Part 10

196 9 0
                                    


Bimo yang selama ini gue suka akhirnya suka juga ke gue? Akhirnyaaaaa -batin gue

Gue seneng, bahagia, bingung, juga takut. Semuanya campur aduk. Walaupun gue udah tau perasaan Bimo yang sebenernya, tapi itu gaakan merubah apapun. Bimo udah dengan Bunga. Dan gue? Gue hanya bisa mengagumi dia dari jauh. Gak lebih.

"Sejak kapan?"

"Apanya?"

"Sejak kapan Bimo suka sama gue?"

"Katanya sih, pas awal-awal kelas 11"

Gue emang merasa ada yang beda akhir-akhir ini dengan perlakuan Bimo ke gue. Mulai dari dia sering chat gue, jemput dan antar gue balik, dan masih banyak lagi perlakuan gak biasa lainnya.

"Menurut lo gue harus gimana?" tanya gue.

"Lo harus pura-pura gatau dan bersikap biasa aja di depan Bimo."

Mana bisa. Mana bisa gue bersikap biasa aja setelah tau kalau orang yang selama ini gue suka juga ternyata suka sama gue.

---

Setelah selesai makan. Gue dan Dinda memutuskan untuk balik ke kelas.

Karena ini masih jam istirahat, hanya ada beberapa orang yang berada di dalam kelas. Termasuk Bimo dan Bunga yang lagi berduaan di bangku tempat duduk Bimo, depan bangku gue.

"Mmm... kita ke kelas aku aja yuk sayang. Males di sini ada pelakor" Bunga melirik gue sinis.

Raut wajah Bimo langsung berubah. Ia mengerutkan dahinya. Tatapannya menajam.

"Gue gak nyuruh lo untuk ada di sini. Kalo lo mau keluar dari kelas ini, yaudah keluar aja. Gausah ajak-ajak gue" nada bicara Bimo meninggi.

Bunga terdiam. Ia seperti tidak menyangka Bimo bisa bicara seperti itu kepadanya. Bimo yang selama ini selalu sabar menghadapi dirinya, berubah begitu saja.

"Okey.aku.pergi." ucap Bunga dengan penuh penekanan disetiap kata.

Jujur, gue juga cukup kaget. Bimo bisa seperti itu ke Bunga. Tapi mungkin dia udah gak tahan selama ini cukup sabar menghadapi pacarnya itu.

"Man?" Bimo mengagetkan gue yang lagi ada di dalam lamunan.

"E-eh, i-ya Bim?" jawab gue.

"Nanti bisa balik bareng?"

"Tapi Bung--"

"Please"

Gue nengok ke arah Dinda. Dinda yang mengerti maksud gue, dia menganggukkan kepala.

"Oke deh."

Walaupun ini bukan pertama kalinya gue diajak pulang bareng sama Bimo, tapi kali ini gue ngerasa beda. Gue ngerasa jauh lebih gugup dari biasanya. Entah kenapa.

---

Akhirnya semua jam pelajaran selesai.

"Gue tunggu di parkiran ya" ucap Bimo dengan senyumannya yang khas.

Gue mengacungkan jempol.

"Emang gapapa ya Din?"

"Gapapa. Tenang aja"

"Kalau Bunga sampai tau gimana?"

"Iya juga ya"

Gue mendelik ke arah Dinda.

"Udah ah gue balik duluan. Bye" ucap gue.

Gue langsung pergi ke parkiran. Disana udah ada Bimo yang lagi nunggu.

"Ayo naik. Ini helmnya." Bimo menyodorkan helmnya ke gue.

Gue pun memakai helm yang tadi Bimo kasih ke gue dan langsung naik ke motor ninja hitam milik Bimo.

Hanya ada keheningan diantara gue dan Bimo. Tidak ada yang mengeluarkan suara, sedikit pun, satu kata pun.

Sampai akhirnya, gue baru menyadari satu hal. Ini bukan arah ke rumah gue.

"Bim, ini kan bukan arah ke rumah gue" ucap gue sedikit keras supaya Bimo bisa denger.

"Nanti juga lo tau" jawab Bimo.

Gue hanya bisa menurut. Gue gatau Bimo mau bawa gue kemana. Tapi kayaknya ini arah ke pemakaman.

Tapi kok ke makam? -Bantin gue.

"Turun man."
Gue pun mengikuti perkataan Bimo.

"Gue mau ngajak lo ke makam kakak gue." ucap Bimo.

"Kakak?"

vomment for next part ya👌

AmandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang