Yang Paling Mengerti

431 32 0
                                    

Semenjak nala tinggal dirumah althaf , nala dan althaf menjadi lebih sering berangkat dan pergi kuliah bersama bila jam kuliah mereka sama. Itu akibat dari paksaan dari althaf biar lebih hemat ongkos katanya.

Nala sebenarnya sih oke-oke saja bila harus pergi dan pulang bersama althaf, cuman dia jadi risih sendiri kalau jalan berdampingan bersama althaf, karena pasti banyak pasang mata yang melihat mereka keheranan, atau ada yang terang-terangan menatap mereka berdua tidak suka.

Althaf memang mempunyai banyak fans di kampus ini, maka tidak heran kalau nala jalan berdampingan bersama althaf ia mendadak menjadi pusat perhatian, seperti sekarang ini, nala mulai merasa jengah saat ada adik tingkat yang melihat dirinya dari ujung kaki sampai ujung kepala terlihat sekali kalau gadis itu sedang menilai penampilan dirinya.

"Ini yang bikin gue males kalau jalan bareng lo kaya gini, kan gue udah bilang kalau dari parkiran kita jalannya misah-misah aja." ucap nala kesal

"Emang kenapa sih, bukannya harusnya lo seneng yah bisa jalan sama cowok yang ganteng kaya gue."

Nala memutar bola matanya malas

"Iya itu karna kegantengan lo itu, dede-dede emesh lo itu liat gue kaya liat apaan, kaya gue gak pantes banget emang yah jalan disamping elo."

"Mereka iri aja gak bisa kaya lo, yang bisa jalan berdampingan bareng gue."

"Emangnya jalan berdampingan bareng lo merupakan sesuatu kebanggaan apa, sampai mereka natap gue selebay itu."

"Jelas suatu kebanggaan lah nal, mereka itu malah berangan-angan ada di posisi lo sekarang."

Oke dibalik semua perkataan super PD althaf, apa yang di katakan althaf memang benar, banyak sekali wanita-wanita yang mengantri bisa ada di posisi nala sekarang, bisa duduk di jok belakang motor althaf hampir setiap hari, bisa dengan jelas mencium aroma maskulin nya althaf, bisa jalan berdampingan dengan althaf.

Apa jadinya kalo mereka tau, bahwa nala dan althaf pernah mengobrol di dalam kamar yang sama, yang sering makan di meja makan yang sama, jadi teman ngobrolnya berjam-jam di tengah malam saat mereka sama-sama tak bisa tidur, bahkan nala sering melihat wajah polos althaf yang baru bangun dari tidurnya, mungkin mereka semua akan mimisan bila tau sedekat apa nala dan althaf sekarang.

Mungkin akhir-akhir ini banyak orang yang kebingungan melihat nala dan althaf yang tiba-tiba bisa sedekat ini, mengingat althaf lebih sering kemana-mana bersama ridwan atau mungkin lebih sering terlihat bersama dengan Tiara.

Ah iya ngomong-ngomong soal Tiara, Tiara sampai sekarang tetap menjadi teman wanita terdekatnya althaf. althaf masih sering bertemu dengan tiara dikampus atau janjian ke toko buku bersama, mengingat itu nala menjadi panas sendiri.

Tapi tiba-tiba nala tersenyum puas saat mengingat tiara pasti bahkan belum pernah melihat wajah polosnya althaf yang tertidur, jadi untuk sekarang tetap nala yang menjadi teman wanita terdekat althaf. Nala jadi tersenyum-senyum sendiri

Althaf yang melihat nala tersenyum-senyum sendiri mengerutkan keningnya bingung, refleks tangan althaf menyentuh dahi nala.

"Gak panas tapi yah." gumam althaf, nala yang kaget tiba-tiba merasakan tangan althaf ada di dahinya, lalu menepis tangan althaf pelan

"Kok lo pegang-pegang dahi gue."

"Lah elo kenapa tiba-tiba senyum sendiri, padahal belum ampe 5 menit barusan, lo ngomel-ngomel sama gue, sekarang tiba-tiba lo malah senyum-senyum sendiri, sakit yah lo"

"Ngaco ah, perasaan lo aja kali, gue gak ada senyum-senyum." nala berusaha mengeles

Saat althaf hendak mengatakan sesuatu lagi pada nala mendadak ucapannya terhenti saat ada seseorang menepuk bahunya pelan.

"Hai taf" sapa tiara dan tersenyum kearah nala

"Eh hai ra." ucap althaf santai

"Kita jadi ke gramedia bareng kan nanti beres ngampus ?" semalam tiara mengirim chat ke whatsapp althaf dan mengajak cowok itu ke gramedia bersama, althaf yang notabennya sangat menyukai tiara tanpa berpikir panjang langsung mengiyakan ajakan tiara.

"Iya jadi tapi nanti sore aja yah, hari ini gue berangkat bareng nala, jadi harus nganter dulu nala pulang." nala yang namanya disebut langsung mengibaskan telapak tangannya cepat

"Gak usah gue bisa pulang sendiri kok"

"Engga, lo tetep pulang bareng gue"

"Lo ada janji juga kan sama tiara, gue bisa naik ojek online."

"Gue bilang engga ya engga yah nal." ucap althaf dengan tegas

"Santai aja nal, kita bisa pergi sore kok" ucap tiara lembut dengan senyum manisnya.

Oke nala sangat mengakui kalau senyum tiara memang manis sekali, jadi tidak heran kalau althaf bisa menyukai tiara dari sangat lama sekali, dan lagi-lagi hati nala terasa panas.

Nala tak bisa membantah apa-apa lagi, setelahnya ia merasa canggung ada di antara tiara dan althaf yang saat ini sedang mengobrol.

Dari arah kantin, nala melihat tina sedang melambai-lambai kan tangan kearahnya.

Oh tina si penyelamat gue

"Eh taf, tina manggil gue, gue duluan yah." ucap nala sambil menunjuk ke arah tina

"Tiara gue duluan yah." tiara hanya melambai singkat sambil tersenyum kepada nala

Tanpa menunggu persetujuan althaf nala melesat meninggalkan tiara dan althaf.

*

Sesampainya di kelas, tina menarik tangan nala untuk segera duduk

"Gue datang di waktu yang tepat kan" ucap tina setelah menduduki tempat duduknya.

Nala menatap tina bingung

"Jadi lo baik-baik aja kan ?"
Tanya tina lagi, nala semakin mengerutkan keningnya kebingungan dengan arah pembicaraan tina

"Maksud lo apa ?"

"Perasaan lo"
Seketika nala menatap tina kaget

"Jadi lo..."

"Iya gue tau"

"Kenapa bisa lo.."

"Kenapa bisa gue tau maksud lo ?"

"Gimana mungkin bisa gue gak tau, gue tau gimana cara lo natap althaf dengan cara yang berbeda, gimana lo bisa tiba-tiba jadi salting waktu althaf ada di deket lo, muka lo yang tiba-tiba memerah waktu ga sengaja kontak fisik sama dia."

"Sejak kapan ?"

"Gue gak ngerti sejak kapan, yang jelas gue udah tau lama banget."

"Gue sengaja gak ngungkit-ngungkit ini kalo bukan elo sendiri yang cerita, tapi lo terlalu tertutup soal perasaan lo itu kesiapa pun termaksud gue."

"Sorry tina gue cuman gak berani sekedar cerita sama lo"

"Gue ngerti, tapi mulai sekarang lo bisa berbagi sama gue."

Nala menatap tina ragu

"Gue masih sahabat lo kan ?"

"Cuman lo satu-satunya sahabat gue."

"Kalo gitu lo bisa berbagi semua beban perasaan lo itu ke gue, gue emang gak bisa ngasih solusi atau saran, tapi seengganya gue bisa janji jadi pendengar yang baik."

"thank you tina, only you most understand me"

Nala merasa beruntung mempunyai sahabat seperti tina yang tak pernah memaksa, yang tak pernah menghujat, dan yang paling mengerti dirinya.

Dan selama ini gadis itu bisa tau perasaannya terhadap althaf, tapi kenapa althaf yang jauh lebih dulu mengenalnya tak sedikitpun peka terhadap perasaannya.

SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang