TRB (Show)

4 0 0
                                    

🙏😅
happy reading and enjoy

maaf maaf, typo berserakan

-------------@----@------------

[tulisan miring pertanda percakapan dalam bahasa Indonesia. Karena dalam cerita ini Jinan dan saudaranya sudah sampai di negara sang ayah]

Setelah menempuh perjalanan dengan waktu tak sebentar, Jinan dan rombongan tiba di rumah.

"Selamat datang kembali di rumah, sayang. Maaf gak ikut jemput ke bandara." seorang wanita cantik dengan aura keibuannya menyambut kedatangan anak anaknya.

"Tak apa, Ma."

"Mama, aku kangen banget sama mama." Jinan berhambur ke pelukan mamanya.

"Mama juga kangen banget sama putri kesayangan mama."

"Oh ya ,Ma. Ada salam dari Oma. Katanya sering sering main ke sana."

"Iya, nanti kalau Appa kalian libur, kita kunjungi Oma, ya." Jinan menganggukan kepalanya menanggapi ucapan mamanya.

"Mama gak mau peluk Ugy juga? Mama cuma kangen sama noona doang, nih? Ya udah kalo gitu Ugy meluk appa aja deh."

"Tapi appa lebih milih meluk hyung kamu. Gimana dong? Soalnya appa gak suka sama orang yang kabur dari hukuman."

"Miane, kau kalah saeng." ucap Yoongi yang sudah berada di pelukan appa. Yugyeom akhirnya memeluk Yuki, meski Yuki terus terusan memberontak dalam pelukannya.

"Ayo kita makan dulu. Mama sudah masak yang banyak loh. Ayo." appa Jinan, tuan Kim, menggandeng sang putri menuju ruang makan diikuti yang lain.

Selesai makan, Jinan lebih memilih melepas rindu dengan kasur yang telah lama di tinggalkannya. Sedangkan Yugyeom dan Yuki lebih memilih menghabiskan waktu sore bersama appa dan mama di halaman belakang. Yoongi? Dia sudah lebih dulu terlelap di sofa depan tv.

@ skip

"Jie kamu gak ada niatan buat keluar rumah gituh?" tanya tuan kim yang melihat anaknya hanya tiduran di sofa dengan remot tv di tangan kanannya.

"Gak."

"Sudah seminggu kamu di sini tapi belum sekalipun keluar rumah. Apa kamu gak bosen di rumah terus."

"Appa di luar dingin. Appa kan tau di Indonesia mana ada salju. Aku gak suka dingin." Jinan membetulkan posisinya menjadi duduk.

"Kamu ini. Enam tahun di sana sepertinya membuat tubuhmu melupakan salju. Padahal dulu kamu paling suka kalau musim salju. Main lempar salju dengan saudara-saudaramu."

"Lagi pula di rumahkan ada appa jadi untuk apa aku keluar rumah. Kalau di rumah aku bisa sepuasnya bersama appa."

"Ternyata princess appa masih manja." tuan kim mengelus surai putrinya. "Bersiaplah. Kita akan menghabiskan waktu kita di luar hari ini."

"Appa~~"

"Apa? Gak ada alasan. Pokoknya kamu harus ikut!"

Berbagai macam alasan dan jurus dikeluarkan Jinan demi berselimut di rumah dari pada ikut keluarganya keluar dan kedinginan. Tapi sayangnya usahanya sia sia. Seperti yang dikatakan tuan kim, tak ada alasan untuk tidak ikut.

Berakhirlah sekarang Jinan menapakan kakinya di depan restoran favorit keluarganya.

Tak hanya makan di restoran favorit mereka, mereka juga mengunjungi beberapa tempat. Salah satunya tempat dimana salah satu oppa Jinan bekerja. Bukan hanya sekedar berkunjung saja mereka datang ke tempat ini, tetapi karena undangan dari oppa Jinan.

The Real BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang