Tiga

172 8 5
                                    

Brakkk...

Tidak sengaja dia menabrak seseorang. Ya ampun, kenapa dengan hari ini? Dia bahkan sudah dua kali ini tidak sengaja berurusan dengan seseorang.

Seketika Felicya menengadah kan kepalanya untuk bisa melihat siapa yang tidak sengaja di tabrak nya.

Astaga, lenyapkan gadis itu sekarang juga.

Dan ternyata itu kakak nya.
Felicya menatap nanar kakak nya. "Ma-maaf k-kak." ucap nya lirih.

Mata itu. Mata itu. Menyiratkan kemarahan. Oh bukan kemarahan lagi tetapi kebencian.

"Pergi!!" bentakan alvaro membuat felicya tersentak.

Anak-anak lain yang tidak sengaja mendengar suara bentakan itu, langsung mengarahkan pandangan nya ke sumber suara. Semua nya menghentikan segala aktivitas mereka dan semua pasang mata sedang melihat adegan ini.

Bendungan itu tidak boleh keluar. Dia berusaha menahan tangis nya.Dia tidak boleh merasa lemah. Dia harus kuat.  Felicya tetap di tempat nya. Entah mengapa kedua kakinya sulit untuk ia langkahkan.

Masih dengan menatap kakak nya, felicya berusaha setenang mungkin. Teman-teman nya tidak tau tentang masalah nya dengan kakaknya ini kecuali Salma tentunya. Dan dia tidak mau itu menjadi hal yang diketahui oleh mereka.

"Lo budeg apa, gue bilang pergi!!!" desis alvaro penuh dengan tekanannya.

Hati felicya teriris.

Pasti teman-teman nya yang lain sedang membicarakan tentang nya dan kakak nya itu. Mengingat kakak adik yang dulu akur dan penuh dengan kekonyolan sekarang malah seperti entahlah. Sulit untuk diartikan.

"PERGI!!!" teriak alvaro mengagetkan seluruh siswa yang tengah menyaksikan nya.

Felicya yang sedari tadi tepat berada di depan nya langsung memaksakan kakinya untuk bergerak pergi menjauh ketika mendengar teriakan kakaknya itu.

Dia menerobos kerumunan murid SMA Persada yang mengurubungi nya. Tidak peduli dengan desas-desus yang keluar dari mulut mereka. Dia hanya ingin sendiri sekarang.

Ada seseorang  yang memanggil manggil namanya di belakang sana, ia tau itu suara sahabatnya, tapi felicya tidak menghiraukan nya. Dia masih terus berlari.

Dia tidak tahan lagi.

Felicya berlari sekencang mungkin seraya menutup mulut nya dengan satu tangannya agar isakan nya tidak bersuara.Lalu ia berbelok di sebuah lorong yang agak gelap.

Disini ia langsung meringkuk dan tangis yang ia bendung tadi, ia tumpahkan semua nya. "Mama...hiks hiks .papa.hiks..hiks .." suara nya bergetar di sela-sela isakannya.

***

"Kok lo main ninggal gue gitu aja sih Za." adu Dion memberengut kepada reza saat tiba di koridor sekolahan. 

"Salah lo sendiri, bego." sungut reza yang tidak terima untuk di salahkan.

"Heh, sialan lo, ngatain gue bego, lo tuh yang ogeb." balas dion sambil menyikut reza.

"Anjir lo...sakit tau gak"

"Eh, eh sorry za gue sengaja.." terangnya seraya cekikikan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku Rindu KakakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang