1.2K 163 45
                                    

Past
.
.
.

" ibu mu menolak keras aku menikahinya,  sekalipun mark yg meminta,  bahkan jinyoung sangat membenciku,  baru mendengar namaku saja jinyoung akan histeris, bukan hanya mark yg terluka akibat kesalahan yg aku perbuat karena sesungguhnya jinyoungpun lebih menderita,  bahkan jinyoung nyaris gila tekanan dan perginya mark dalam artian mark melepaskannya untuk menikah denganku membuat jinyoung stres dan berakibat kacau,  berkali kali dia mengalami pendarahan, karena mental yg down, sayangnya kau kuat dan tetap bertahan diperut ibumu sekalipun keadaan dulu yg terbilang kacau "

Jaebum tersenyum tipis, mengingat masa lalu yg ingin sekali dia lupakan tapi sayang  terlalu sulit kesalahan fatal yg sampai saat ini terus dia sesalkan, bahkan bisa dibilang jaebum selama sepuluh tahun ini tidak bisa hidup dengan tenang, bayang bayang kesalahan masa lalu terus berputar di kepala bayang bayang hancur dan terlukannya sang sahabat bagai slide film yg terus terpangpang didepan mata, bahkan dalam tidur pun bayangan itu tetap hadir menjadikan hidupnya tidak tenang dan selalu terintimidasi masalah.

" mark sangat mencintai jinyoung, dia melepaskan jinyoung untuk menikah dengan ku bukan karena dia membenci atau jijik dengan jinyoung karena jinyoung hamil dengan orang lain tapi justru karena mark memikirkan masa depan janin yg saat itu berada diperut jinyoung, mark memikirkan dirimu sekalipun kau bukan anaknya, karena mark tahu kau tidak salah dan tidak harus memikul beban berat jika kau lahir dan tumbuh tanpa seorang ayah. Dan mark berakhir mengalah, membiarkan luka dihati tertutup dan tertimbun sekalipun luka tersebut amatlah dalam , mark menikahi ibumu dan ibumu menerimanya karena memang jinyoung sangat mencintai mark. Dan aku saat itu langsung pergi menjauh dari hidup mereka , tidak pernah sedikitpun menunjukan batang hidungku didepan mereka seakan aku tidak pernah ada dan mereka tidak mengenal namja penghianat bernama im jaebum "

Tidak ada reaksi apapun yg hyunjin berikan anak kecil itu hanya diam dengan pandangan kosong menatap kearah jaebum, otak jelas memikirkan sang papa, sang mama jg posisi jaebum saat itu , hyunjin sesungguhnya tidak begitu mengerti hanya saja hyunjin cukup tahu tentang keadaan yg saat itu terjadi,

Hyunjin tidak membenci sang mama ataupun membenci im jaebum hyunjin tidak berhak menghakimi keduanya, karena hyunjin tahu keadaan yg membuat mereka melakukan kesalahan.

Dan mengenai sang papa, rasanya hyunjin ingin sekali berada dalam dekapan hangat sang papa, memeluk erat dan melontarkan kata terima kasih sebanyak banyaknya , tidak ada manusia yg lebih baik dari sang papa bukan hyunjin menganggap sang papa adalah malaikat di dunia nyata karen tidaka da manusia dengan hati baik dan mulia serta penuh kasih sayang seperti sang papa dan hyunjin sesungguhnya sangat beruntung memiliki sang papa sekalipun beliau bukan ayah kandungnya.

" kau berhak membenciku "

Hyunjin menggelengkan kepala tersenyum lebar seolah menandakan dia baik baik saja dan menolak keras persepsi jaebum untuk membencinya sudah dikatakan hyunjin tidak ada hak menghakimi jaebum.

" kenapa aku harus membencimu, malah aku ingin mengucapkan terima kasih karena ajhusi telah menjadi sahabat papa dan mengerti keadaan papa, terima kasih ajhusi"  hyunjin menunduk nyaris membungkuk dengan mulut bergumam khamsahabnida, dan jaebum sedikit tersentak terkejut tapi berakhir tersenyum tipis dihadapannya anak berumur sepuluh tahun tapi bisa berfikir dewasa , dan jelas arah fikir jaebum mengingat namja tampan yg dulu menjadi sahabatnya , mark, entah kenapa melihat hyunjin saat ini jaebum seolah berhadapan dengan sahabat lama, karakter dan sifat serta tutur kata dan perilaku  hyunjin mengingatkan semua dengan mark, bisa dibilang hyunjin foto copy-an seorang mark tuan sekalipun hyunjin adalah anaknya, darah dagingnya.

" terima kasih karena mu aku ada, tapi aku ada bukan karena kesalahan papa bilang aku ada karena sayang papa kepada mama"

Dan jaebum mengangguk membenarkan, memang benar, hyunjin ada karena sayang mark kepada jinyoung karena jika mark tidak menyayangi jinyoung dan tetap memilih pergi meninggalkan jinyoung dipastikan hyunjin tidak akan pernah lahir kedunia.

pastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang