Part 12

358 9 2
                                    

Jangan lupa vote and comment💖

Gue gak pernah menduga sebelumnya. Bimo yang notabenya cowok yang paling gue suka, menyatakan perasaannya. Ya, pasti menurut kebanyakan orang, menyatakan perasaan di makam bukanlah hal yang romantis. Tapi, bagi gue, mau dimanapun tempatnya itu sudah cukup. Apalagi, ini makam seseorang yang ia amat sayangi.

Begitu sampai di rumah, gue mengajak Bimo untuk mampir sebentar, dan ia setuju.

"Mah, Amanda pulang."

Gue dan Bimo langsung memasuki rumah karena tidak ada sahutan dari dalam.

Ada tamu yang sedang berbicara dengan mamah di dalam. Lelaki dengan hidung mancung, mata indah dan postur tubuh yang bagus, ia adalah Keano. Seseorang yang beberapa waktu lalu mengajak gue kenalan.

"Keano?" ucap gue spontan begitu melihat keberadaannya di rumah gue.

Keano tersenyum, "hai man."

"Kamu pulang bareng Bimo?" tanya mamah.

"Nanti aku ceritain mah." jawab gue.

Gue yang mengerti situasi sekarang ini, memutuskan untuk membawa Bimo keluar.

"Bim..sorry...aku...gatau..."

"Santay aja, gapapa kok, aku pulang aja ya, titip salam ke mamah kamu" ucap Bimo lalu pergi begitu saja dari hadapan gue.

Ngapain juga si Keano ada di sini sih?!

---

Hari semakin sore, waktu sudah menunjukkan pukul 5 lebih 15. Tapi Keano masih betah di rumah gue tanpa memikirkan gue yang bener-bener udah risih dengan berbagai pertanyaan yang ia lontarkan. Karena dipaksa oleh mamah, gue harus nemenin dia di ruang tamu.

"Gue mau nanya dong."

"Bukannya dari tadi lo itu nanya ya?"

"Yang ini beda"

Gue terdiam, menunggu apa yang akan ia katakan selanjutnya.

"Lo ada hubungan sama Bimo? Tapi... bukannya Bimo pacarnya si Bunga ya?"

Pertanyaan Keano kali ini bener-bener bikin kesabaran gue hilang. Bagaimana bisa dia se-kepo itu dengan urusan pribadi oranglain. Bahkan gue baru ketemu sama dia sekali. Itupun hanya beberapa menit sewaktu dia nyamperin gue ke kelas.

"Itu privasi gue. Lo gak perlu tau. Dan satu hal lagi, lo bisa pergi dari rumah gue sekarang juga."

"Eh kok marah sih, gue kan cuma nanya, Man."

Bukannya pergi, Keano malah terus mengoceh, menanyakan berbagai macam hal yang sangat tidak penting. Mulai dari nomer sepatu, kartun kesukaan, warna kesukaan, dan berbagai macam hal yang tidak penting lainnya.

"Lo gamau pulang?" tanya gue yang udah gak tahan lagi dengan dia.

Keano melirik jam yang melingkar di tangannya, "ternyata udah sore banget ya. Gue pamit pulang deh. Salam buat mamah lo ya."

"He-em" jawab gue dengan malas.

Gue mengantar Keano sampai gerbang, untuk memastikan dia bener-bener udah pulang.

Setelah Keano pergi, gue langsung masuk ke rumah dan pergi ke kamar untuk mengecek hp. Banyak chat dan missed call masuk dari Bimo. Semoga aja dia gak marah karena gue gak bales sama angkat telfon dari dia.

Gue memutuskan untuk menghubungi Bimo dan minta maaf karena tidak membalas pesan darinya.

Kami terlarut dalam obrolan, sampai tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Karena besok ada tugas IPA, sambungan telfon gue putuskan.

Sebenernya gue udah ngerjain tugas IPA buat besok, tapi kalau gue gak matiin telfon, Bimo mana mau ngerjain tugasnya.

Gue menikmati suasana malam di balkon rumah. Bulan dan bintang dilangit seolah mengerti perasaan gue saat ini. Perasaan yang gue sendiri pun gatau perasaan semacam apa ini. Gue merasa senang, bahagia, dan juga gue merasa menjadi manusia paling egois di muka bumi ini. Bagaimana tidak? Gue bersama dengan seseorang yang telah memiliki kekasih. Tapi, banyak orang mengatakan, dalam hal mencintai, kita diperbolehkan untuk egois. Apa itu benar?

Rencananya mau update kemarin, kelupaan tapi:(

VOMMENT FOR NEXT PART YA👌
Jangan lupa follow juga:)











Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 19, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AmandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang