1

146 9 10
                                    

Enjoy the story


Pertama kali melihatmu, pandanganku seolah terkunci dengan pesonamu.

***

Gadis itu berlari kencang. Kaki-kakinya menerjang kerikil-kerikil di jalan yang ia lalui. Tak berapa lama ia melihat seseorang yang melambaikan tangan ke arahnya.

"Ayesha!"

Ayesha menghentikan larinya saat sudah sampai tujuan.

"Shakila, Alana. Gue nggak telat kan?" Tanya Ayesha dengan nafas yang tersengal-sengal.

"Sans ae Sha, nggak telat kok" jawab Shakila.

"Untuk para peserta MPLS di mohon untuk duduk di kursi yang telah disediakan di lapangan"

Suara pengumuman terdengar keras. Para peserta MPLS mulai beranjak dari tempat mereka.

"Ayo, kita ke lapangan" ajak Alana. Ketiganya pun berjalan menuju lapangan.

FYI, MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) itu sebutan lain dari MOS. JIka MOS identik dengan membawa barang-barang yang aneh, maka MPLS hanya dilakukan dengan cara memperkenalkan lingkungan sekolah kepada calon peserta didik baru.

Setelah mendapatkan kursi paling belakang, mereka pun menunggu nama mereka disebut untuk pembagian kelas.

"Gue sedih nanti nggak sekelas sama lo berdua" ujar Alana dengan nada yang dibuat sedih. "Kenapa kalian pilih bahasa sih?"

"Lo juga ngapain pilih IPS? Tanya Shakila balik.

"Ya... Karena gue pengen lah" jawab Alana ragu.

"Gue juga karena pengen" Shakila tersenyum mengejek. Alana yang melihat senyuman itu mendengus keras.

Ayesha tak menanggapi celotehan kedua sahabatnya. Ia sibuk mengedarkan pandangannya kesana kemari entah mencari apa. Namun saat ia melihat sekolompok anggota osis di depan kelas X MIPA 5, ia tak sengaja melihat seorang lelaki yang tersenyum.

Deg

Matanya terkunci pada lelaki itu. Senyumannya membuat jantung Ayesha berdetak kencang. Ayesha tak berhenti menatap lelaki itu.

"Ayesha Permata Shafana" panggilan dari sang kepala sekolah menyadarkan Ayesha. Ia segera berdiri dan berjalan menuju barisan kelas X bahasa.

"Ayesha!" Panggil seseorang disebelah Shakila.

"Eh, Shakila"

"Lo ngapain liat kesana terus?" Shakila menunjuk ke arah sekelompok anggota osis. "Jangan-jangan lo naksir sama salah satu cowok disana ya? Selidik Shakila.

"E-enggak kok, paan sih lo suudzon ae" Ayesha berusaha untuk bersikap tenang.

"Gue mencium gelagat aneh dari lo" Shakila mengendus-ngendus.

"Anjir lo, ayo lah udah pada jalan tuh" Ayesha pergi meninggalkan Shakila yang masih tetap pada posisinya.

"Eh, tungguin woi!" Seru Shakila.

Gara-Gara Surat KagumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang