decem

6.1K 795 64
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Yoongi membuka pintu apartemen barunya, masuk dengan langkah pelan sambil menghela nafas berat. Yang menyambutnya adalah keheningan dan kamar polos dengan perabotan minim, tanpa ada hiasan, hanya ada barang – barang yang ia perlukan.

Seperi kotak suram, yang saat ini terpaksa disebut Yoongi rumahnya.

Selalu sulit setiap ia pulang dan mendapati dirinya sendirian di dalam apartemen dingin ini, selalu sakit.


Yoongi merindukan orang itu.


Tidak, tidak boleh. Carrier muda tersebut menggelengkan kepalanya keras – keras, dengan harapan membutanya lupa. Tentu saja itu sia – sia, dia tidak akan pernah lupa.

Mata orang itu, senyumnya yang bak sinar mentari, sentuhannya yang menenangkan, pelukannya yang hangat, suaranya saat memanggil namanya. Semuanya masih tercetak jelas, walau banyak malam telah dilewati Yoongi tanpa nya.

Yoongi bahkan tidak berani menyebutkan nama orang itu walau dikepalanya, tidak sanggup.

Sayangnya walau ia mengganti nama orang itu, tidak banyak membantu.



Cintanya tidak semudah itu terhapus dan hilang.



Yoongi setiap malam selalu tak pernah tidur dengan lelap, ia berkhayal berada di kamar mansion milik orang itu, dalam pelukannya yang hangat dan menenangkan. Yoongi bahkan bisa menghirup aroma khas yang menguar darinya, hangat kulitnya.

Tapi saat fajar menyingsing dan dia sadar dari tidurnya yang gelisah, kenyataan seperti menamparnya dengan telak.

Yoongi bangun di atas ranjang dingin, di kamar asing yang sudah 3 minggu ia tempati. Menahan sakit di dada yang tak kunjung reda, memaksanya merapalkan mantra dusta bahwa ia baik – baik saja.

Dia sudah tak bisa kembali, pelukan itu bukan untuknya lagi.

Yoongi merapikan sepatu, melepas syal dan jaket kemudian duduk di lantai dalam diam. Sambil menyenderkan punggung ke dinding kamarnya, ia memandangi sepotong langit senja dari celah tirai jendela.

Hanya duduk diam tak bergerak, tak bersuara, tak melakukan apapun. Setengah jam kemudian langit berubah gelap dan Yoongi masih di tempatnya semula. Seperti boneka cantik tak bernyawa, tanpa daya.

Ia duduk diam tanpa melakukan apapun seperti itu selama berjam – jam, menyaksikan dalam diam langit berubah warna menjadi kelam, dan sekarang bertabur kerlip bintang.

Setelah lelah, sang carrier melepas bajunya lalu meringkuk dibalik selimut. Tak berminat makan malam, tak ingin menonton televisi, tak juga memiliki kawan. Dia hanya berdoa dengan khusyuk agar Tuhan melimpahkan kebahagiaan dan kebaikan pada orang itu, agar Tuhan menjaganya setiap hari, agar Tuhan mengabulkan doanya yang tak berujung untuk orang itu, agar Tuhan memastikan orang itu berbahagia.

In Your Arms [BTS] [JIMINxYOONGI] [MxB] [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang