Berita Penting Dari Ayah

19.3K 898 4
                                    

Dua minggu sudah Pak Iwan tinggal di rumah setelah kembalinya dari rumah sakit. Pak Iwan memutuskan untuk masuk ke kantor hari ini.

"Ay, hari ini kita ke kantor bersama yah?" ajak Pak Iwan ke anaknya.

"Ayah yakin sudah bisa masuk kantor hari ini?" tanya Ayana yang masih khawatir dengan kesehatan Ayahnya.

"Alhamdulillah Ay, Ayah sudah merasa baikan malahan lebih." jawab Pak Iwan yang tidak mau membuat Putrinya yang terus saja khawatir.

"Yaudah kalau Ayah mau ke kantor bersama." Ayana mengaitkan lengannya ke lengan Ayahnya berjalan ke mobil dan berpamitan ke Ibunya.

Sesampainya mereka di kantor, mereka di sambut hangat oleh para karyawan kantornya.

"Selamat datang kembali Pak?" ucap karyawan prianya.

"Terima kasih." jawab Pak Iwan.

"Selamat atas kesembuhan Bapak." ucap karyawan wanitanya.

"Terima kasih." balas Pak Iwan.

Di saat mereka sibuk menerima ucapan dari para karyawannya. Mereka kedatangan tamu yang sangat mereka kenal.

"Assalamualaikum." salam si tamu.

"Wa'alaikum salam." jawab Pak Iwan dan Ayana.

"Eh Pak Malik." Pak Iwan sangat senang bisa bertemu lagi dengan sahabat satu-satunya yang mulai dari SMP.

"Bagaimana udah sehat?"

"Alhamdulillah." ucap Pak Iwan bersyukur.

Ayana yang melihat Ayahnya sedang mengobrol dengan sahabatnya sangat senang melihat keceriaan Ayahnya. Pak Iwan mengajak Pak Malik masuk ke ruangannya untuk melanjutkan obrolan mereka.

Ayana yang tidak mau mengganggu mereka lebih memilih untuk melanjutkan pekerjaannya yang masih tertunda di ruangan Reya. Beberapa menit Ayana berkutat dengan tumpukan dokumen yang ada di depannya.

"Alhamdulillah, akhirnya selesai juga." ucap Ayana merasa lega.

Ayana berjalan ke ruangannya yang tadinya di tempati Ayahnya mengobrol dengan sahabatnya.

Tok
Tok
Tok

"Masuk." suruh Pak Iwan dari dalam.

"Assalamualaikum." salam Ayana sebelum masuk ke dalam.

"Wa'alaikum salam." jawan Pak Iwan.

"Tamunya sudah pergi?" tanya Ayana saat melihat Ayahnya yang sedang duduk sendiri.

"Iya Ay, Pak Malik sudah pergi beberapa menit yang lalu." jelas Pak Iwan yang diangguki sama Ayana.

*****

Di rumah saat mereka selesai makan malam, Pak Iwan mengajak istri dan anak satu-satunya itu untuk duduk di sofa ruang tamu karena ada satu hal yang penting ingin ia sampaikan begitu pun yang di lakukan Pak Malik di rumahnya.

Setelah mereka duduk dengan tenang, Pak Iwan yang ingin menjelaskan sesuatu yang penting itu merasa sedikit gugup, takut dengan reaksi yang akan ditunjukkan oleh kedua orang tersayangnya yang ada di depannya saat ini sedang serius menunggu setiap kata yang akan ia keluarkan.

"Ay, apa kamu siap jika Ayah menjodohkanmu dengan anak dari sahabat Ayah?" tanya Pak Iwan ke Anaknya.

Ayana yang mendengar ucapan Ayahnya sangat terkejut sampai-sampai ia merasa jantungnya akan melompat dan meledak di depannya. Sedangkan Ibu Nahariah tenang-tenang saja mendengarnya.

Berbeda dengan Ayana yang sangat terkejut dengan permintaan Ayahnya. Alamsyah santai-santai saja mendengar permintaan Ayahnya karena sudah lama memang Ayahnya menyuruhnya untuk segera menikah.

"Ay, bagaimana?" Pak Iwan yang bertanya sekali lagi untuk mendapatkan jawaban dari Anaknya.

"Ayah itu..." Ayana benar-benar tidak tahu harus menjawab apa dengan pertanyaan Ayahnya yang begitu tiba-tiba menurutnya.

"Ay, keluarkan saja apa yang mau kamu sampaikan, kami akan menerima semua keputusanmu karena kamu yang akan menjalani nantinya." ucap Ibu Nahariah yang mencoba untuk menenangkan putrinya.

Ayana diam tak bersuara berusaha untuk mencerna semua ucapan Ayahnya tadi membuat Ayah dan Ibunya juga ikut terdiam. Setelah keterdiaman mereka yang beberapa menit itu, Ayana pun akhirnya bersuara.

"Baiklah Ayah, aku akan menerima perjodohan ini." ucap Ayana yang tidak mau membuat Ayah dan Ibunya kecewa dan lagi ia juga sadar jika sekarang sudah saatnya ia membina sebuah rumah tangga.

"Apa kamu yakin sayang?" tanya Ibu Nahariah yang mencari kepastian dari anaknya.

"Insya Allah Bu, aku yakin." ucap Ayana tegas, menyerahkan semuanya kepada Allah.

"Baiklah Nak kalau begitu?" ucap Ayahnya senang dengan jawaban putrinya.

"Sahabat Ayah yang mana yang akan menjadi besan kita?" tanya Ibu Nahariah ke suaminya.

"Dengan sahabat karibku yang bernama Pak Malik Akarbadi."

Ayana yang mendengar ucapan Ayahnya kali ini lebih terkejut melebihi yang pertama. Ayana merasa lemah tak bertulang setelah tahu siapa yang akan menjadi calon suaminya.

Bukan cuma Ayana yang merasakan lemah tak bertulang tapi Alamsyah juga merasakan hal yang sama setelah mendengar sendiri dari mulut Ayahnya.

🐰🐰🐰

The Wedding Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang