TRB (Jemputan)

3 0 0
                                    

🙏😅
happy reading and enjoy

–––––––––––––@––––@––––––––––––

[tulisan miring pertanda percakapan dalam bahasa asing]

"Ada apa?" melihat perubahan orang di hadapannya.

"Tak apa."
"Bang, masih lama gak pesenannya?"

"Satu lagi, neng."
"Nih sudah jadi."

"Makasih bang. Ini uangnya."

"Sama sama."
.

.

Sampainya di rumah.

"Kami pulang."

"Eh kalian sudah pulang." Iren turun dari lantai atas

"Iya, tan. Eh aku beli mie ayam bang Soleh loh tan." -Jinan

"Wah, kalo gitu tante ambil mangkuknya dulu." Iren lari lari kecil.
Mie ayam itu memang makanan kesukaan Jinan dan Iren,sang tante.


~Drrrtttt drrttt~

Ponsel Jinan kembali bergetar di tengah kenikmatannya memakan mie ayam.

"Hari ini mobil siap yang nganggur?" tanya Jinan.

"Memangnya kamu mau ke mana lagi?" tanya Iren tanpa memalingkan fokusnya dari mangkuk.

"Bandara."

"Mwo?? Bandara?" -Yoongi

"Hm. Dia mengirim pesan, menyuruhku menjemputnya." masih sibuk dengan mienya yang tinggal sedikit.

"Bocah itu. Sudah ku bilang tak usah ke sini." decak Iren.

"Apa dia menghubungimu?" tanya Oma

"Ya, mom. Kemarin dia mengabariku akan ke sini. Tapi sudah ku larang."

"Kenapa di larang?" -Oma

"Dalam masa hukuman Papa." -Jinan

"Hasil ujiannya banyak yang jelek. Makannya dia di hukum."
"Mom, aku sama Jeje jemput dia dulu. Gi kamu mau ikut?" -Iren


@ skip
Bandara

Seorang dengan masker dan topi hitam yang dikenakannya, bersandar pada besi pembatas di dekat kursi tunggu. Matanya fokus pada layar ponsel yang dipegangnya dengan jarinya yang terus bergerak.

20 menit menunggu.
Merasa bosan, tak kunjung ada yang menjemput.

"Apa mereka benar tidak ingin menjemputku? Apa Appa tahu aku ke sini?"
"Aissshh,,,,, menyebalkan."
"Harus berapa lama lagi menunggu?"

Di tempat lain.
Dua wanita dan satu pria yang sibuk dengan pikirannya masing masing di tengah kemacetan yang terjadi.

"Dia menghubungimu lagi?" tanya Iren

"Entahlah. Hp ku ketinggalan." -Jinan

"Bagaimana ini? Ponsel tante juga mati."

Setelah melewati kemacetan yang menjadi penghias jalanan ibu kota, Iren segera mencari seseorang yang sudah menunggu lama. Itu pun jika dia masih sabar menunggu.

The Real BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang