1 - Awal Mulanya

12 1 0
                                    

"Kiara! Temenin gue ke sebelah situ yuk! Gue pengin nonton band. Ada doi gue di sana," Kenny memohon di tengah keramaian yang ada. Ia langsung menarik tangan Kiara tanpa persetujuan, karena ia yakin Kiara dengan senang hati akan menurutinya.

"IYA IYA!" Kiara menyamakan langkahnya dengan Kenny.

"Ken, doi lo ganteng, asli. Kalo gue jadi naksir gimana?" goda Kiara pada Kenny. Kenny hanya melirik Kiara dengan tatapan 'najis lo'.

Kenny tidak sempat membalas perkataan Kiara karena suara musik sudah terdengar nyaring. Suara dentuman musik yang bertubi-tubi membuat Kenny berlari menuju arah suara.

"HEH! TUNGGUIN GUE!" Kiara buru-buru berlari mengejar Kenny yang sudah jauh di depan.

Sesampainya di tempat, Kiara langsung rukuk karena kelelahan. Ia bernapas dengan tidak teratur.

"Sialan lo, untung temen gue." Kiara masih bersabar.

Kenny memberikan cengiran khasnya.

"Eh, mau gak gue video-in doi lo?" tawar Kiara dengan lapang dada. Ia merogoh ponselnya yang terletak di dalam saku bajunya.

Kenny mengangguk dengan semangat. "Mau, mau, mau!"

Kiara tahu Kenny pasti akan meminta seseorang untuk mengambil video karena kualitas kamera ponsel Kenny tidak bagus.

Kiara mengambil ancang-ancang untuk mengambil video untuk beberapa menit ke depan. Ia sampai susah payah naik ke atas meja untuk mengambil video di antara kerumunan orang-orang.

Tiba-tiba saja temannya yang lain datang menghampiri. "Woi, gue cari-cariin juga, tau-taunya nangkring di sini," ucap Manda.

"Iya nih, si Kenny mau liat doi." Kiara bersungut-sungut.

"Iyalah pasti." Manda sudah bisa menebaknya. "Makanya gue ke sini."

Sesaat kemudian Kiara sudah sibuk mengambil video. Perhatiannya sudah tepat ke arah sasaran.

Sampai tiba-tiba saja matanya bergerak ke arah seseorang yang sedang bermain bass.

Pandangannya pun terkunci di sana.

Pada detik ini, tanggal 20 Juli saat sedang demo ekskul di SMA Senja, takdir memulai perannya dan membuat sebuah kisah yang belum diketahui akhirnya.

Kiara seratus persen dikunci oleh takdir.

***

Kiara melihat ke sekelilingnya. Ia mencari di mana letak keberadaan Kenny.

Ah, ternyata perempuan itu sudah menjauh darinya. Ia berada tepat di depan laki-laki yang sedang bermain gitar, yaitu Niall Horan. Niall merupakan gebetan Kenny yang selalu Kenny kagumi.

Alhasil Kiara hanya bisa bertanya pada Manda yang berada di samping kirinya. "Man, itu Zayn bukan sih?"

Kiara tidak tahu bagaimana bisa ia yakin bahwa nama orang itu adalah Zayn, padahal sebelumnya Kiara tidak pernah melihat wajahnya. Kiara hanya pernah mendengar namanya dua atau tiga kali.

Manda mengangguk, "Iya kayaknya." Bahkan Manda sendiri pun tidak yakin. Karena ia jarang melihat sosok Zayn. Tapi setidaknya ia pernah melihat sosok lelaki tersebut.

Kiara tidak sadar bagaimana mungkin ia tahu bahwa itu Zayn. Sepertinya setelah ia sadar nanti, ia akan bertanya-tanya dan frustasi memikirkan bagaimana bisa ia tahu itu adalah Zayn.

Siang setelah demo ekskul dilakukan, Kiara bermain ke rumah Manda. Ia masih sibuk memikirkan tentang Zayn. Pikirannya sudah diambil alih oleh lelaki itu.

"Woi! Bengong mulu lo!" Lemparan bantal tepat mengenai wajah Kiara. Kiara mengaduh dan melempar balik bantal tersebut.

"GUE LAGI GREGET NIHH" teriak Kiara sambil meremas bantal yang berada di dekatnya.

"Greget kenapa sih?" tanya Angel, teman Kiara yang lainnya. Total teman Kiara ada tiga. Angel, Manda, dan Kenny.

"Ah, gak, gak, gak!" Kiara melambaikan tangannya seperti tidak ingin membicarakan hal tersebut.

Lantas mereka membicarakan hal lain.

Terlintas di benak Kiara untuk meminjam ponsel Kenny dan diam-diam mengirimkan kontak seseorang melalui media LINE.

Kenny sempat curiga dan bertanya untuk apa, tapi Kiara membalasnya dengan, "Gue cuma mau liat kontak-kontak lo."

Alhasil sekarang Kiara sudah memiliki kontak seseorang tersebut. Buru-buru ia hapus history percakapan di bagian mengirim kontak dan langsung mengembalikan ponsel kepada sang pemilik.

"Lo ngapain dah? Sibuk sendiri gila, dari tadi," papar Manda.

Kiara hanya menjawab dengan sekenanya, "Yee gue gabut."

"Eh, eh, lo tau gak? Gue udah ada video Niall nih!" Kenny mengalihkan topik menuju pembicaraan seru.

"Seriusan? Mana? Liat dong!" ucap Angel.

Kenny memainkan video yang sudah Kiara kirim ke ponselnya.

"Anjaaaay, keren." Manda manggut-manggut.

"Btw, lo sama dia jadinya gimana? Gak ada kemajuan apa?"

"Ya ... gak gimana-gimana. Gue sama dia cuma temen." Kenny mengedikkan bahunya. Ia sedih, hanya saja berusaha untuk menutupinya.

"Ih, emang dah ya, cowok tuh begitu. Ngebaperin doang bisanya. Dulu dia bilang suka sama lo. Tapi sampe sekarang malah jadi gak jelas gini." Angel tidak terima.

"Ya udahlah, mau gimana lagi, iya gak? Sabar ya, Ken." Manda mengelus-elus punggung Kenny.

"Iya, jadi cewek mah harus bisa sabar atuh!" ucap Kenny terkekeh.

"Lo semua pada punya gebetan, gue kagak dah." Kiara meloncat ke topik yang lain.

"Muka-muka pengen punya gebetan nih kayaknya," goda Kenny.

"Apaan sih, kagak ya! Gak ngerasain cinta-cintaan itu enak, gak ada acara galau-galauan."

Suara bel rumah membuat Manda harus pergi membuka pintu. Tadi mereka memesan pizza. Mungkin saja itu tukang pizza.

Setelah Manda membuka pintu, benar saja ternyata pizza yang datang. Tetapi alangkah terkejutnya ketika ia melihat siapa orang yang mengirimkannya.

"Siapa, Man?" Yang lain menyusul. Dan betapa terkejutnya mereka ketika melihat seseorang yang menekan tombol bel.

***

TBC

We Took a Chance | 1DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang