4 - Jadinya

2 0 0
                                    

Ternyata, tiga bulan telah berlalu. Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat. Yang tadinya tidak saling kenal, menjadi kenal, sementara yang sudah kenal, pun semakin dekat.

Niall Horan. Pria idaman wanita. Setahu Kenny, salah satu sahabat Kiara, Niall merupakan cowok yang banyak digemari oleh para wanita. Ya bagaimana tidak? Tinggi, putih, tampan, rambut berjambul, pintar main gitar, dan masih banyak lagi hal yang membuat para perempuan terkagum-kagum olehnya.

"H-haii, Niall!" Kenny menyapa Niall yang berdiri persis di sampingnya. Jantungnya sudah berdegub dengan sangat kencang.

Niall ialah Niall, selalu terlihat ceria serta memperlihatkan giginya yang putih dan rapih. Bahkan ketika berbicara pun senyum giginya tidak pernah lepas.

"Hai, Kenny!" Niall menggunakan ayunan kepalanya yang khas untuk menyapa seseorang. Kedua tangannya ia masukkan ke saku celana. Menambah kesan hot untuk para perempuan yang melihatnya.

Hampir saja Kenny pingsan. Ia tidak sadar bahwa selama ini ia menahan napas ketika berada di samping tubuh lelaki tersebut.

Jantungnya berdebar lebih kencang.

'Astaga, padahal gue sekelas sama dia loh, tapi tetep aja rasanya kayak ini kali pertama gue ketemu dia.'

Kenny memang jarang berada sedekat ini dengan Niall.

"Ken," panggil Niall.

Sementara perempuan itu sibuk ber-istighfar dalam hati untuk menormalkan detak jantungnya.

"Kenny," panggil Niall lagi.

Kenny langsung terkejut dan sadar bahwa dirinya dipanggil, "I-iya kenapa?"

"Gue sekelompok sama lo di pelajaran sejarah."

"Lah, iya apa?" Kenny pura-pura tidak tahu. Padahal ... apa sih yang ia tidak tahu tentang Niall?

Niall mengangguk semangat, masih dengan cengiran kudanya, "Iyaa...."

Mata Kenny membulat.

'Lucu banget dia ya Allah, astaghfirullah, gak kuat hamba....'

"Eh, Ken, kita sekelompok!" celetuk Manda, sambil menepuk pundak Kenny. "Sama Harry, Kiara ... Bella juga!"

Kenny menyipitkan matanya untuk melihat ke arah papan tulis. Setiap kelompok berisi enam orang.

"SERIUS? ASIIIK!" teriak Kenny heboh.

Di lain sisi, Kiara sedang sibuk memikirkan soal matematika yang tidak ada habisnya. Ia berjanji pulang sekolah nanti akan belajar bersama Zayn. Ia tidak mau bodoh selamanya dalam matematika.

"Lo belom ngerjain matematika ya?" celetuk Kenny yang melihat teman sebangkunya menderita.

Biasalah, murid terkadang suka mencuri-curi waktu pelajaran yang kosong dengan mengerjakan tugas yang belum tuntas.

"Menurut el?" ucap Kiara pura-pura sewot sambil membentuk jarinya dengan huruf L.

Kenny terkekeh.

Tidak lama kemudian bel pun berbunyi. Waktu istirahat telah datang.

"AKHIRNYA!" teriak Kiara tiba-tiba.

Karena matematika membuat moodnya rusak, sekarang saatnya bermain game favorit Kiara dan teman-temannya ... yaitu Mobile Legends.

Awalnya Kiara bermain game tersebut karena Zayn bermain game itu. Dan ia tertarik untuk mencoba. Dan lama-lama itu menjadi game favorit mereka semua.

"EHH! GUE JUGA MAU IKUT MAIN!" seru seseorang yang tak lain ialah Rara.

Jadi, teman dekat Kiara di kelas ada empat orang, yaitu Kenny, Manda, Bella, dan Rara. Ingat itu.

"Eh, gue gak ikut main ya. Hape gue cacat anjir, butuh hape baru." Kenny merengut kesal.

"Yahh...," ucap yang lain berbarengan.

Tepat ketika mereka ingin menekan tombol start tiba-tiba saja seorang laki-laki masuk ke kelas mereka.

"Ki, cowo lo nih!" teriak Harry.

Zayn menghampiri Kiara dengan senyum sumringahnya sehabis bertegur sapa dengan Harry, sahabatnya.

Kenny langsung pindah ke kursi belakang, duduk bersama Rara, memberikan ruang supaya Zayn bisa berada di samping Kiara, sehingga mereka menjadi duduk bersebelahan. Sementara Manda dan Bella berada di kursi bagian depan.

"Eh, kamu ke sini," ucap Kiara malu-malu. "Tumben."

"Iya gabut, main yuk!" ajak Zayn yang langsung membuka aplikasi game Mobile Legends.

Yang akhirnya mereka bermain berlima. Sementara Kenny hanya melihat saja. Bagi Kenny, melihat orang bermain game-terutama Mobile Legends-adalah hal yang paling seru tanpa harus ikut bermain.

Zayn sempat menyandarkan kepalanya di pundak Kiara. Membuat Kiara mendadak ingin pingsan dan jantungnya berdetak berkali-kali lipat.

Sementara yang melihat mereka berpacaran hanya bisa menyoraki dan pura-pura terbatuk-batuk atau mungkin tersedak.

***

TBC

We Took a Chance | 1DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang