TRB (Galau)

4 0 0
                                    

🙏😅
happy reading and enjoy

maaf maaf, typo berserakan

-------------@----@------------

Malam telah berganti pagi, dengan begitu hiruk pikuk mulai terlihat memadati jalan dan beberapa tempat lainnya.

Pagi yang cerah dan suasana yang juga cerah di kediaman Kim. Terbukti dengan teriakan saling bersahutan dari lantai atas dan bawah.

"NOONA,, KEMEJA UGY KEMANAIN???" teriak dari lantai atas, tepatnya kamar si bungsu Kim.

"BAJU BAJU KAMU NGAPAIN NANYA AKU???" balas dari bawah.

"KAN KEMAREN NOONA YANG BERESIN BAJU UGY..."

"AKU CUMAN NGELICIN DOANG YAH. HABIS ITU KAN AKU KASIH KAMU. KAMU TAROH DI MANA ITU?"

"Berisik banget sih." ucap seseorang yang menuruni tangga.

"CARIIN DONG. ENTAR UGY KESIANGAN." yang di kamar atas masih dengan teriakannya.

"Ada apa sih, pagi-pagi udah bikin ribut? Malu di denger tetangga." Mama Kim muncul dari arah dapur dengan dua gelas susu coklat di tangannya.

"Tuh bungsu mama lagi nyari kemeja pake mulut." Jawab Jinan yang masih anteng menonton tv.

"Gak kamu bantuin? bantuin sonoh biar gak berisik."  ucap Yoongi sambil mendaratkan tubuhnya terlentang di sofa samping Jinan.

"Abang yang barusan dari atas kenapa gak bantuin? malah nyuruh aku?"

"Kan yang diminta bantuin nyari kamu bukan abang."

"Kalian ini sama aja. Gak kasian apa sama kuping, pagi-pagi udah denger suara cempreng."

"Ma, anak sendiri loh." Yoongi mengangkat kepalanya menoleh mamanya yang telah duduk di samping kanan Jinan.

"Tapi bener kan?" mama Kim balik menatap putra sulungnya.

"Iya sih." yoongi kembali menempelkan kembali kepalanya.

"HYEONG, NOONA GAK MAU BANTUIN AKU." kembali teriakan menggema.

"Udah biarin aja, entar kalo mau keluar kamar juga pasti diem."

"Yakin bener, bang."

"Yakin lah. Orang abang liat sendiri itu kemeja ngegantung di gagang pintu."

"Anak siapa sih?" Jinan geleng kepala.

"Gak tau mamah juga. Adiknya siapa lagi ya?" balas mamah Kim sambil anteng liat televisi.

Benar saja ketika tubuh jangkung itu mulai kesal dan memutuskan keluar dari kamarnya berniat menghampiri si kakak agar membantunya, matanya membulat mendapati sesuatu menggantung di pintu luar kamarnya.

"Makannya kalo nyari itu pake mata bukan pake mulut." ucap Jinan setelah mendapati adiknya berdiri di dekatnya yang sudah memakai kemaja yang tadi diributkan.

"Makannya kalo pikun itu jangan di piara." tambah Yoongi, meski matanya tetap tertutup.

"Gini nih kalo keseringan maen game tapi kalah mulu." tambah mamah Kim.

"Terus aja salahin Ugy, bukannya bantuin." jawab Yugyeom dengan wajah cemberutnya.

"SALAH SENDIRI." koor keriganya.

.....

Setelah sesi teriak-teriak 'dimana kemeja Ugy' tadi, sekarang ketiga saudara itu tengah berada di cafe dekat sekolah di bungsu. Lebih tepatnya si bungsu yang memaksa kedua kakaknya agar ikut.

"Hyeong kalo ngantuk tuh tidur jangan maksain gitu." ucap si bungsu yang melihat mata sipit kakaknya.

"Ckk, tadi siapa yang maksa suruh nganter emang." kesal Yoongi.

"Udah ah ribut mulu. Emang ngapain sih kamu ngajak kita kalo cuman mau kerja kelompok?" heran Jinan. Padahal kalau kerja kelompok di tungguin seperti ini jadi gak nyaman, m enurut Jinan.

"Hyeong sama noona gak ngerti sih, entar juga kalian ngerti kok."

"Mana sih orangnya? hampir setengah jam belum juga nongol."

"Katanya ban mobilnya bocor hyeong." jawab Yugyeom sambil memainkan ponselnya.

"Kalo masih lama hyeong pergi dulu." berdiri dari kursinya dan sebelum melangkah tangannya dicekal terlebih dulu.

"Mau kemana bang?" tanya Jinan.

"Tidur di mobil, ngantuk."

"Gak boleh." Jinan menggeleng mantap. "Sini deh Jeje ajak abang nyari cemilan yang bikin gak ngantuk." menyeret yang lebih tua tanpa menghiraukan teriakan yang lebih muda.

"Yakk,, kalian mau kemana, eoh?"

"Tunggu aja di sana, nanti hyeong sama noona balik lagi kok. Kasih tau noona kalo temen kamu uadah ada. ok!" Ucap Jinan sambil berlalu.

Di dalam cafe, Yugyeom masih dengan acara menunggunya.
Sementara itu kedua kakaknya sedang berjalan entah kemana tujuannya.
"Kita mau kemana?" Tanya Yoongi akhirnya.
"Gak tau." Balas Jinan diakhiri senyuman. Sebenarnya dia juga bingung ingin mengajak abangnya itu mencari cemilan ke mana. Soalnya dia lupa lagi seluk beluk tempat tinggalnya sekarang. "Nyari cemilan yang enak di mana ya bang?"

Tinggi berpikir sejenak. "Laper gak?"
"Ayo deh kalo mau makan. Tapi gak papa nih ninggalin Ugy lama?" Jinan sedikit khawatir.
"Doakan udah gede. Bisa kali ngatasin masalahnya sendiri. Abang tau di sekitar sini ada resto Indo. Kita ke sana?"
"Let's go. Tapi Abang yang bayar, ya!"
"Kebiasaan. Tapi ada syaratnya."
"Apa? Jangan aneh-aneh tapi."
"Makan malem nanti bikinin abang nasi goreng special."
"Ok siapa takut. Tapi anter belanja bahan bahannya."
"Ok."

Mari kita tinggalkan sebentar dua kakak beradik yang masih dengan menu makanannya. Dan mari kita kembali pada si bungsu yang sudah tidak sendirian lagi. Dua orang yang ditunggunya sudah duduk manis di sebelahnya.

"Jadi menurut lo, bagusnya kita pakai narasumber atau cari di internet?" Tanya salah satu teman Yugyeom sambil membuka buku catatannya.
"Gimana temanya sih kalo menurut gue." Balas Yugyeom.
"Tapi kayaknya pakai narasumber lebih ngena deh. Kalo nyari info dari internet doang kayaknya kurang deh. Lo tau sendirikan gimana Song ssaem." Ucap Eunwoo.
"Aneh gue sama Lo. Lo yang nanya Lo juga yang jawab." Decak Yugyeom.
"Gue kan minta solusi dari Lo. Kita kan satu tim." Balasnya. "Gimana menurut lo?" Tanyanya lagi pada seseorang yang ada di samping kirinya.
"Eh, apa? Gue sih terserah kalian aja. Gue ngikut deh." Jawabnya yang memang sedari tadi tidak memperhatikan dan malah asik dengan pacarnya.
"Ok kalo gitu lo gak kita masukin ke tim." Ucap Eunwoo yang sudah fokus lagi pada gadgetnya.
"Kok gitu sih. Gue udah cape cape dateng ke sini. Dan lo seenaknya bilang, gue gak akan di masukin di tim?" Amarah gadis itu, Serena.
"Lo kesini niat bantu kita ngerjain projek apa mau pacaran sih sebenernya?" Ketus Eunwoo. Memang hanya dia diantara teman sekelas Serena yang berani kepadanya. Memang siapa Serena sampe harus ditakuti, begitu pikir Eunwoo.
"Ngerjain projek lah. Lo sendiri yang bilang kita ngumpul di sini buat ngerjain
projek."
"Terus lo ngapain sekarang? Pacarankan, bukan bantuin kita?" Menatap gadis yang membuat emosinya naik. "Lo juga sebagai cowok nya mestinya ngertiin dong. Bisa liat situasi. Dimana lo bisa pacaran dan di mana lo bilangin pacar lo buat ngerjain tugasnya."  Hancur sudah benteng kesabaran Eunwoo saat ini.
"Kenapa lo jadi nyalahin gue?" June pacar Serena tak terima.
"Terus gue mesti nyalahin siapa kalo emang kenyataannya lo berdua yang bikin ulah."

'Noona mana sih? Katanya sebentar lagi ke sini? Cepetan dong. Ugy udah gak tahan sama mereka. Awas aja si kelinci jelek kalo udah balik Ugy bejek bejek dia. Tega banget bikin Ugy sendirian di tengah mereka.' batin Yugyeom.

Di tempat lain.
"Kenapa kamu?"
"Gak tau grandma, tiba tiba telinga aku panas."

@ 😉 ToBeContinue 😉 @

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Real BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang