TRB (Gak Ribut Gak Seru)

11 3 0
                                    


"Emh bagus ya. Belum waktunya istirahat sudah di kantin. Bagus, bagus."

"Eh, Bapak."

-------------@--@-------------

"Seharusnya kalian jadi contoh yang baik untuk adik adik kalian. Bukannya malah ada di kantin di jam pelajaran."

"Tapi kan kita udah gak ada jam pelajaran lagi, Pak. Bapak lupa ya?"

"Trus karena sudah gak ada jam pelajaran bisa seenaknya gitu ke kantin kapan saja?"

"Kita kan laper, Pak. Lagian diem di kelas terus bosen juga Pak."

"Banyak alesan. Kenapa gak ke perpus atau ke ruang BK. Saya lihat dari kalian belum ada yang daftar ke universitas."

"Kita jenuh Pak ngurusin huruf huruf sama angka terus. Lag,,"

"Saya heran, Vin, kok kamu bisa kepilih jadi wakil ketua OSIS ya dengan pemikiran seperti itu." Pak Azril menggelengkan kepalanya.

"Bapak juga milih saya kan waktu itu. Jadi Bapak jangan heran." Kevin menunjukkan senyumnya.

"Mungkin waktu itu tangan saya kepeleset. Jadinya foto kamu yang saya coblos."

"Ah, Bapak alasan saja."

Kalo urusan debat begini Kevin pasti tidak akan mudah di kalahkan. Gelar juara debat tingkat nasional memang tidak diragukan lagi.

"Permisi maaf nih ya bukannya aku ikut campur atau mengganggu. Tapi ini kantin tempat makan bukan tempat debat. Jadi bisa diem gak? Ganggu orang makan."

Prokkkk prokkk prokkk,,, suara tepuk tangan Jinan dan ke tiga temanya dalam hati begitu mendengar ucapan yang terlontar dari satu temanya.

Rahel memang di kenal cinta kebersihan dan kerapihan. Selain itu dia orangnya pendiam, lemah lembut, sopan dan ayu. Kalau ada ribut ribut, dia milih diam dan memperhatikan atau malah pergi. Tapi kalau keributan itu sudah mengganggunya, ya tidak ada lagi Rahel yang pendiam dan ayu. Sekali bicara, langsung kena. Sedikit nyubit di hati.

@ skip pulang sekolah

Sesuai janji, tantenya yang jemput Jinan pulang sekolah.

"Jeje mau bareng gak?" Lisa menurunkan kaca mobilnya.

"Makasih. Tapi tante janji jemput."

"Ok, gue duluan ya."

Di antara temen temennya, ya bisa di bilang sahabat, hanya Jinan yang tidak membawa kendaraan hari ini.


Tinnnn tinnnnn~~~~~~

"Nunggu lama ya?" tante Jinan keluar mobil.

"Lumayan." sahut Jinan, melangkahkan kakinya menuju pintu depan.
"Ya Tuhan." Jinan mengusap dadanya. Terkejut dengan orang yang duduk di kursi depan, tertidur lebih tepatnya.
Karena kaca mobilnya yang gelap, jadi dari luar tak terlihat ada orang.

"Tadi tante abis anter abang kamu nyari music box. Sekalian aja jemput kamu." -Iren.

"Emh. Udah dapet barangnya, Tan?"

"No. Tau sendiri kan kamu dia seperti apa."
Jinan yang sudah duduk di kursi belakang manggut manggut menanggapi tantenya.

@ skip
di rumah, sore hari

The Real BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang