#Event_Antologi_MoralCode_KPFI
Judul : Kesabaran Hati
*****
Suasana di kantor terdengar ricuh saat sang atasan sedang memarahi salah staf pekerja yang bermasalah. Ada yang memandang kasihan, meremehkan, menghina bahkan mengejek semua tugas yang di kerjakan tidak becus.
"Saya sudah mengatakan kepadamu berulang kali. Saya hanya menyuruh kamu memeriksa lebih dalam lagi surat itu. Jika begini saya yang salah. Semuanya jadi berantakan." Rifan sang Bos merasa mendidih kepalanya saat anak buahnya yang dia nilai tak becus melakukan kesalahan.
"Maaf Pak. Ini bukan salah saya atau Mbak Melani. Bapak sendiri yang salah." Teuku merasa ini tidak adil.
"Jadi kalian ingin saya yang dipersalahkan?" tanya Rifan ketus.
"Jelas sekali itu salah Bapak sendiri. Mbak Risa sudah menunggu Bapak kemarin sampai lembur hanya meminta tanda tangan, tetapi Bapak malah pergi. Jadi Bapak tidak bisa menyalahkan saya atau Mbak Melani," kata Teuku emosi.
"Ho ... ho ... jadi kalian begitu, ya. Kalian menyalahkan saya atas peristiwa kemarin." Rifan memandang Melani yang sedang tertunduk.
"Coba kamu bicara Melani. Siapa yang salah di sini? Kalian atau saya?" lanjut Rifan bertanya.
Melani tak berani bicara dan bertatapan langsung dengan bosnya.
"Nah, lihat dia tidak mau bicara jadi saya akan katakan ini salah kalian," tawa Rifan dengan sinisnya merasa menang melawan bawahannya.
"Oke Pak. Terserah Bapak mau berkata apa saja, tetapi bisa saya tegaskan di sini kami tidak salah. Memang kami tidak akan menang melawan Bapak. Bapak hanya seorang pengecut bagi saya," ujar Teuku kesal.
Rifan menggeram marah mendengarnya.
"Ayo Mbak Melani kita keluar. Kita saja nanti siapa yang salah." Teuku menyeret tangan Melani menuju pintu keluar.
*****
"Mbak Melani, kok diam saja sedari tadi?" Entah apa yang ada di pikiran rekan kerja Teuku ini. Dia hanya diam saja padahal bukan dia yang salah.
"Kamu tidak akan menang bila berhadapan dengannya, Teuku," jawab Melani acuh sambil mengaduk es teh di depannya.
"Tidak bisa seperti itu Mbak. Jangan mau disalahkan oleh Bos Rifan. Jelas beliau yang salah," geram Teuku menahan kesal.
"Bos Rifan akan mencari kesalahan tiap orang jika beliau terpojokkan," ungkit Melani dengan jelas.
"Bos yang aneh. Mana ada Bos seperti itu bukannya menjadi pemimpin yang bijak malah menjadi Bos yang suka memerintah seenaknya sendiri."
"Kamu lihat Pak Rusman yang sedang menyapu di sana, Teuku?" Melani menunjuk ke Office Boy yang sedang menyapu.
"Iya Mbak saya tahu Pak Rusman. Memang ada apa?"
"Dulu Pak Rusman itu kepala OB di sini tetapi karena ucapan Pak Rifan pada akhirnya beliau diturunkan lagi menjadi OB," tutur Melani menghela napas panjang.
"Memang ada apa dengan beliau, Mbak?"
"Hanya gara-gara Pak Rusman masuk ruangannya untuk mengantarkan kopi di pagi hari beliau dituduh mencuri uang," papar Mbak Melani melihat Pak Rusman yang sedang mengelap meja kantin.
"Berapa uang yang dituduhkan, Mbak?" Teuku penasaran dengan ucapan Melani.
"Hanya dua ratus ribu, Teuku."
"Dua ratus ribu?" Teuku hanya menggeleng kepala saja.
"Ya, kamu tahu sendiri dengan ucapan yang dikeluarkan oleh Pak Rifan semua bisa berbalik dan tidak sesuai fakta. Beliau menggunakan kekuasaannya untuk mengeluarkan orang yang tak di sukainya. Sekali bicara dia dengan mudahnya mengeluarkan orang tersebut meski orang itu tak salah," terang Melani dengan tatapan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lagu untuk Cinta
Short StoryKumpulan kisah cinta dari berbagai ost lagu yang manis nan menyentuh