Ruangan kelas yang ramai membuat konsentrasi belajar Khesya buyar. Sebenarnya akan diadakan ulangan harian biologi. Namun,semua sibuk akan gadgetnya dan kegiatan lainnya. Hanya ada beberapa anak yang terfokus pada buku.
Gegara ia tidak dapat berkonsentrasi penuh,ia memutuskan untuk keluar kelas dan mencari tempat yang cocok untuk belajar.
"Brisik,yuk" Kesal. Key menarik pergelangan Ara."Kemana key?"
"Cari tempat yang idem dikit"
"Yoii lah"
Khesya dan Ara pun beranjak dari kursi masing masing. Mereka keluar membawa buku biologi kelas 10 MIPA yang tebal itu.
Berjalan melewati koridor kelas 10 dan juga kelas 11. Terlihat banyak sekali lelaki yang sedang bergerombol di depan kelas 11 MIPA 7.
"Hay cantik mau kemana?" Tanya kakak kelas yang super duper caper itu."Bukan urusan lo" Jawab khesya sambil menjauh dari segrombolan itu.
"Idih,cantik cantik galak amat"
Tak dihiraukan olehnya. Bagaikan masuk telinga kanan tapi keluar telinga kiri. Cowo yang terkenal playboy disekolahnya. Mahesa satria prawira. Mahesa,panggilannya.
Siapa yang tak kenal dengan Mahesa. Orang yang terkenal playboy internasional. Yang suka bermain cewek. Orang yang terkenal dengan emosinya yang wahhh,nakutin deh.
Didepan ruang komputer,dibawah pohon mangga yang rindang,dan duduk di kursi taman. Suasana yang hening,adem,dan menyegarkan mata.
"Udah sampai bab apa?" Tanya Ara kepada Key."Anatomi,kamu?"
"Virus"
****
"Sut sut" Kode dadi belakang. Aku pun menoleh ke sumber kode itu.
"Nomor 3 apa?"
"Ilmu yang mempelajari tentang burung" Jawabku.
Memang beginilah aku. Banyak teman,tapi hanya sesaat. Teman butuh di saat ulangan tiba. Mereka semua berteman denganku karena membutuhkan jawabanku.
Aku hanya diam. Pernah terlintas dikepalaku kalo aku harus bangkit. Aku tak ingin dimanfaatkan. Namun,rasa ini susah sekali.
Kadang aku berfikir. Aku adalah manusia bodoh yang pernah lahir dari rahim seorang ibu. Ibu?no,dia adalah malaikat tanpa sayap. Aku sangat menyayanginya. Aku pernah membayangkan betapa susahnya mengurusiku sejak kecil? Betapa sakitnya ketika dia melahirkan? Dan masih banyak lagi. So,sayangilah ibu kalian.
"Key..key" Panggilnya dari samping kananku. Aku menoleh kepadanya.
"Nomor 1 sampai 5 apa?"
"D,A,A,C,E"
Sudah begitu saja. Tanpa kata terima kasih itu memang sakit. Sakit sangat. Ah,sudahlah aku sudah terbiasa dengan hal ini. Makanan setiap ulangan diadakan. Posisiku saat ini sangatlah serba salah. Memberi tahu namun tak berterima kasih dan jika tidak memberitahu bakal dihujat habis habisan. Yah,itulah definisi teman musiman.
Ulangan selesai. Murid diperbolehkan untuk keluar kelas. Aku dan Ara berjalan menyusuri koridor. Tujuan kali ini,kantin bu Ami. Kantin yang terkenal dengan sotonya yang yahutsss. Tak cuma enak saja,namun harganya tidak begitu menguras kantong.
"Bu sotonya 2. Yang satu gak pake daun seledri,yang satu komplit"
"Oke"
Lalu,aku dan Ara duduk di bagian paling pojok. Terlihat ada grombolan anak anak hits yang sedang makan di belakangku. Aku tak sengaja mendengar penuturan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Playboy Vs Ice Girl
Teen FictionLebih baik memendam daripada menyuarakan. Namun,ternyata memendam sendiri lebih sakit dan membuatnya jatuh lebih dalam. Apalagi,melihatnya bahagia dengan yang lain. Suatu kebohongan besar jika aku turut berbahagia melihatmu dengan yang baru.