Tidak ada hari dimana para laki-laki di kelas 2-D tidak membicarakan hal ini.
"Aku bertaruh 2 buah Roti Yakisoba bahwa Tsukishima pemenangnya, ditambah dia juga sangat cantik..", gumam teman sekelasku Kanasaka dengan percaya diri, lalu murid laki-laki lainnya mengangguk secara khidmat.
"Jangan lengah. Di forum ini kita bukan membicarakan postur ramping! Kita membicarakan ... dada!"
"Haish, aku bertaruh 2 roti yakisoba ditambah dengan puding untuk Kirishima! Dia tidak mungkin kalah! Kalian tidak bisa menyangkal ukurannya bukan?"
"Hooooo...."
Ekspresi takjub dan tatapan kurang ajar mereka terfokus pada gadis-gadis pada jam istirahat
"Haruki! Kau ikut bertaruh tidak?"
"Aku pass"
"Wow, itu jawaban yang dingin! Apa kau benar-benar seorang pria? Jika ada kesempatan
untuk mendaki, maka mendakilah!"
Kawanan laki-laki yang dipimpin oleh Kanasaka mulai menunjukan reaksi berlebihan terhadap jawaban tak acuh dariku.
Aku tidak terlalu mempedulikan reaksi mereka. Hanya dengan memikirkan tentang "gadis" saja aku sudah membayangkan pengalaman burukku yang terjadi karena bertemu dengan Yukimura belakangan ini.
Aku tersenyum dengan sedikit meledek, "masa remaja kalian bisa sangat hebat, ya"
"Hei, kita berumur 17 tahun! Jangan ganggu angan-angan kami"
"Ya benar! Jangan hancurkan khayalan kami. Kami masih menyukai perempuan!"
...Berhentilan membuatku seakan-akan aku membenci perempuan. Aku masih suka dengan perempuan, paha dada atau apapun itu, hanya saja perempuan yang ada di sekitarku membuatku tidak nafsu makan akhir-akhir ini.
Saat separuh kelas menjadi kosong, aku ditinggal sendiri. Walaupun aku sudah terbiasa dengan situasi ini, aku akan tetap tertarik jika mendapat tawaran yang normal.
"Aku sedang berpikir untuk pergi makan, apakah ada yang mau ikut denganku?"
Hirata berkata sambil berdiri.
Aku kagum dengan sifatnya itu. Well, aku tahu sifatku dan Hirata itu sangat kontras, tetapi apa salah mencoba untuk menjadi dirinya. Apa aku ambil saja tawaran itu?
"Aku ikut!" "Aku juga! Aku juga!"
Ketika aku melihat Hirata dikelilingi oleh anak perempuan, aku mengurungkan niatku.
Kupikir Hirata cukup hebat juga. Seorang ikemen seperti dia sudah sewajarnya jika dikerumun oleh para gadis-gadis cantik. Tunggu, apa ini? Apa aku sedang iri akan pesonanya itu?
Merasa sedikit kesepian karena tidak adanya anak laki-laki lain, Hirata melihat ke sekeliling ruangan. Saat dia melihatku, mata kita bertemu. Aku rasa dia berpikiran untuk mengajakku?
...Apa ini kesempatanku?
"Um...Hirose—"
Hirata mencoba memanggil namaku, tapi saat itu juga,
"Hirata-kun, ayolah!"
Gadis-gadis memegang tangan Hirata, tentu saja Yoshitaka Yuriko juga berada di dalam kerumunan itu, lalu mengajaknya pergi.
...Apa yang aku harapkan?
Dengan enggan, aku berdiri dan memutuskan untuk pergi ke kafetaria sendirian.
Dalam perjalanan menuju kafetaria, langkahku tiba-tiba dihentikan oleh seorang gadis. Aku menoleh, dan ternyata itu adalah Yukimura Yuki.
"...Selamat siang.. Sudah kuduga, sedang berjalan-jalan sendirian rupanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SCENARIO : Teen Romantic Comedy
Teen FictionEntah sudah beberapa kali pukulan gulungan kertas itu mendarat di kepalanya. "Jangan melamun..! Gunakan kepalamu" "..tunggu, apa?" "Cepat selesaikan kasusnya atau kau harus berurusan dengan kepala dewan sekolah dan mendengarkan ceramahnya selama 3 j...