak nala untuk makan di food court.

Setelah memilih tempat duduk fikri beranjak memesan makanan setelah sebelumnya menanyakan terlebih dulu kepada nala makanan apa yang akan di pesan gadis itu.

5 menit berlalu fikri sudah kembali ke tempat duduknya.

“gue kira cewek kayak lo gak suka film action, biasanya suka film drama-dramaan gitu kan”

“gue juga pencinta film drama romantic, tapi bukan berarti gue gak suka genre film yang lainnya, gue fleksibel kok kalo soal nonton, gue bisa nonton apa aja dan bakal menikmati setiap film yang gue tonton” fikri mengangguk-ngagukan kepalanya

“gue kira ngobrol sama lo bakal kaku gimana gitu yaa, secara anak-anak yang lain bilang kalo lo itu cewek si super kaku yang jarang banget bersosialisasi”

Nala tertawa pelan mengiyakan perkataan fikri

“gue emang kaku sama orang yang gak terlalu deket sama gue, gue bukan gak mau bersosialisasi tapi gue gak nyaman kalo berada di antara banyak orang gitu, makannya temen deket gue bisa gue itung pake jari”

“tapi sebenernya kalo udah deket sama lo, lo orangnya asik lah kalo diajak ngobrol” nala hanya tersenyum menanggapi ucapan fikri

“lo sendiri kenapa tiba-tiba pengen ngajak gue jalan” Tanya nala

“gue udah dari lama pengen ngajak lo jalan dari jaman kita masih maba, tapi lo ngehidarin gue mulu”

“bukan karna lo penasaran sama gue karna pernah liat gue nangis ujan-ujanan waktu itu ?” fikri yang sedang meminum minumannya tiba-tiba tersedak mendengar perkataan nala, fikri menatap nala kaget.

Kenapa nala bisa tau

“em gue emang penasaran, tapi serius gue ngajak lo jalan hari ini bukan karna mau nanyain lo kenapa waktu itu bisa hujan-hujan dijalan kayak gitu” nala menganggukan kepalanya percaya

“emang setelah hari itu gue jadi sering inget sama lo, makannya gak tahu kenapa gue jadi kepengen banget jalan sama lo, ya kita bisa berteman baik lah nal” nala tak menjawab perkataan fikri

“gue tulus pengen jadi temen lo nal”

“kita kan emang temen”

“maksudnya konteks temen yang bisa lo ajak jalan kalo lo lagi bête, temen yang bisa lo ajak curhat waktu lo lagi ada masalah” ucapan fikri emang terdengar tulus

“gue coba pikirin yah penawaran lo itu” ucap nala dan setelahnya mereka tertawa ringan.

Fikri memang tulus mengucapkan penawaran soal pertemanannya itu kepada nala, entah kenapa memang sejak kejadian ia melihat nala sedang menangis di tengah hujan waktu itu membuat ia tak berhenti memikirkan seorang nala, ia juga tahu kalau gadis itu sekarang yatim piatu, dan ada di diri fikri yang ingin menemani dan menjaga gadis yang sedang duduk di hadapannya sekarang.

*

Setelah menonton film Ant-Man fikri langsung mengantar nala pulang kerumahnya, walau sebenarnya fikri masih ingin mengobrol banyak hal bersama nala,  tapi ia urungkan niatnya itu mengingat ini pertama kali mereka jalan dan tentu tak enak kalau mengantar pulang nala kemalaman . Setelah mobil fikri sampai di depan rumah althaf fikri langsung turun dari mobilnya dan membukakan pintu mobilnya untuk nala.

"Gak perlu kaya gini kali fik" ucap nala seraya turun dari mobil fikri

"Gak apa-apa kali ini penghargaan bagi lo yang mau jadi temen gue"

"Gue belum bilang iya deh perasaan"

"Gue sih yakinnya lo mau temenan sama gue" fikri berkata dengan PDnya
Nala hanya tertawa singkat.

Althaf yang juga saat itu baru pulang dari rumah tiara, mengerutkan keningnya ketika melihat nala yang sedang mengobrol dengan fikri si mantan ketua BEM disamping mobil pria itu, bahkan mereka terlihat sangat akrab.

Sejak kapan nala dekat dengan fikri ?

Fikri yang melihat di sebrangnya ada althaf yang memerhatikan dirinya dan nala hanya melemparkan senyum samar ke arah althaf lalu mengarahkan pandangannya lagi ke arah nala.

"Yaudah kalo gitu gue balik yah nal"

"Oke" balas nala dan melambaikan tangannya singkat. Setelah mobil fikri menghilang di tikungan komplek, nala membalikan badannya dan melihat althaf yang masih duduk di motornya yang sedari tadi memerhatikan nala dan fikri. Nala menghampiri althaf

"Lo juga baru balik taf ?" tanya nala

"Sejak kapan lo deket sama si fikri ?" tanya althaf tanpa menjawab terlebih dahulu pertanyaan nala

"Sejak hari ini" althaf menaikan sebelah alisnya.

"Dia yang nemuin flashdisk presentasi gue tadi pagi, ya sebagai ucapan terimakasihnya gue jalan sama dia" althaf hanya memandang nala tanpa ekspresi.

Setahu althaf fikri memang tak punya citra buruk di universitas harapan, dia memang termasuk cowok famous lagian memang siapa yang tak mengenal si mantan ketua BEM, jadi melihat fikri yang tiba-tiba dekat dengan nala seharusnya bukan masalah, tapi tetap saja althaf merasa ada yang salah.

Tapi entah apa yang salah.

SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang