“Pernah mendengar tentang seseorang yang ditemukan mengapung dikolam renang sekolah kita dimusim dingin?” Yura menatap sahabatnya itu, Kim Jiyeon.
Kim Jiyeon sedang berjongkok di tepi kolam berenang seraya tangannya menyentuh air kolam itu, Kolam berenang itu nampak sangat terawat padahal baru terbuka beberapa minggu lalu oleh seorang pelanggar. Sangat tak masuk akal saat melihat kolam berenang itu yang sangat bersih, padahal sudah tertutup bertahun-tahun lamanya, Jiyeon menutup matanya dan menghela nafas sangat dalam.
“Aku belum mendengarnya”
Jiyeon membuka matanya dan berdiri sejajar dengan Jiyeon “Hey, menurut cerita yang beredar, dia adalah siswa yang paling berbakat, dan sangat menyukai berenang, dia adalah peraih medali emas diturnamen nasional.” Kata Jiyeon tersenyum seolah membanggakan seseorang yang tenggelam itu, bukannya ia pernah mengatakan bahwa ia tertarik dengan kolam berenang di sekolahnya itu, sejak saat dimana ia melewati ruang itu dan iar matanya yang menetes setelah itu saat itu juga rasa penasarannya tumbuh ia mencari tahu semuanya, dan saat itu juga ia melihat sosok pemuda itu. Ia tahu karena ia pernah berada dimimpiku, aku tahu dan aku mengenalnya sejak saat itu aku tertarik dengannya. Dia adalah pemuda tampan peraih medali emas diturnamen nasional. Dia adalah ketua osis disekolah ini dahulu, dia yang paling pintar. Hanya saja“Wah sayangnya aku tak bertemu dengannya, sayangnya kita hidup diwaktu yang berbeda dengannya!” kata Yura dengan nada bercanda.
“Hey ini nyata, Kau tahu kenapa disekolah kita menghilangkan kelas renang padahal kita memiliki kelas renang yang sangat besar??”
“Itu mungkin karena cerita yang beredar, sekolah mungkin takut menghadirkan kelas renang yang dapat membahayakan siswa?”
Jiyeon tersenyum misterius, “Karena sosok itu, sosok itu terkadang muncul Yura, dia terkadang berenang, dari sana kemari. Kemudian bertanya ‘dimana handukku?’ dan bahkan kepala sekolah kita mengakui hal itu. Hanya saja setiap kali kelas ini dikunci maka ada saja yang membukanya akhirnya kepala sekolah kita membiarkannya seperti ini saja tapi melarang keras para siswa-siswi untuk mendekat.”
Jiyeon menatap kearah kolam itu seolah ada sesuatu disana yang sangat menarik untuk selalu dipandangnya.
“benarkah, cerita yang sangat menyeramkan?” Kata Yura tak memperdulikan cerita Jiyeon, hanya saja ia memikirkan sesuatu. Saat dimana ia memasuki tempat ini untuk pertama kalinya, didalam sini ditepi kolam itu, sosok pemuda tampan yang selalu tertangkap oleh matanya berada disini, dan berdiri disana menatap mereka dengan pandangan terluka. Wajahnya sangat tampan, terlalu tampan. Ketampanannya bahkan dapat disejajarkan dengan para dewa-dewa dan fisik malaikat yang selalu dibacanya dinovel-novel miliknya.
“Hanya saja kita melanggarnya Yura.” Yura menatap Jiyeon tajam, kemudia tertawa setelah menyadari apa maksud sahabatnya itu
“Eiy, kepala sekolah tidak akan melihat kita, jika kau tidak ingin ketahuan lebih baik kita pergi dari sini” seru Yura kemudian berjalan kearah pintu keluar, hanya saja Jiyeon masih terlihat diam ditempatnya, matanya masih setia melihat kedalam kolam berenang itu.
“Jiyeon Cepatlah tiba-tiba saja aku mau ketoilet” seru Yura sedikit berteriak hanya saja Jiyeon tak mau menatapnya.
“baiklah kita bertemu dikelas saja” seru Yura kemudian meninggalkan Ahrin yang masih berdiri memandang satu titik didalam kolam berenang itu, tiba-tiba
“Dimana handukku?”
Seseorang muncul dari dalam kolam berenang, wajahnya sangat tampan dan tubuhnya sangat indah dengan otot-otot di bisep dan dadanya. Dia pria yang sering dilihat oleh Yura, dia seseorang yang selalu dilihatnya berlalu lalang disekolahnya layaknya seorang siswa.