TOK..TOK..
“Cari siapa?” tanya pemuda tampan seusianya membuka pintu.
“Kim Jiyeon, apa dia ada didalam?” tanya Yura sedikit kikuk, Jiyeon belum pernah mengatakan bahwa ia memiliki seorang namja tampan dirumahnya. Lelaki itu sedikit mengangkat alisnya sebelah. Lalu berjalan meninggalkannya membuat Yura sedikit kebingungan. Maksudnya?“Dia ada didalam kamarnya,” Katanya tanpa menoleh kearah Yura,
“Hey aku ingin bertanya, apa dia sedang sakit?”Kali ini pemuda itu menengok kebelakang, dan matanya sangat tajam tapi sangat indah. “Bagaimana jika kau melihatnya saja,” senyumnya memaksa membuat Yura mengkerutkan dahinya. Cih dasar orang sok tampan. Pantas saja Jiyeon tidak tertarik dengan sosok Yoonjae ternyata dia memiliki pria yang jauh lebih tampan dirumahnya.
Yura melihat sosok pria itu kembali hanya saja pria itu telah menghilang, “dimana dia?” tanya pada dirinya sendiri.Yura akan menaiki tangga itu tiba-tiba suara yang sedikit keras mengagetkannya.
“YAKK.!!”
“Ah siall!” Teriak pria itu dari satu ruang di belakangnya,
Yura mendecih tak percaya, dasar gila. Dia maniak games.^^
“Kau masih sakit Jiyeon~ah?” tanya Yura yang kini memegan bingkai foto ditangannya. Jiyeon yang kini telah duduk bersandar dikepala ranjang tersenyum manis, “Udah baikan, besok juga aku akan masuk. Kukira kau tdak akan menjengukku”
“Kau sahabatku mana mungkin aku tidak menjengukmu.” Yura merenggut ia menyimpan bingkai foto itu ditempatnya kembali dan menghampiri sahabatnya itu. “Siapa pria diluar itu?” Tanya Yura membuat Jiyeon mengerutkan dahinya.
“Siapa?”“Dia sebaya dengan kita, sangat tampan. Kau tak mengatakan padaku bahwa kau memiliki kekasih sempurna melebihi-”
“dia adikku” Potong Jiyeon menundukkan wajahnya. “Bukankah dia mirip dengan ayahku?” Tanya Jiyeon menatap sahabatnya itu.“Eh?” Kemudian Yura mengggaruk tengkuknya “Maja, dia memang mirip dengan ayahmu sih.” Yura tersenyum manis kemudian melihat bingkai foto diatas nakas itu, “Ayahmu usianya berapa?”tanyanya,
“Sekarang mungkin hampir tiga puluh empat tahun, memangnya kenapa Ra?” Jawab Jiyeon membuat Yura sedikit menyunggikan senyumnya.
“Pasti ayahmu menikah muda ya kan?”
“Geure, Kata ayah dia menikah diusianya hampir 20 tahun,”
Kali ini Yura mengerutkan alisnya, “Apa kau lahir sebelum ayah dan ibumu menikah?”Jiyeon menggeleng, “Bisakah kita melupakan itu?” tanya Jiyeon, Yura mengangguk mengerti.
“Oh iya Kau tahu hari dimana aku dikatakan jalang oleh kakak kelas kita” Jiyeon bertanya pada sahabatnya itu,
“Oh saat Young Jiji dan entahlah siapa lagi namanya, Memangnya kenapa?"
“Dia menyukai Mingyu, Ayah menyuruh kami untuk menemuinya di hotel. Dan saat itu mereka melihat kami masuk kedalam kamar yang sama.”
“Memangnya Mingyu itu siapa?”
“Ya, Kim Mingyu, adikku, siapa lagi” Yura mengangguk, “Oh jadi hanya salah paham.”
“Iya, tadinya aku ingin mengatakannya tapi kau malah membantuku. Aku sangat berterimah kasih” senyumnya sangat tulus.
Mereka terdiam membuat suasana sedikit canggung. “Tentang mimpimu,” Kata Yura tiba-tiba membuat Jiyeon menatap sahabatnya itu. “Aku juga memimpikannya.”Yura kehilangan ekspresinya.