Seoul, 2018
"Daddy......." Yoongi mengucek mata, kerah piama biru bermotif kumamon nya jatuh kebahu. Kancingnya ada dua yang belum terpasang, dan lengan piamanya terlalu panjang. Jari – jari mungil sang carrier mengintip di ujung.
"Hey, baby....kenapa belum tidur?" Jimin mengusap kepala Yoongi, kemudian meraih tubuh mungil remaja itu. Mendudukkan Yoongi di pangkuannya kemudian ia meneruskan mengetik di laptopnya.
Jimin sedang di ruang kerja mansionnya, menyelesaikan bahan lembur. Sejak mengadopsi Yoongi, sifat seenaknya dan main – main Jimin pelan tapi pasti memudar. Dia jadi laki – laki dewasa yang seharusnya, bertanggung jawab dan bisa diandalkan.
Tujuh tahun berlalu dan sekarang Jimin jadi orang berbeda dengan Jimin yang dulu, ia sudah absen bersenang – senang tak karuan. Si Mungil pun tumbuh sehat dan semakin cantik, ia kini remaja ranum berusia 15 tahun.
Keberadaan Park Yoongi di hidup Park Jimin seperti secercah sinar mentari di hari kelabu. Menghembuskan warna dan memberi harapan, membuat semuanya terlihat jadi lebih indah.
"Daddy tidak tidur?" Jimin berbisik pelan, kepalanya bersender di bahu Jimin, memeluk bujangan matang berusia 34 tahun itu seperti anak koala.
"Sebentar baby, Daddy sedang menyempurnakan kerjaan untuk besok. Mungilnya Daddy sendiri kenapa masih berjaga padahal sudah jam segini?" Jimin mengelus punggung Yoongi sayang, sebenarnya ia ingin memeluk lebih erat tapi akal sehatnya untungnya masih bekerja.
"Bareng tidur," Yoongi menjawab singkat.
"Kau mau tidur bareng lagi? Kau mimpi buruk sayang? Hehehehe," Jimin tertawa, gemuruh tawanya merambat dan menenangkan si Mungil yang gelisah karena mimpi buruk.
Yoongi memang kadang – kadang masih bermimpi buruk, ia tidak akan bisa tidur setelahnya. Tapi saat Jimin mengetahui itu, sudah jadi kebiasaan Jimin menggendong mungil ke ranjangnya dan memeluk tubuh kecil Yoongi. Rasa hgangat dan detak jantung Jimin membantu Yoongi rileks, ia bisa kembali tidur lagi saat Jimin berada di dekatnya.
Sejak saat itu aturan mereka tidak berubah, Jimin tidak pernah mengunci pintu kamarnya. Kalau – kalau tengah malam si mungil akan merayap masuk ke balik selimut Jimin.
"Daddy, sekarang."
"Baik....baik....." Jimin mematikan laptopnya lalu menggendong Yoongi menuju kamar utama di lantai dua. Kamar mereka bersebrangan, tapi Yoongi tidur lebih tenang di kamar Jimin setelah mimpi buruk seperti malam – malam ini.
Dengan hati – hati Jimin membaringkan tubuh Yoongi di antara duvet empuk maroon miliknya, sosok si Mungil terlihat menggoda dengan kepolosannya yang tanpa cela.
Jimin menghela nafas, melepas kaos dan jeans nya lalu ikut bergabung dengan Yoongi dengan hanya mengenakan boxer.
"Daddy...." Yoongi merintih. Secepat kilat Jimin memeluk erat tubuh mungil Yoongi, memastikan bahwa ia bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Your Arms [BTS] [JIMINxYOONGI] [MxB] [21+]
FanfictionPark Jimin, yang baru pulang berpesta tanpa sengaja hampir menabrak seorang bocah tengah malam buta. Dia menemukan bocah tersebut terluka dan tanpa pikir panjang menolongnya, mengobati anak itu....... Tapi seorang Park Jimin, lajang berusia 27 tahun...