1.3K 148 38
                                    

No edit
Jadi edit sendiri dan maklumi

_______________________

Jinyoung sibuk membereskan pakaian beserta peralatan mark yg akan dibawa pulang, karena hari ini mark diperbolehkan pulang, dengan catatan tetap istirahat dan berobat jalan.

Sedangkan kedua namja bermarga tuan menutup mulut dengan rapat,  tetap bungkam, bahkan keadaan hening seketika, sepulangnya hyunjin dari mokpo, baru pertama lagi mendatangi sang ayah itupun karena sang mama yg memaksa, jelas jinyoung merasa aneh, anak dan suaminya tidak biasa seperti ini, saling diam bahkan Terlihat canggung, karena tahu sendiri bagaimana hyunjin jika berhadapan dengan sang papa, sifat manja dan aktifnya akan keluar hanya saja sekarang hyunjin total duduk disofa dengan tangan sibuk bermain ponsel dan bibir yg terkatup. 

 

Begitupun mark yg seolah acuh,

Karena sesungguhnya mark diam hanya menunggu reaksi sang anak, asli mark terluka melihat reaksi hyunjin yg seakan menjauhinya, sebenarnya apa yg dikatakan jaebum sehingga sang anak seperti ini ? Dan terbesit dibenak jika hyunjin saat ini marah padanya, marah karena dirinya seolah menjadi penghalang antara ibu dan ayah kandungnya untuk bersama, tidak bisa dikatakan bagaimana terlukanya mark saat ini . bahkan rasanya hati hancur, perasaan sakit, dan terluka rasa kehilangan menghinggapi dan sesungguhnya itu yg mark takutkan, hyunjin anaknya bukannya sering mark mengatakan hyunjin anaknya sekalipun bukan anak kandung tapi dialah yg selama ini membesarkannya dan berada disampingnya. 

" aku akan ke bagian resepsionis sekalian mengambil kursi roda untuk membawamu turun"

Mark mengangguk, menatap sang istri sampai keluar ruangan dan menutup pintu,  jika saja diperhatikan hyunjin sama halnya dengan mark menatap sang mama sampai pintu kembali ditutup. Dan mereka sama sama membuang nafas kasar dan sama sama menoleh,

Untuk sesaat suasana hening, sampai mark berdehem mencoba mencairkan suasana agar tidak canggung , disini dia yg dewasa tidak mungkin mark hanya akan diam dan menunggu bocah yg jelas belum dewasa tapi dihadapkan dengan keadaan yg rumit mark sadar sekali tidak seharusnya hyunjin mengetahui fakta disaat umur masih terbilang kecil.

Dan hyunjin menyimpan ponsel didalam saku sebelum berjalan mendekati sang papa yg berdiri dipinggir ranjang.

" papa tidak ingin memeluk qeqe ?"

Dan sebuah kalimat yg dilontarkan sang anak membuat senyum mark merekah, lantas merentangkan tangan gestur membiarkan hyunjin masuk kedalam dekapan

Ini yg sesungguhnya mereka inginkan sedari tadi

Mereka berpelukan, dengan senyum mengembang diwajah mereka, seolah menghilangkan beban yg selama ini mendera , beban yg sesungguhnya berat mereka pikul tapi begitulah faktanya, mereka sama sama tidak bisa merubah takdir. 

" papa masih sayang qeqe kan ???"

Dan pelukan terlepas dengan mark memegang kedua bahu sempit sang anak menatap wajah sang anak yg mulai mencebik dan berkaca kaca, sekalipun hyunjin terbilang anak yg cerdas serta tidak kekanakan seperti anak umur 10 tahun pada umumnya tetapi tetap saja hyunjin seorang bocah yg memiliki fikiran lemah serta cengeng , sesuatu yg sensitif tentu akan membuatnya menangis .

" kenapa qeqe bicara seperti itu ?"

" qeqe takut papa benci qeqe"

Dan jelas mark mengerti maksud kalimat yg dilontarkan sang anak, dan sesungguhnya pemikiran hyunjin dan pemikiran mark itu sama .



Sama sama takut kehadiran merekalah yg menyakiti,

Pemikiran mark, jelas berfikir hyunjin membencinya karena memaksa menikahi jinyoung dan menjauhkannya dari sang ayah kandung ,sedangkan Pemikiran hyunjin, dia takut sang ayah membencinya karena kehadirannya, cerita jaebum hyunjin bisa menyimpulkan,  kesakitan mark karena keberadaannya di dunia. 

pastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang