“Aku punya hadiah untuk mu My Yura” seorang pemuda memakai jas almameter datang memeluk lehernya dari samping. Membuat para siswa-siswi yang melihatnya iri atau mungkin risih dengan adegan live itu.
“Hadiah apa Yoonjae?” mereka duduk berhadapan di dalam kantin
Yoonjae nampak memutar matanya, dan mencondongkan wajahnya kedepan “Kali ini kau akan ku paksa kau memanggilku oppa” bisiknya, membuat gadis itu hanya mendesis.
“Aku tak akan tertarik, Arra” Kali ini Yura sedikit tertawa, Yoonjae mengusap puncak kepala Yura lembut. “Sayangnya kau harus tertarik Changia” (sayang)
“Aninde” (tidak juga) dan tepat saat itu, matanya menangkap sosok pria tampan berjalan melewati kelasnya, sosok pria dengan jaket kulit coklatnya. Apakah dia siswa disini?
“Ada apa?” tanya Yoonjae membuat Yura hanya meng ‘Ah’ kan pertanyaan Yoonjae, dan menatap Yoonjae dengan pandangan bingun. “Aku tanya kamu kenapa? Kamu seperti melihat malaikat saja.”
Nyatanya ini lebih dari seorang malaikat, dia malaikat yang tak bersayap dengan wajah yang sangat rupawan, dan aku jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihatnya.
“Apa ada siswa baru disini?” tanya Yura, membuatnya mengerjitkan matanya tak percaya. “Memangnya kenapa. Kau menanyakan itu seolah- olah kau akan meninggalkanku”
Yura mendengus dengan tawanya, “Aku tak akan meninggalkanmu”Karena Park Yura hanya milik pria tampan yang sempurna dan kamu masih berada didalamnya” tambahnya dalam hati.
“Tidak ada siswa baru disekolah kita maupun siswa pindahan.” Kata Yoonjae mengalihkan pandangannya dan meminum minumannya tandas.
“Jinjja?? Kamu tidak berbohong kan?”
“Kenapa juga aku harus membohongimu,” Kali ini Yoonjae menatap wajah cantik Yura, “Memangnya ada apa?”
“Jelas-jelas aku melihat.. aku.. itu” Yura tidak tahu harus mengatakan apa, ia mengulang-ngulang kata-katanya membuat Yoonjae mengerjit.
“Itu apa?”
“Aku melihat.. ia aku meli”“Heyy.. ada beberapa siswi yang tiba-tiba pingsang di dekat pintu kelas berenang.” Teriak beberapa orang siswa, membuat beberapa orang berlarian kearah tempat terjadi. Ingin melihat secara langsung.
“Hey bukannya itu Ruang tertutup? Apakah sekarang itu telah dibuka?”
“tidak itu tempat terlarang. Tak ada yang dapat membukannya.”
Yoonjae yang mendengar hal itu langsung terkejut, ini sangat membahayakan reputasinya jika mereka tau siapa yang melakukan pelanggaran itu. Itu adalah tempat terlarang dan katanya tempat itu telah ditutup dari beberapa generasi sejak gedung sekolah itu dibangun, dan dia malah membukanya.
Sungguh ia tidak tahu hukuman apa yang akan diterimahnya apalagi ia adalah ketua osis. Mungkin saja pangkatnya itu akan dicopot oleh headmaster. Dan reputasinya hancur seketika. “Yoonj.”
“Diam. Jangan mengatakan kepada siapapun tentang hal ini. tentang apa yang ada dipikiranmu sekarang. Jangan katakan pada siapapun”
Yura mengangguk mengerti, “Aku akan kesana. Kau bisa datang keapartemenku jam delapan nanti kau tahu betul berapa paswordku.”