16. Merelakan

950 47 3
                                    

Bastian membuka pintu perpustakaan kota, ia datang kesini karena melihat Alleta yang datang ke tempat ini. sudah lama bastian tidak bertemu gadis itu, apa alleta semakin cantik? menurutnya itu pasti, di tambah lagi gadis itu sudah semakin dewasa. bastian memeriksa satu persatu lorong-lorong yang di penuhi buku di rak. Bastian menghentikan langkahnya bersembunyi di balik rak buku, mendengar suara alleta bersama seorang laki-laki. merasa penasaran Bastian mengintip sedikit betapa terkejutnya ia melihat iqbaal sahabatnya itu bukan iqbaal bukan kawannya lagi tapi musuhnya.

"senyuman lo dan ketawa ceria lo itu...gue rindu. Inget dulu? saat lo bilang menjauh adalah jalan keluarnya, dan lo bilang mungkin bagi lo tapi nggak mungkin bagi gue... Kita ketemu. gue tetap mau ketemu lo, walaupun gue dan lo nggak ketemu selama setahun. Bahkan gue cuma bisa mandangin foto lo doang."

"Udah? gue sibuk mau baca buku"

Bastian merasa lega dengan respon yang diberikan Alleta untuk Iqbaal yang artinya gadis itu sama sekali tidak menyukai iqbaal. terkejutnya Bastian saat iqbaal melangkah mendekat kearah gadis itu, menyudutkan alleta di rak berisikan buku itu mengurungnya dengan tangan kanan iqbaal. saat alleta ingin pergi ke arah kiri iqbaal segera memblokirnya dengan tangan yang satunya lagi. mata bastian memanas melihat iqbaal yang lancang pada gadis itu. bastian bisa mendengar suara khawatir alleta yang memanggil nama iqbaal.

"remember... this is not the first time i do this with you, this is the second time i do this again. I hope you do not forget it"

"what do you mean?"

Bastian membulatkan matanya saat iqbaal mendekatkan wajahnya kearah alleta bahkan gadis itu tak berkutik sama sekali. dan... mata bastian memanas ia mengepalkan tangannya saat iqbaal berhasil merebut first kiss alleta. bahkan alleta yang terus berusaha untuk keluar dari permainan konyol iqbaal ini, kekuatan laki-laki berbeda dengan perempuan. bastian melihat alleta yang sudah pasrah membiarkan iqbaal melakukan aktivitasnya itu. tangan yang tadinya mengepal kuat kini melemas. Bastian sadar akan suatu hal, ia bukan orang special lagi di kehidupan alleta bahkan gadis itu tak mau menemuinya lagi.

"merelakan? cih.." Gumam bastian dalam hati.

laki-laki itu meninggalkan perpustakaan kota membiarkan alleta dan iqbaal disana. di dalam mobil suasana hati bastian tak senang bahkan ia meremas stir mobilnya.

"Argh!" Teriak bastian memukul stir mobil.

ia mengacak rambutnya kasar dengan helaan napas pelan. apa harus iqbaal merelakan gadis itu? bastian masih mencintainya, hidupnya selalu saja di kejar wartawan kemana pun mereka menemui bastian. laki-laki itu merasa begitu lelah dengan semuanya.

Keesokan hari
mobil bastian menepi di sebuah warkop milik tantenya itu.

"kasih gue minuman yang enak disini" Bastian.

laki-laki itu duduk santai dan memainkan ponselnya.

"Hai"

merasa di sapa bastian melihat sosok gadis didepannya ini tengah tersenyum manis. bastian kenal wanita ini.

"duduk" balas bastian cuek.

"lo kenapa ? perasaan hari-hari lo penuh dengan ketidakbahagiaan" Ujar gadis itu yang sudah duduk berhadapan dengan bastian.

"diem"

"pasti karna alleta atau nggak spupu kutil gue kan?"

"Sha, bisa nggak lo bantuin gue?"

gadis itu adalah Salsha.

"hm, mau gue bantuin apa?"

"buat mereka pisah" Jawab bastian cepat.

CJR IN MY HOME?! (IDR) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang