Nama : Salma Dhiya
Karya : @salmadhiyaSalsa, seorang gadis yang kini tengah menatap pantulan dirinya di depan cermin. Ia tersenyum puas dengan tampilannya. Seperti biasa, cantik dan anggun.
Dia mengambil sling bagnya yang berada di ranjang. Segera turun dari kamarnya menuju lantai utama. Jam menunjukkan pukul 7 malam, Salsa tidak sabar menunggu kedatangan kekasih hatinya.
"Sal, mau kemana kamu?" tanya perempuan yang sedang menonton televisi di ruang keluarga.
"Suka-suka gue dong. Lo nggak usah sok peduli gue mau kemana," jawab Salsa sewot. Lalu melanjutkan langkahnya menuju pintu.
"Nggak, kamu nggak boleh keluar, kamu mau kencan sama cowok itu kan?" Perempuan tadi mengejar Salsa untuk berhenti.
"Kakak nggak usah ikut campur urusan gue! Gue muak!" jawab Salsa angkuh.
"Sal, dia bukan cowok baik-baik asal kamu tau." Anafi masih berusaha mencegah Salsa untuk tidak jadi kencan dengan pacarnya
"Apa peduli gue? Udah deh, nggak usah sok perhatian. Mama sama Papa lagi nggak ada. Mau caper sama siapa lo?" Salsa yang mengenakan heels lima senti, terlihat lebih tinggi dari sang kakak, sehingga Salsa memandang Anafi yang di depannya sedikit menunduk.
"Aku nggak cari perhatian sama siapapun, aku peduli karena kamu adik kakak."
Salsa mengibaskan tangannya ke udara, terlihat masa bodoh. "Udah, gue mau keluar." Salsa menyingkirkan tubuh Anafi dengan sedikit dorongan di bahu.
"Jangan bilang ke mereka kalo gue keluar malam ini. Kalau lo bilang, lo tau akibatnya," ancam Salsa ketika sudah berada di dekat pintu, dia menatap tajam kearah Anafi yang masih berdiri di posisinya tadi.
Salsa membalikkan tubuh, lalu menutup pintu secara kasar. Anafi hanya bisa mengelus dada secara sabar. Salsa sudah terbiasa bersikap kasar kepadanya di belakang orang tua mereka, dari dulu. Dan sampai saat ini, Anafi tidak tahu apa penyebabnya.
****
Salsa berdecak malas ketika dia turun dari kamarnya, dan mendapati kedua orang tuanya serta anak kesayangan mereka tengah bercanda hangat di meja makan. Salsa menyesal keluar dari kamar.
"Kamu baru bangun, Sal? Anak gadis kok jam segini baru bangun sih, lihat tuh kakak kamu udah siapin sarapan buat kita." Mamanya yang pertama kali menyadari kehadiran Salsa, langsung angkat bicara.
"Sini, Sal. Kakak buatin sandwich kesukaan kamu." Anafi tersenyum semangat melambaikan tangannya kepada Salsa agar duduk di sebelahnya.
"Kok malah diam sih, Sal. Masakan Anafi enak loh." Sang Papa ikut angkat bicara membuat Salsa semakin dalam mood terburuk. Ucapan Papanya seakan menyindir telur ceplok Salsa yang kelebihan garam kemarin, mengakibatkan semua anggota keluarga tidak jadi makan.
Dalam diam, Salsa mengeraskan rahang untuk menahan emosinya. Dia paling benci jika sudah di banding-bandingkan dengan sang Kakak.
Salsa membalikkan tubuh bersiap untuk kembali ke kamar. Tidak peduli dengan pertanyaan kedua orang tuanya dan Anafi yang meneriaki namanya.
****
Salsa berdiam diri di balkon kamarnya, ini hari sabtu, otomatis sekolah libur. Biasanya Salsa akan menghabiskan waktu libur untuk me time. Tapi pagi ini moodnya sedang berantakan.
Salsa menghela nafas, tiba-tiba dadanya terasa sesak. Dia selalu memikirkan kesalahan apa yang pernah dilakukan sehingga kedua orang tuanya seolah-olah tidak pernah menyayanginya.

KAMU SEDANG MEMBACA
CERPEN
Short StoryIni adalah kumpulan cerpen karya member LWT Wattpad. Suatu grup chat di Whatsapp dengan member yang ingin belajar lebih dalam bidang kepenulisan.