tredecim

7.9K 793 121
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Bocah...........Ya Tuhan, kau sehat kan????" Hoseok ribut memutar tubuh mungil Yoongi, meneliti tiap senti kalau - kalau sang carrier kurang sesuatu.

"Jangan berteriak bodoh," Jimin menarik Yoongi kedalam pelukannya, merangkul pinggul montok Yoongi protektif.

"Minggir......." serta merta Jimin tergeser saat Jin menghambur menenggelamkan Yoongi dalam pelukannya.

"Kalau kau melakukan hal bodoh ini lagi, hyung bakal marah sekali padamu. Kalau kau marah pada Daddy mu, laporkan pada hyung, biar hyung potong - potong dia," Jin mengumpat sambil terisak. Sungguh, dia sama ketakutannya dengan Jimin saat mengetahui siswa bimbingannya yang cantik dan masih remaja itu menghilang di daratan antah berantah.

Yoongi hanya diam, tapi dia membalas pelukan Jin yang ia anggap seperti kakaknya sendiri itu. Mereka sama - sama sesengukan, berpelukan di antara orang yang berlalu - lalang di airport.

Kedua bekas murid dan tutor itu saling berbisik diantara isakan, mereka terlihat menggemaskan dalam waktu bersamaan.

Yoongi dengan tubuh mungilnya menghapus air mata yang terus - terusan luruh, tak jauh berbeda dengan Jin yang matanya sudah bengkak. Tapi dengan hidung merah dan pipi basah, sama sekali tidak bisa menutupi fakta bahwa keduanya berparas menawan.

Tapi walau se imut apapun, Jimin tetap tidak suka melihat air mata menghiasi mata indah Yoongi. Dia gelisah, tapi sabar membiarkan Yoongi bertukar kabar dengan Jin.

Dia bahkan lebih parah saat sudah bertemu dengan si Mungil tempo hari. Jimin menempelinya seperti lintah, tidak memberi kesempatan Yoongi hilang dari pandangannya bahkan untuk semenit saja.

Lengan kekar Jimin selalu terisi penuh dengan tubuh mungil Yoongi, setiap ada kesempatan Jimin harus menyentuh carrier cantik itu. Meredakan jantungnya yang kemarin terlalu keras bekerja, menyejukan jiwanya yang sempat di sapa mati rasa.

Bukannya Yoongi keberataan, dia juga menikmati kedekatan mereka. Bahkan si mungil yang tertutup dan pendiam itu sekarang jadi lebih vokal mengungkapkan maunya, bergelayut manja di lengan Jimin. Dia tertawa lebih sering, sudah berani menatap wajah Daddy nya, dan segala tingkah manja menggemaskan lain.

Jimin mendapati hatinya menghangat seperti tanah musim semi yang siap memekarkan jutaan bunga.

Semuanya terlihat jadi jauh lebih indah.

Jimin dan Yoongi sudah kembali ke Seoul, mereka sekarang di airport, dijemput ketiga teman mereka yang sama khawatirnya selama ini.

"Yoongi, besok hyung akan mampir dan membawakanmu kumamon limited edition berkostum pinguin pink," mata Jin berkerlip ceria, walau masih basah dia tersenyum lebar.

"Engh, Yoongi akan tunggu Jin hyung," jawab si carrier dengan senyum tak kalah cantiknya.

"Sebagai perayaan, bagaimana kalau kita makan di restoran bareng. Aku yang traktir," Hoseok menyela sambil menatap semua temannya.

In Your Arms [BTS] [JIMINxYOONGI] [MxB] [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang