“Lo aja yang ngasih” bisik cewek itu kepada Ashyla
“Lo kok gue, bolanya kan ada di depan lo, udah kasih sana tu kak Vero udah nungguin” ujar Ashyla kepada sahabatnya itu
“Aqilaaaaa bolanya donggg” teriak Farhan dan Azka bersamaan dengan melambaikan tangannya
Dengan rasa canggung Aqila pun mengambil bola itu dan melemparkannya ke arah Azka dan Farhan bukan kepada Vero. Yaa karena Aqila sedikit akrab dengan Azka ketimbang dengan Vero.
Farhan dan Azka adalah sahabat Vero dan juga mereka satu kelas XI Mipa 3, sekaligus hobby mereka bertiga sama. Berbeda dengan Alvero, Farhan dan Azka lebih pecicilan dan lebih suka tebar pesona kepada cewek-cewek.
*
Setelah kejadian itu, Aqila masuk ke dalam kelasnya dan disusul oleh sahabatnya. Ia duduk dibangkunya dan meneggelamkan wajahnya dibalik tangannya, entah apa yang ia fikirkan sekarang. Sahabat sahabatnya bingung dengan sikap Aqila, tidak biasanya dia seperti itu.
“Jalan yuk, bosan di kelas mulu” Aeryn memcoba memecahkan keheningan di kelasnya itu“Bentar lagi kan masuk belajar matematika. Entar kalau kita jalan jalan terus bu Mega udah di kelas duluan, kita bakal dapat omelan” kata Alika menolak ajakan Aeryn
“Alika Alika kamu itu gimana sih, ibu kan udah ngasih tugas buat kita. Ibu bilang kalau nanti pas jam pelajaran matematika dia nggak masuk”. Tegas Risyah kepada sahabatnya itu.
“Tetap aja dong kita nggak bisa jalan jalan, kita kan udah di kasi tugas sebagai ganti ibu nggak masuk. Harusnya itu kita ngerjain bukan malah keluyuran” ucap Alika dengan nada yang menyindir
“Yahh lo kalo nggak mau ikut yahh nggak usah banyak ngomong” balas Risyah dengan nada kesal
“Gue kan cuman ngomong apa adanya. Kalau ada tugas yahh dikerjain. Kok lo malah nyolot” Alika menjawab dengan sedikit emosi
“Lo tuu yang........”
“Udah deh kalian kalau mau ribut jangan di sini” bentak Aqila memotong pembicaraan Risyah sambil menggeprak meja
Seketika sahabatnya terdiam, mereka heran kenapa Aqila tiba tiba marah. Aqila memang sering marah walaupun hanya masalah sepele, tapi kali ini beda dia marah tanpa sebab apapun.
“Lo kenapa si La?” tanya Della dengan wajah bingung
“Iyya La, kalau kamu ada masalah cerita sama kita, kitakan selalu ada buat lo” tambah Aeryn sambil mengelus elus punggung sahabatnya itu
“Kepala gue pusing” jawab Aqila dengan kepala yang disandarkan ke kursi
“Kalau gitu kita anterin lo ke UKS aja” Ashyla membuka suara setelah sedari tadi diam melihat tingkah sahabatnya
Aqila hanya menggeleng. Yang dia butuhkan sekarang adalah ketenangan. Entah kenapa moodnya tiba tiba buruk.
Semuanya bungkam melihat tingkah Aqila yang aneh hari itu.“Woyy pada ngapain kok diem diem aja?” Daniel tiba tiba masuk kelas dan langsung duduk di atas meja Aqila
“Iyya kok diem, pada galau yahh?” tambah Arya yang berada di belakang Daniel
Aqila dkk langsung menatap tajam ke arah Daniel dan Arya.“Tatapan kalian serem tau” ujar Daniel sambil berdiri
“Kalian pada PMS ya? Yaudah kita pergi aja Niel sebelum kita habis diterkam sama cewek cewek ini” Arya menarik lengan Daniel dan langsung keluar kelas
Daniel dan Arya memang suka sekali mengganggu temannya, mereka sering dijuluki pengganggu. Tapi mereka juga tau kapan waktunya bercanda dan kapan waktunya serius.
*
Jam menandakan pukul 4 sore. Aqila dkk berjalan menuju parkiran. Dalam perjalanan tidak ada percakapan diantara mereka seperti biasanya. Mereka mengerti kalau salah satu diantara mereka sedang bermood jelek. Sesampainya diparkiran mereka berjalan ke mobil mereka masing masing.
“La, lo bisa pulang sendiri kan?” tanya Della sebelum memasuki mobilnya
“Atau mau kita anterin sampai depan pintu apartemen lo?” tambah Aeryn sambil berjalan menghampiri Aqila
“Iyya La, kita takut lo kenapa-napa dijalan” ucap Alika dengan wajah cemas
“Gue nggak papa” jawab Aqila singkat sambil memasuki mobilnya
Tidak ada lagi percakapan setelah itu, mereka masing masing memasuki mobilnya dan melenggang pergi.
*
Setelah memarkirkan mobilnya, Aqila berjalan dikoridor apartemennya dengan mood yang masih berantakan. Sesampainya di apartemen ia langsung masuk ke kamarnya dan merebahkan tubuhnya di atas kasur.
“Eh kamu Aqila kan? Anak kelas X Mipa 2?” tanya lelaki itu yang berada di belakang Aqila
“Iya, kenapa?” Aqila bingung dan hendak menoleh ke arah lelaki itu
“Kenalin gue.......”
“Aqilaaaaaaaaaaaaaaaa bangun” teriak Devano
Teriakan itu membuat ia tersadar dari mimpinya. Teriakan yang sangat ia kenali. Yaaa siapa lagi kalau bukan Devano Ghibran Bramantio, abangnya Aqila. Mereka tidak satu apartemen, karena Devano kuliah di luar kota. Tapi kadang kadang Devano berkunjung ke apartemen Aqila untuk mengecek kondisinya.
“ Aqilaaaaaaaaa kamu nggak mati kan?” tanya Devano lagi
“Abang apaan sih teriak teriak?” Aqila bangun sambil mengucek ngucek matanya
“Tadi abang udah teriak-teriak manggil kamu tapi nggak ada jawaban, yaudah abang masuk aja. Eh pas abang masuk di ruang tamu ternyata kosong, abang teriak lagi kamu nggak jawab. Yasudah abang masuk kamar kamu. Abisnya kamu tidurnya kayak orang mati” jelas Vano panjang lebar
“Abang tu nganggung aku tidur” rengek Aqila
“Kamu pasti belum mandikan? Sekarang kamu bangun mandi, kalau mau tidur itu nersih bersih dulu. Lihat tu sekarang udah jam berapa” Devano melemparkan handuk ke arah Aqila dan berjalan keluar dari kamar
“Astaghfirullah udah jam 8” Aqila langsung bangun dan berlari menuju kamar mandi
“Selama itukah gue tidur? Perasaan baru 5 menit deh. Tapi tunggu, tadi gue mimpi ketemu sama siapa yah? Malah mukanya nggak kelihatan lagi. Ditambah lagi kedatangan Devano, andai saja Devano nggak datang, arghhhhh pasti gue bakal tau siapa dia. Tapi, gue kayak kenal deh sama suaranya, kayak pernah denger. Atau mungkin dia itu pangeran yang tuhan kirim buat gue?😅. Lo kok gue mikirin itu si, itukan nggak penting, cuman mimpi kaleeeeee” batin Aqila
YEYYYY AKHIRNYA BISA UP LAGI🤗
SEBELUMNYA AUTHOR MAU NGUCAPIN TERIMA KASIH BUAT YANG UDAH BACA CERITA AKU😍😍😘MAAF YAH BUAT PARA PEMBACA YANG PENASARAN, SOALNYA AUTHOR LAGI BANYAK TUGAS 😪
TAPI AUTHOR USAHAKAN BISA UP SECEPATNYA 😊TUNGGU CERITA SELANJUTNYA 😚
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong
RomanceRasa yang tepat di waktu yang salah. Perihal menyakiti dan di sakiti sudah menjadi hal yang lumrah dalam sebuah hubungan.