Pindah

411 31 1
                                    

Althaf baru pulang dari studio galaxy, ia memasuki perkarangan rumah miliknya sembari memijit lehernya yang terasa pegal, hari ini memang sangat melelahkan dari pagi hingga malam ia tak berhenti memotret client yang datang ke studionya itu.

Saat memasuki ruang keluarga, althaf menghentikan kakinya saat melihat nala yang sedang memegangi kedua tangan ibunya yang sedang terisak menangis.

Ada apa ini ?

Nala menolehkan kepalanya saat menyadari ada althaf yang memerhatikan ia dan ibunya.

"Emang kamu gak bahagia tinggal disini nal ?" ucap tante ayu sambil menyeka air matanya

Nala tersenyum tulus kearah tante ayu

"Mana mungkin nala gak bahagia tinggal disini, disini nala mempunyai keluarga baru tante"

"Terus kenapa kamu mau pergi, tante udah nganggep kamu kaya anak tante sendiri, tante sayang banget sama kamu"

Pergi ? Pergi kemana.

althaf masih setia di tempatnya berdiri, mendengarkan kedua wanita di depannya ini berbicara.

"Nala juga sayang banget sama tante, sama om juga, nala juga udah nganggep om dan tante kaya orang tua nala sendiri, nala sayang banget sama kalian berdua" nala mengucapkan kalimat ini dengan matanya yang berkaca-kaca

"Tapi nala tetep harus pergi tante"

Althaf melangkahkan kakinya mendekat kearah nala dan ibunya, dan duduk di sebelah ibunya

"Ini ada apa sih bu"

Tante ayu menoleh kearah althaf dengan bekas air mata di pipinya

"Nala mau pindah ke rumah neneknya besok taf"

Pindah ? Besok ?

Dan setelahnya althaf tak mengatakan apa-apa lagi.

*

Nala sedang mengemasi pakaiannya kedalam koper, agar besok pagi ia bisa langsung berangkat kerumah neneknya.

Pintu kamarnya berdecit menandakan ada seseorang yang masuk ke kamarnya, nala menoleh kearah asal suara dan menemui althaf yang melangkah menghampirinya dan duduk di tepi kasurnya.

"Kenapa lo gak bilang mau pindah besok"

"Ini gue mau bilang" ucap nala yang masih sibuk mengemasi bajunya tanpa memerhatikan orang yang sedang mengajaknya berbicara itu

"Lo bilang gak akan pergi"

"Gue berubah pikiran, gue juga butuh tinggal bersama keluarga gue"

"Apa lo pikir dirumah ini bukan keluarga lo ?"

"Kalian udah gue anggap keluarga gue sendiri, tapi gue juga kepengen tinggal bareng keluarga kandung gue"

"Lo bisa mengunjungi mereka tanpa harus pindah dari rumah ini nal"

"Iya taf, dan gue juga masih bisa mengunjungi rumah ini, kalo gue tinggal bareng keluarga gue, masih sama-sama di bandung kok taf, gue bakal sering main kesini"

Althaf hanya diam tak berniat lagi berbicara kepada nala. Ia kecewa, sangat kecewa tapi entah apa yang sangat membuatnya kecewa, entah kecewa karena nala yang akan meninggalkan rumah ini, atau kecewa karena ia tak akan bisa sering bertemu dengan nala lagi.

Tanpa berkata apa-apa lagi althaf melangkahkan kakinya kearah pintu kamar nala, dan menutup pintu itu dengan cukup kencang.

Nala cukup terkejut mendengar suara pintu kamarnya, dan menghentikan kegiatannya, lalu duduk di lantai kamarnya dan bersandar pada kasurnya.

Setelah bertemu dengan tiara 2 hari yang lalu, nala langsung menghubungi neneknya dan menyetujui permintaan nenek dan keluarganya itu untuk tinggal bersama mereka.

Keputusan yang ia ambil sudah bulat, kalau sebelumnya nala sempat sangat bimbang untuk tinggal bersama keluarganya, tapi setelah hari dimana ia bertemu dengan tiara, membuat ia yakin untuk tinggal bersama dengan keluarganya.

Ia akan memulai hidup baru, hidup baru tinggal bersama keluarga ayahnya, dan juga hidup baru dengan berusaha kembali membunuh cintanya.

*

Sejam yang lalu ia baru saja di jemput oleh nenek dan om nya, om alex suami dari tante riva untuk pindah ke rumah mereka.

Tante ayu, om david juga althaf ikut mengantarkan nala, bedanya bila tante ayu dan om david sibuk memberinya nasihat untuk tidak lupa selalu mengunjungi mereka ke rumah, althaf justru diam saja tak sedikitpun berkata pada nala, dan nala juga berusaha sebisa mungkin agar tak ada kesempatan untuk bisa mengobrol dengan althaf hingga 10 menit yang lalu sampai mereka bertiga pamit untuk kembali pulang.

Disini sekarang nala berada di ruang keluarga yang sangat megah, bahkan setiap ruangan di rumah ini sangat megah, terlihat sekali kalau pemilik rumah ini memang keluarga yang sangat berada.

Nala sibuk mengamati foto-foto yang terpampang di setiap sudut ruang keluarga ini, ada foto yang sangat besar tertempel di dinding ruangan berada di tengah-tengah, itu foto keluarga dengan ada omanya, kakeknya, 1 orang lelaki yang kabarnya kakak dari ayahnya yang sekarang tinggal di singapura mengurusi bisnis keluarga yang ada disana, lalu di ujung sebelah kanan itu pasti tante riva yang masih sangat belia. Dan di ujung sebelah kiri membuat nala tersenyum itu ayahnya, yang terlihat masih sangat muda mungkin itu saat ayah yang baru saja lulus kuliah.

Nala menoleh ke belakang saat mendengar suara seorang anak lelaki berlari ke arahnya dan setelah berada di hadapan nala, anak laki-laki itu tersenyum kepada nala, mungkin anak yang ada di hadapannya sekarang berumur 6 tahun dengan pipi yang agak chubby

"Ini tante nala yah ?" tanya anak lelaki itu

Nala berjongkok mensejajarkan tingginya dengan anak dihadapannya ini.

"Iya sayang"

"Aku gilang tante, kata mama aku punya tante yang mau tinggal disini"
Ini pasti anak tante riva, mata anak ini mirip sekali dengan tante riva

"Iya aku nala, tante kamu" ucap nala sambil tersenyum manis kepada gilang

"Nanti tante main ps sama aku yah, aku punya ps baru" ucap gilang dengan antusias

"Iya siap" balas nala dengan tak kalah semangatnya

"Yesss" ucap gilang dengan mengepalkan kedua tanganya

Nala tersenyum senang melihat gilang, sepertinya tinggal dirumah ini tak akan buruk, mengingat ia punya keponakan yang lucu seperti gilang, salah satu harapannya bisa mempunyai keponakan seperti temannya yang lain.

SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang