Good luck for us.
Drrrrtttttttt......
Killa meraba-raba nakas, mencari sumber getaran suara yang membuat mimpi indahnya perlahan menyingkir, setelah menemukan benda persegi empat itu, Killa sekuat tenaga melihat siapa yang membangunkan tidur nyenyak-nya.
Mom calling
Killa membelalakan kedua mata bulatnya itu, rasa kantuknya perlahan menghilang dan pergi entah kemana.
Killa menghirup kemudian menghembuskan napasnya perlahan.
"Morning, mom— Sapa Killa sambil tersenyum manis, meski seseorang yang menelpon diseberang sana tidak akan dapat melihat senyum Killa.
"Buka pintu apartemen kamu sekarang juga! Mama sudah pegal memencet bel sejak tadi, ingat, SEKARANG!" ujar seseorang diseberang sana menekan kata 'Sekarang'
Killa diam. Dipikirannya saat ini mengatakan bahwa ibunya tidak mungkin datang ke Indonesia tanpa mengabarinya sama sekali, bahkan ayahnya juga tidak memberitahu Killa sama sekali.
"Hallo?" Killa mengerjapkan kedua matanya, kemudian tersadar dari lamunannya dan melangkah menuju pintu.
Dengan ragu-ragu Killa membuka pintu apartemen nya, pemikiran bagaimana tentang ibunya yang sampai disini telah mengalihkan kinerja otaknya.
Ceklek.
Killa memejamkan kedua matanya, dengan perlahan ia membuka pintu, lalu dengan perlahan juga ia membuka kedua matanya.
Killa terkejut mendapati pemandangan saat ia membuka kedua matanya.
Bukan. Ibunya tidak berdiri disana. Kosong. Tidak ada apapun, kemudian Killa menghembuskan napas lega, berarti ibunya tidak benar-benar terbang dari California ke Indonesia tanpa memberitahukan dirinya terlebih dahulu.
Killa meraih handle pintu, bermaksud untuk menutup pintu kembali.
Seseorang membunyikan bel di kamar apartemen sebelah dengan tidak sabaran, membuat Killa mendelik kesal karena terganggu.
Hendak menasehati, Killa malah seribu kali lipat terkejut saat seorang wanita paruh baya itu menekan bel tetangganya, bukan bel miliknya.
"Zakeilla?" wanita itu pun terkejut, sama seperti Killa saat ini
"Mama? —Killa kemudian lebih kaget lagi saat mendapati sesosok pria paruh baya yang datang sambil membawa dua koper berukuran sedang yang –mungkin berisi pakaian itu.
—Papa?"
———°°°°°°°———
James memencet panggilan untuk Bagas dari meja kerjanya, tak lama setelah itu, pria manis berkulit langsat itu muncul dengan senyum khas nya.
"Apa jadwal saya selanjutnya?" tanya James tanpa basa basi terlebih dahulu.
"meeting dengan pemilik perusahaan tambang yang baru saja datang dari California tadi malam, setelah makan siang tentunya" jawab Bagas tanpa ragu sambil memeriksa jadwal James dari tab apple yang dipegangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOT DADDY
ChickLit"kak Killa, mau ya nemenin Daddy nya Atan bobo tiap malam?" pinta seorang bocah laki-laki dengan tampang polosnya itu kepada seorang gadis yang duduk disebelah nya. Gadis yang bernama Killa itu pun menoleh dengan tatapan kaget. ia tak percaya dengan...