PROLOG

52 3 0
                                    


"Kamu harus mampu merobohkan benteng itu, Nuha!" Suara Zafran samar terdengar.

Mata Nuha masih terkatup rapat, tubuhnya lunglai kian menyusut. Lewat dari sebulan dia dikurung oleh ibunya di gudang. Mendengar suara Zafran~ayah Nuha, gadis itu seperti mendapat kembali kekuatan. Zafran sudah meninggal dua bulan lalu. Semua kekayaan jatuh ke tangan istrinya yang tidak lain adalah ibu kandung Nuha.

Perlahan, Nuha membuka mata. Dengan segenap tenaga yang dimiliki tubuhnya mulai digerak-gerakkan. Entah sudah berapa hari perutnya tidak terisi makanan. Gadis manis itu lebih mirip dengan mayat hidup sekarang. Pipinya yang dulu beris sudah terlihat kulit dan tulang belulangnya. Dia mendekati jendela tua dari kayu. Mencoba lari dari rumah. Lebih tepatnya, dari kebiadaban ibunya.

"Aaaw ...." Nuha buru-buru menutup mulutnya. Kaki kanannya menginjak pohon kaktus yang tumbuh di halaman setelah berhasil melompat dari jendela. Darah terus mengucur dari telapak kakinya. Namun dia harus segera meninggalkan jauh penjara tanpa jeruji besi itu.

Hampir lima ratus meter jarak yang dilalui Nuha dengan susah payah. Penglihatan gadis malang itu tiba-tiba kabur. Langit seolah terus berputar. Nuha akhirnya tak sadarkan diri di tengah jalan.

Mobil Toyota Rush berwarna putih menepi. Empat orang di dalam mobil itu membopong tubuh Nuha dan membawanya pergi.

Nuha binti ZafranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang