Kesibukan Masing-masing

20.4K 892 1
                                    

Setelah Pak Iwan melakukan perawatan beberapa minggu setelah masa sadarnya, akhirnya ia pun bisa kembali ke rumahnya.

"Assalamualaikum." salam Pak Iwan dan Ibu Nahariah.

"Wa'alaikum salam." jawab Ayana dan Bik Narsih.

"Selamat datang kembali Ayah." sambut Ayana bahagia.

"Iya, terima kasih sayang." balas Pak Iwan.

"Ayo masuk." ucap Ibu Nahariah membimbing suaminya masuk ke dalam rumah dan di bantu oleh Ayana.

Mereka duduk di sofa ruang tamu Pak Iwan yang di tengah sedang kiri dan kananya di isi oleh Ayana dan Ibu Nahariah.

"Bagaimana keadaan kantor?" Pak Iwan yang ingin mengetahui keadaan perusahaannya.

"Semuanya baik-baik saja Ayah." Ayana yang tidak mau membuat Ayahnya memikirkan perusahaan apalagi Ayahnya yang baru keluar dari rumah sakit.

"Aku tahu kalau putriku memang hebat." puji Pak Iwan.

"Hahahaha Ayah." Ayana memeluk Ayahnya dengan manja, yang membuat semua orang di rumah itu tertawa.

*****

Dengan perasaan bahagia Ayana berangkat ke kantor. Di kantor Reya menyapa Ayana yang lagi bersemangat hari ini.

"Assalamualaikum." sapa Reya.

"Wa'alaikum salam." jawab Ayana ceria.

"Bagaimana bapak hari ini?" tanya Reya yang ingin mengetahui kesehatan bosnya.

"Alhamdulillah Rey, Ayah udah lumayan baik hari ini."

"Alhamdulillah, jadi kapan rencana beliau masuk kantor?"

"Hem, tunggu Ayah merasa lebih sehat lagilah Rey."

"Oh, jadi nanti kalau bapak masuk ke kantor lagi, kamu masih bekerja di sini atau bagaimana?"

"Entahlah Rey, aku juga belum tahu." jawab Ayana yang memang belum tahu, apa yang akan menantinya kedepan.

"Okelah, itu urusan belakang yang pastinya sekarang kita masih bersama." ucap Reya sambil merangkul lengan Ayana.

Sementara Alamsyah yang ada di kantornya sedang serius memeriksa setiap lembar dokumen yang ada di depannya.

Tok
Tok
Tok

"Masuk." ucap Alamsyah mempersilahkan tamunya tanpa melihat siapa yang datang.

"Hei sayang?" sapa Miranda pada sosok yang sangat tampan di depannya.

Mendengar suara yang sudah sangat Alamsyah kenal itu membuatnya tersenyum. Ia pun mendekat ke Miranda meninggal tumpukan dokumen yang ada di depannya.

"Kapan sampai?" tanyanya dan memegang kedua bahu Miranda.

"Baru saja, aku merindukanmu sayang." Miranda memeluk Alamsyah.

"Aku juga merindukanmu sayang." Alamsyah melepaskan pelukannya dan menuntun Miranda duduk di sofa.

Alamsyah yang sudah terbiasa dengan kehadiran Miranda di kantornya tidak mempermasalahkan jika gadis yang ia cintai itu mengganggunya di kantor.

Bahkan Alamsyah tidak pernah menolak apapun keinginan Miranda, walaupun ia dalam keadaan sesibuk apapun, karena ia tidak mau membuat pacarnya sedih atau merasa tidak nyaman.

"Sayang, hari ini kamu sibuk yah?" tanya Miranda yang pura-pura tidak tahu, padahal ia melihat sendiri banyak sekali dokumen di meja kerja Alamsyah.

"Aku tidak sibuk kok sayang." jawab Alamsyah yang tidak mau membuat pacarnya merajuk.

"Yaudah, bagaimana kalau kita pergi shopping aja?" usul Miranda yang langsung dianggukkan oleh Alamsyah.

Setelah menempuh beberapa menit perjalanan akhirnya mereka sampai juga ke tujuan mereka.

"Sayang, aku mau yang ini?" Miranda menunjukkan sebuah dress selutut berwarna hitam yang sangat cantik.

"Silahkan sayang, ambil yang mau kamu ambil, karena apapun yang kamu pakai pasti cantik kok." jawaban Alamsyah itu langsung mendapatkan ciuman di pipi dari Miranda.

Semua orang yang ada di Toko itu termasuk juga pegawai Toko di sana sangat iri dengan Miranda.

Siapa yang tidak tahu dengan Alamsyah Akarbadi yang satu-satunya pewaris dari perusahaan Akarbadi Gros yang termasuk orang paling terkaya di negara mereka.

Dengan banyaknya paper bag di tangan Miranda dan juga Alamsyah. Miranda mengajak Alamsyah ke bagian Toko yang menjual pakaian pria.

"Kenapa ke sini sayang?" tanya Alamsyah bingung karena setahunya yang mau berbelanja itu Miranda tapi kenapa ke bagian pakaian pria.

"Udah deh sayang sini aja." jawab Miranda sambil menarik tangan Alamsyah pergi.

"Bagaimana dengan ini?" tanya Miranda menunjuk ke sebuah kemeja yang tergantung di etalase Toko.

"Bagus." komentar Alamsyah.

"Yaudah kita ambil yang ini." ucap Miranda ke pramuniaga.

Setelah mereka selesai berbelanja ria Alamsyah dan Miranda singgah di sebuah restoran favorit mereka untuk makan siang.

The Wedding Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang