Uhh.. Ugh.. Haaah....
Mataku.. Buram.. Dimana ini? Tunggu.. Masih buram..
Aku terduduk dan mengucek mataku, tapi aku sadar tangan kiriku sudah tidak bisa mencapai kelopak mataku. Ah... Jadi bukan mimpi ya..
Tu-- Kalau bukan mimpi?! Aku sudah ma-
Aku melihat suatu pemandangan yang... mungkin akan sangat sulit sekali untuk menggambarkannnya.
Saat pandanganku beredar, hanya ada mayat prajurit yang tumbang. Dengan aroma terbakar serta darah yang membusuk, aku cukup sesak hanya untuk menarik nafas saat ini. Kondisinya tidak ada yang utuh. Awan yang berubah menjadi kecoklatan akibat asap yang ditimbulkan.
Permukaan tanah yang tertutup sempurna. Naasnya, aku tidak bisa melihat satu celah yang menampakkan lebatnya rumput diantara mayat itu.
Setiap mayat yang kulihat, setidaknya sudah terbelah menjadi dua. Bahkan terkadang aku hanya melihat kepala manusia yang bergelinding bebas. Begitu pun dengan kuda mereka. Semuanya sudah tidak bernyawa, tanpa kaki bahkan kepala. Zirah yang mereka kenakan seolah tidak mampu menahan suatu serangan.
Tapi serangan apa? Siapa yang menyerang mereka semua?
Aku ingin berdiri, tapi punggungku masih terasa sakit. Kakiku juga.
Walaupun begitu, aku sama sekali tidak betah disini. Di sekelilingku hanya terdapat bongkahan daging manusia.
Aku berada di sebuah lingkaran besar, sekitar empat langkah dari tempatku hingga aku bisa menginjak mayat mayat itu. Jadi, di sekitar tubuhku tidak ada mayat sama sekali, rumputnya masih terasa lembut saat kusentuh.
Kejadian ini, seolah aku sedang dilindungi. Ah! Ada seseorang yang datang menolongku! Tapi.. Tapi siapa?
"A-Apa ada orang lain disini!? *Uhuk Uhuk!"
Tidak bisa, jangan dipaksakan. Aku, setidaknya ingin mencari orang itu. Tapi siapa dia?
"Tuan, anda sudah bangun?"
Disebelah kiri!
"Apa kau yang menyelamatkanku?! Terima kasih ba--"
Tidak mungkin. Apakah ini masih mimpi? Kurasa iya... Kurasa ini masih mimpi.
"Ada apa tuan?"
Berujar dengan nada yang begitu datar, aku hanya terpaku seraya menyeret tubuhku menjauhi dirinya.
"Siapa namamu?"
"Namaku, Toru Jiqfred tuan."
Ya.. Toru Jiqfred. Orang yang seharusnya sudah mati oleh tusukan pedangku.
Tapi sekarang, dia memang sudah berubah. Matanya menghitam, seluruhnya, hingga aku mengira hanya ada lubang di tempat bola mata seharusnya berada. Tanpa zirah lagi, dia mengenakan jubah hitam yang menutupi seluruh tubuhnya, dari bahu hingga tengah betisnya. Saat dia duduk bersila, aku mengintip dibalik jubahnya. Hanya pakaian biasa serta celana panjang. Anehnya, sepatu yang ia kenakan masih sama saat dia hidup.
"Ba-Bagaimana kau masih hidup?"
"Pedangmu tuan. Dalam alam bawah sadarku, aku di beritahu untuk menjadi budakmu. Nyawa dan hatiku sudah tidak ada. Hanya tersisa ragaku ini saja."
"Pedangku? Memangnya pedangku ini pedang apa?"
"Maaf tuan, aku tidak tahu pastinya. Tapi jika tuan berkata demikian, aku harus berkata jika pedang ini mampu menghidupkan orang mati, dan membuatnya menjadi budak tuan."
Apa memang begitu? Aku.. tidak tahu.. Aku tidak ingat apapun.
"Tapi aku benar benar tidak membutuhkan budak. Aku hanya ingin pulang. Aku sangat berterima kasih, aku akan membalas jasamu, tapi jangan menjadi budakku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost : Coming Home
ActionAku kehilangan ingatanku, tapi apa dayaku? Apakah aku harus panik? Kurasa tidak... Seekor kupu kupu yang menemaniku, menuntun arah menuju sebuah apel manis yang matang pada pohon yang rindang. Dan seperti itu, hanya seperti itu.. Saat seseorang data...