27. Rindu

689 41 3
                                    

"Alleta, gue rindu"



*
Iqbaal terbangun dari tidurnya, ia merasa pening sedikit. Laki-laki itu bangkit dari tidurnya, kenapa ia begitu malas untuk berjalan bahkan hanya cuma ke kamar mandi?
Celine, gadis itu bahkan tidak memberi kabar padanya. Kemana gadis itu?

Hari ini iqbaal ingin menemui celine karena iqbaal sempat berjanji untuk membawa celine jalan-jalan. Minggu ceria dan pergi bersama orang yang begitu special tidak masalah bukan?

Saat iqbaal dikamar mandi, ia menatap wajahnya di pantulan cermin. Ada apa dengan hati nya ini? Iqbaal meletakkan tangannya di dada bidangnya merasa jantungnya yang berdetak normal tapi.... Kenapa ia merasa begitu sakit? Padahal tidak ada yang menyakitinya, hal itu membuat Iqbaal tersenyum miris.

"Kenapa dengan diri lo ini?" gerutu iqbaal menatap dirinya dicermin.

Laki-laki itu tidak tahu lagi yang terpernting sekarang adalah menjalani kehidupannya. Mungkin celine bisa mengobati rasa sakitnya karena perpisahannya dengan Alleta.

"Jadi itu terakhir kali kita ketemu lagi? Dan itu juga ucapan perpisahan untuk kita berdua?" Gumam iqbaal.

Ia mengingat perkataan Alleta sebelum pergi, mengakhiri semuanya dan mengucapkan selamat tinggal {Garis bawahi}.

"Iqbaal ada celine dibawah" ujar Ody dari luar kamar mandi.

"iya, tunggu bentar"

Setelah berapa menit menunggu Celine tersenyum saat iqbaal datang menghanpirinya.

"Pagi!" Sapa Celine.

"pagi" balas iqbaal tersenyum.

"jadi kan?"

Iqbaal mengangguk. Celine tersenyum senang kemudian merangkul iqbaal pergi.

---
South Korean

"makan dong" Ujar sheila pada Alleta.

Alleta hanya mengangguk tapi tetap saja ia tidak mengikuti apa permintaan sheila. Entahlah melihat makanan itu membuat Alleta kenyang tanpa harus menikmatinya.

"gagal move on? Astaga, iqbaal udah jahat sama lo terus lo masih galau gitu?" kesal Sheila.

Sheila yang mengetahui hubungan adiknya dan iqbaal itu sudah berakhir menjadi kesal sekaligus maraj terlebih pada iqbaal. Bagaimana bisa ia menyakiti alleta sebegitu sempurnanya. Sumpit yang di pegang sheila ia letakkan kembali ke tempatnya, melihat adiknya yang masih diam menatap makanan itu.

"lo bilang mau lupain semuanya, tapi malah nggak bisa. Gue nggak paksa lo buat ikut gue kesini dan tinggal disini, lo sendiri yang paksa gue supaya ikut. Gue berharap serta lo tinggal disini bareng gue, lo bisa senang dan lupain dia. Dimana adik gue yang ceria itu? Bahkan gue sekarang nggak tahu yang dihadapan gue ini adik gue apa bukan"

Ucapan Sheila berhasil membuat alleta menatapnya.

"apa?" Sahut Sheila.

Alleta hanya menggeleng. Sheila melongo tak percaya bahkan ia berharap setelah mengatakan itu, alleta kembali memarahinya atau melakukan hal lain. Tapi tetap saja tidak berhasil.

Ini sudah dua puluh lima menit dan makanan alleta belum di sentuh olehnya. Hambar rasanya.

"gue mau ke kamar dulu" Sahut Alleta.

Sheila diam melihat adiknya yang sudah melangkah kearah kamarnya dan menutup pintu kamar dengan begitu pelan tanpa ada suara.

Alleta menatap layar ponselnya, siapa yang harus ia telfon? Rara... Steffi... Atau hanggini?
Alleta rindu kuliah, dia rindu teman-temannya, Suasana di negaranya sendiri.

CJR IN MY HOME?! (IDR) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang