Hari ini sama seperti hari-hari sebelumnya, alea duduk di dekat jendela sembari menatap senja. Senja yang begitu ia rindukan, sama seperti halnya ia merindukan sesosok dirinya. Kala matanya menatap senja, ia selalu berharap bisa memeluknya. Sama seperti ia berharap bisa memeluk dirinya. Ketika senja tak lagi terlihat dimatanya, ia seolah-olah melihat dirinya dikejauhan, diam tanpa bergerak.
Sudah lewat beberapa hari semenjak kejadian di cafe waktu itu. Dan selama itu pula alea tidak berhenti berfikir, apakah yang ia lihat waktu itu sungguh nyata atau hanya ilusi matanya saja? Tapi alea merasa benar-benar melihatnya.
"Alea ke kantin yu gue laper nih"ajak fira pada alea.
"Kalian duluan aja deh ntar gue nyusul, gue belum selesai nyalin catatan" jawab alea tanpa mengalihkan pandangannya dari buku catatan.
"Yaudah deh kita duluan, lo jangan lama" alea hanya mengangguk, dan setelah itu fira dan tania pergi meninggalkan kelas.
Beberapa menit setelah fira dan tania pergi, alea telah seselai menyalin catatannya. Alea berdiri dan berjalan keluar kelas untuk menyusul kedua sahabatnya. Tapi langkah alea terhenti ketika melihat seseorang berdiri diujung koridor sekolahnya. Alea mengucek matanya untuk memastikan ia tidak salah lihat sepeti di cafe waktu itu. Tapi seseorang itu masih tetep berdiri disana.
"Alian" gumam alea ketika seseorang yang di panggil alian berjalan mendekat kearah alea.
Nafas alea semakin tercekat ketika alian sudah berdiri tepat di depan alea. Alian menunduk cukup lama sampai akhirnya ia menggenggam tangan alea.
"Alea, ini aku alian" ucap alian setelah menarik nafasnya dalam-dalam. Alea tidak menjawab, ia hanya diam menatap alian dalam, ia masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat, tiba-tiba alea meneteskan air matanya.
"Alea, kamu kenapa nangis? " alian panik ketika melihat air mata alea menetes, buru-buru alian mengahapus air mata itu dengan ibu jarinya.
"Alian, ini beneran kamu kan? Aku ga mimpi kan? " ucap alea tidak percaya dengan air mata yang semakin deras.
"Iya, ini aku alian" alian memeluk alea begitu erat, seolah-olah menumpahkan kerinduan yang begitu mendalam.
∆∆∆∆∆
Alian mengajak alea untuk duduk ditaman belakang sekolahnya, namun sampai detik ini mereka masih sama sama diam, sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.
"Kamu kenapa bisa ada disini? " tanya alea memecah keheningan.
"Alea aku,,,, " alian menghentikan ucapannya, ia bingung harus mengatakan apa pada alea.
"Aku kenapa alian? " tanya alea sekali lagi.
"Alea aku disini udah dari tiga bulan yang lalu " akhirnya dengan susah payah alian mengatakan itu pada alea.
"A,, apa? " alea masih tidak mengerti dengan apa yang alian katakan.
"Iya alea, aku udah ada di sekolah ini sejak tiga bulan yang lalu " alian menunduk tidak berani menatap wajah syok alea.
"Tunggu, waktu itu aku liat kamu di cafe mawar deket sekolah, itu beneran kamu? Aku ga salah liat kan? " tanya alea memastikan penglihatannya di cafe beberapa waktu lalu.
"Iya kamu bener, itu aku, selama tiga bulan ini aku selalu ngawasin kamu dari jauh" jawab alian.
"Tiga bulan kamu sekolah disini dan kamu diem aja?bahkan kamu selalu ngikutin aku tapi Kamu ga nemuin aku al? " ucap alea dengan air mata yang kembali membasahi pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alian & Alea
Teen FictionCerita ini hanyalah fiktif belaka, mohon maaf apabila ada kesamaan nama dan jalan cerita hehehehehe😂