6

14 3 0
                                    

Sore ini, alea sedang bersantai di gazebo belakang rumahnya ditemani alian dan satu buah novel ditangannya.  Alea berbaring dan menyandarkan kepalanya diatas paha alian, sedangkan alian sedari tadi hanya diam memperhatikan gerak-gerik alea yang membuat dirinya gemas sendiri.

"Serius banget sih" alian menarik hidung mancung alea pelan.

"Ish ali jangan cubit-cubit" alea mencebikkan bibirnya sambil mengusap hidungnya yang sedikit memerah.

"Akunya dicuekin sih" alian memalingkan wajahnya pura-pura kesal.

Alea meletakkan novelnya dan segera bangkit duduk menghadap alian. Alea hanya diam memandangi wajah alian membuat alian mengerutkan keningnya bingung.

"Ada apa? " tanya alian sambil memperhatikan dirinya sendiri.

"Ada yang salah sama aku? " tanya alian lagi.

"Iya" jawab alea masih memperhatikan alian.

"Apa? " tanya alian masih kebingungan.

"Gemesss" alea terkekeh sambil mengalungkan tangannya dileher alian membuat jarak diantara mereka menipis.

Namun, tubuh alian seketika menegang. Bagaimana tidak? Sekarang posisi alea berada dipangkuannya dengan jarak wajah mereka yang begitu dekat membuat alian bisa merasakan hembusan nafas alea. Jantung alian berpacu dengan cepat, nafasnya semakin tercekat ketika melihat bibir mungil berwarna pink milik alea yang saat ini begitu menggodanya.

"Ali, kamu kenapa? " alea bertanya dengan begitu polosnya ketika menyadari tubuh alian menegang.

"Ga-gapapa" alian memejamkan matanya berusaha menetralisir degup jantungnya.

"Kamu yakin? " alea semakin mendekatkan wajahnya membuat alian harus menahan nafasnya.

Alian sama sekali tidak bisa menjawab pertanyaan alea, matanya sedari tadi hanya fokus menatap bibir mungil milik alea. Tanpa alian sadari, ia semakin mendekatkan wajahnya kearah alea membuat jarak diantara mereka semakin menipis. Alian bisa merasakan tubuh alea menegang sambil menutup matanya rapat-rapat. Alian tersenyum dan menjauhkan wajahnya dari alea sambil mendorong kening alea dengan jari telunjuknya membuat alea membuka matanya.

"Kamu ngapain nutup mata kaya gitu? " alian menaikkan alisnya sambil menggulum senyum.

"Ha-hah? Si-siapa yang nutup mata" alea turun dari pangkuan alian dengan wajah memerah.

"Hayohhh, kamu pasti mikir yant engga-engga kan? " alian terus menggoda alea.

"Ihh ali apaan sih!  Siapa juga yang mikir engga-engga! Udah ah" alea masuk kedalam rumahnya sambil menepuk-nepuk pipinya yang memerah.

"Nanti malem aku mau ajak kamu ke suatu tempat" kata alian yang membuat alea menghentikkan langkahnya ketika alea hampir saja memasuki rumahnya.

"Kemana? " wajah alea berubah berbinar seketika.

"Ra-ha-si-a" kata alian sambil tertawa ketika melihat alea memasuki rumahnya dengan wajah kesal.

∆∆∆∆∆


Seperti yang dikatakan alian tadi sore, malam ini tepat pukul 07.00 alea sudah siap dengan celana jeans dan sweater rajut abu abu miliknya. Alea keluar dari kamar dan turun kearah ruang tamu dimana alian sudah menunggunya.

"Aku udah siap" kata alea antusias.

"Yuk kita pergi, mama kamu mana? " alian bangkit dari duduknya sambil celingukan mencari keberadaan alesta.

"Mama sama papa lagi pergi ke acara temennya tadi sore" jelas alea sambil menarik tangan alian keluar rumahnya.

"Ohh gitu" jawab alian mengangguk-anggukan kepalanya sambil mengikuti langkah alea yang menariknya. 

Alian & AleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang