tanpa satupun yang tahu, mereka kesepian.
kyungsoo hanya ingin melindungi dirinya dari segala omong kosong dunia setelah sebagian orang yang pernah singgah di dalam hidupnya, mereka yang ia percaya, pada akhirnya pergi tanpa peduli dengan menorehkan...
ah, bagi sunny, tiada hari yang lebih sial dari hari senin ini. bangun pagi merupakan salah satu bagian dari beban hidup sunny karena "i'm not a morning person," begitu katanya. sejak masuk sekolah menengah atas, sifat buruk dalam dirinya semakin mendominasi. karena faktor itu, tidak heran nama sunny menjadi langgangan di buku hukuman yang harus diisi setiap murid yang dihukum. setiap murid yang bermasalah diberi salah satu syarat untuk terbebas dari pengurangan nilai akademik; pertama membersihkan halaman/kelas/toilet, sedang pilihan kedua membayar rp100.000.
"yah, mending gue capek ngepel sama nyabutin rumput daripada duit gue melayang. lumayan bisa ditabung buat keliling dunia."
8:45 am
sunny sudah berada di lobby sekolah tengah berdiri dengan kedua tangan dilipat di atas perut.
"kampret juga tuh si jongin sengaja ga bangunin gue tadi pagi," kaki kanan sunny memukul lantai berkali-kali karena emosinya meluap-luap, "liat aja si ireng bakalan gue bales!"
setelah diceramahi dengan banyak kata yang keluar dari mulut pak sooman aka kepala sekolah paling greget, sunny dipersilakan masuk ke kelas. dan selama pelajaran berlangsung, yang sunny lakukan adalah menutup wajahnya dengan buku apa saja yang ditemuinya di atas meja dan terlelap seakan ia sedang berada di rumah neneknya.
berhubung guru yang sedang mengajar adalah guru pengganti bernama siwon, sunny tidak begitu ambil pusing dan akan melakukan apa saja sesuka hatinya tiap pelajaran pak siwon. begitu juga dengan guru tampan itu, ia lebih memilih diam saat tahu salah satu murid bengalnya itu tidak memberi perhatian padanya dan hal itu akan berdampak buruk pada nilai sunny. pak siwon akan mengurangi 3 poin ketika muridnya tidak memperhatikan atau melanggar hukum sekolah.
10:09 am
bel sekolah tanda istirahat menggema diikuti sorakan senang para siswa yang sudah menantikan istirahat sejak jam pelajaran di mulai-memekakan telinga pak sooman dan selalu berhasil membuat pria tua itu menggerutu sendirian.
"haah akhirnya bisa makan!" sunny melangkah keluar kelas seorang diri. dia memang tidak memiliki teman dekat untuk diajak makan bersama. perempuan itu sudah biasa sendiri dan ia lebih nyaman begitu.
baru beberapa langkah ia keluar dari kelas, sesuatu menginterupsi. bukan sesuatu, melainkan segerombol anak laki-laki yang sebagian sudah ia kenali wajahnya dan beberapa anak di dalamnya berwajah asing di mata sunny.
dua orang yang ia tahu adalah jongin dan chanyeol, si playboy kelas kakap, yang di sebelahnya berdiri seseorang yang beberapa hari belakangan ini berhasil mengalihkan pikirannya. matanya memicing untuk memastikan pengelihatannya tidak salah.
"anjer!" serunya tidak percaya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
segerombolan anak itu melangkah ke arah sunny berdiri. untungnya, mereka semua sedang sibuk berbincang jadi kemungkinan besar tak ada yang melihat keberadaan sunny dan hal itu ia jadikan kesempatan untuk berlindung di balik tiang penjaga di dekatnya.
saat segerombolan laki-laki populer seantreo sekolah-bahkan juga dikenal di beberapa sekolah tetangga-melewati tempat persembunyian sunny. ia mendengar sedikit perbincangan mereka.
"jong, ayolah nanti sore ikut nongkrong!"
"lo kan tau sendiri, gue harus bantu di restoran. kalo gak, ada anjing galak, abis gue."
"lah, bukannya lo anjingnya?"
"anjing lo," balas jongin dengan suara khasnya.
"emang lo punya anjing, jong?"
"ada, tuh si sunny anjingnya."
hampir saja sunny akan melompat keluar dari persembunyian dan langsung menerjang jongin kalau saja ia tidak ingat bahwa keberadaannya sedang terancam saat ini.
"gue harus ottoke?!" ujarnya panik.
"eh, tunggu tunggu, cowok itu kok ada di sini ya? kenapa gue belom pernah liat??"
5:00 pm
untungnya, senin ini kelas selesai beberapa menit lebih cepat. tentunya sunny tidak akan lupa dengan hukumannya yang sudah ia pilih pagi ini, yaitu membersihkan halaman sekolah. karena sudah menjadi kebiasaan perempuan itu mencabuti rumput, jadi ia akan baik-baik saja. ia akan menuntaskan pekerjaan itu dengan cepat dan langsung bersiap untuk membuka restoran.
sunny sudah mengganti baju seragam menjadi baju olahraga, memakai sarung tangan putih, dan kain lap keringat disampirkan di bahunya. sebuah ember kecil ia letakkan di sisinya dan ia siap mencabuti rumput-rumput liar yang setiap hari tidak ada habisnya.
6:00 pm
sunny sudah menyelesaikan bagiannya dan kini saatnya ia pergi ke restoran setelah mencuci tangannya. ia memutuskan untuk mandi di kamar mandi restoran karena waktu yang ia miliki tidak banyak. walaupun sudah ada jongin di restorannya, ia tetap tidak bisa mempercayakan 100% kepada laki-laki itu. jadi, sunny memilih untuk berlari sedikit lebih cepat. ketika sampai pada tikungan dekat lapangan sekolahnya, ia hampir membuat dirinya dan seseorang terluka kalau saja ia tidak segera menghentikan langkah kakinya.
"anjir anjir!!" sunny memegang dada kirinya, merasakan jantungnya yang seakan sedang dipompa 50 kali/menit. ia mengingat lagi sudah berapa kali ia terkejut hari ini dan sempat berpikir apakah kejut jantung ini bagus untuk kesehatan jantungnya atau tidak.
tapi, seseorang di hadapannya yang tengah menatapnya dengan bola mata hampir keluar-sepertinya sama kagetnya dengan sunny-membawa sunny pada dunia nyata. sunny mengerjap beberapa kali begitu ia tahu dewi fortuna sedang tidak berpihak padanya. berdiri seorang laki-laki yang eksistensinya sudah diketahui oleh sunny bahkan dikagumi oleh perempuan itu namun sampai saat ini ia masih belum tahu siapa namanya.
padahal sejak istirahat siang tadi, ia sudah bersusah payah agar tidak ketahuan olehnya.
"ah, ha-halo?"
sunny merutuki dirinya dengan berbagai macam binatang di dalam hati. ia menyadari, lebih baik ia mengatakan maaf terlebih dulu daripada menyapa.
"mm, maksud gue, sori-sori gue tadi lari.." perempuan itu mengoreksi ucapannya seraya menggaruk bagian belakang kepala yang tidak gatal.
laki-laki itu sudah memasang wajah normalnya dan hanya mengangguk pelan sebagai jawaban.
keheningan beberapa saat membawa sunny pada kejadian beberapa hari lalu. malam pertama mereka bertemu yang merupakan malam pertama sunny merasakan cubitan-cubitan menggelitik di dalam perutnya.
"eh iya, kok lo ada di sini?" pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulut yang jarang terfilter milik sunny.