Chapter 4

461 58 34
                                    

"Apa yang kalian lakukan?!", Seru wanita bernama Bora itu ketika melihat dua orang laki-laki yang salah satunya ia kenal hampir saling menempelkan bibir.

Woohyun yang mendengar suara nyaring wanita itu pun langsung tersadar dan mendorong dada Sunggyu hingga membuat Sunggyu hampir terjungkal. Sedangkan Sunggyu berdecak kesal karena acaranya sudah terganggu. Woohyun yang bingung pun langsung keluar dari dalam ruangan tanpa permisi.

Wanita itu berjalan mendekati Sunggyu lalu berdiri di depan meja kerja Sunggyu, raut wajah yang meminta penjelasan terlihat jelas di wajahnya.

Sunggyu merapihkan kemejanya lalu melirik ke arah wanita cantik di hadapan. "Lain kali ketuk pintu dahulu", ucapnya dan kembali menyibukkan diri dengan layar monitor.

"Siapa pria tadi?, Dan apa hubungan antara kalian?!" Seru wanita itu meminta penjelasan

"Bukan urusanmu", jawabnya cuek tanpa mengalihkan pandangan

Mendengar jawaban itu tentu saja wanita itu bertambah kesal, dengan tidak sopan wanita itu menutup laptop yang masih Sunggyu gunakan. Sunggyu balik menatapnya tajam, sedangkan wanita itu mengedikkan bahu tidak perduli.

Bora mendudukkan dirinya di kursi depan meja Sunggyu, ia menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. "Kau ini tetap sama saja", Bora menegakkan punggung lalu menatap wajah pria di hadapannya, "Seharusnya kau bersikap baik pada sepupumu yang cantik ini tahu?"

_

Woohyun melangkahkan kaki tergesa-gesa menuju meja kerjanya, ia langsung mendudukkan diri dan menyembunyikan wajah memerahnya pada lipatan lengan di atas meja. Woohyun memegangi dadanya tepat di jantungnya yang masih berdetak kencang.

Woohyun menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi yang ia duduki, Woohyun mengatur nafas untuk menetralkan detak jantungnya.

Woohyun menatap langit-langit gedung kantor, "Siapa wanita tadi?" Gumamnya, ia menggelengkan kepala, "Bukan urusanku".

Woohyun kembali fokus ke pekerjaannya, tiba-tiba ia menepuk keningnya saat mengingat perilakunya yang tidak sopan kepada atasannya. Woohyun hanya bisa berharap ia tidak kehilangan pekerjaannya. Ya walaupun atasannya itu adalah mantan kekasihnya yang berengsek, akan tetapi Woohyun masih membutuhkan pekerjaan ini. Sangat sulit mencari pekerjaan di kota ini apa kalian tahu?.

Apakah dia harus meminta maaf secara profesional kepada atasannya itu?, Woohyun jadi bingung.

Sepertinya mulai sekarang Woohyun harus membiasakan diri dengan kenyataan, kenyataan bahwa dia akan selalu bertemu dengan orang yang sempat mengisi hatinya selama 3 tahun. Ya, 3 tahun bukan waktu yang sebentar untuk melupakan semuanya. Apa sekarang Woohyun harus bersikap profesional selayaknya seorang atasan dan bawahan?, Dan melupakan semua yang pernah terjadi di antara mereka berdua?.

"Aku tidak bisa" gumamnya

Walaupun berkali-kali Woohyun mengatakan membencinya, akan tetapi dia tidak bisa membohongi perasaannya.

Woohyun tersenyum kecil saat mengingat kenangan indah saat mereka bersama, "Aku... Aku ingin sekali memukulmu"

_

"Kenapa kau datang kemari?" Tanya Sunggyu kepada wanita cantik yang kini sibuk memainkan ponselnya

Sebenernya Sunggyu sudah jengah dengan keberadaan wanita cantik yang menurutnya mengganggu itu. Sedari tadi wanita bernama Bora itu selalu mengoceh yang tidak-tidak, setelah lelah sendiri dia diam dan tetap duduk di tempatnya.

"Tentu saja karena aku rindu padamu", Bora meletakkan ponselnya di atas meja, "semenjak kau di Amerika, sangat sulit sekali menghubungimu"

Sunggyu melipat kedua tangannya di dada kemudian mengembuskan napas, "Pulanglah" ucap Sunggyu.

Bora memutar kedua bola matanya, "Kepergian mu ke Amerika benar-benar membuat semua orang terkejut" ucap Bora melebih-lebihkan.

"Kau tidak dengar?. Ku bilang, pulanglah" ucap Sunggyu yang sudah pusing mendengar ocehan wanita itu

Bora berdecak kesal karena merasa sudah di usir, "Baiklah aku akan pergi". Bora bangkit dari duduknya, ia memberikan flying kiss kepada Sunggyu lalu melangkahkan kakinya pergi.

Akhirnya Sunggyu bisa bernapas lega. Sunggyu kembali memikirkan kejadian tadi, saat ia berada sangat dekat dengan pria yang ia cintai. Seandainya Bora tidak datang dan mengganggu pasti dia dan Woohyun sudah--, Sunggyu tersenyum aneh membayangkan apa yang akan terjadi setelahnya. Sunggyu masih bisa merasakan aroma tubuh Woohyun di indra penciuman. Ah, dia sangat merindukan aroma ini, benar-benar membuat candu.

"Sangat menggemaskan" gumamnya saat membayangkan ekspresi wajah gugup Woohyun saat hanya berjarak beberapa senti darinya.

Sayang sekali waktu mengkhayal nya terganggu dengan dering ponselnya, Sunggyu berdecak kesal, ia raih ponsel yang tergeletak di atas meja kerja, ada sebuah pesan masuk di sana. Sunggyu membulatkan matanya saat melihat isi pesan itu, terdapat foto-foto orang yang tidak asing baginya bersama seseorang yang tidak ia kenal, Sunggyu terus mengscroll kebawah di sana ada keterangan perihal foto-foto itu.

Sunggyu melemparkan ponselnya ke atas meja, lalu ia sandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Sepertinya mood nya berubah menjadi buruk sekarang.

oOo

Woohyun meregangkan ototnya karena lelah seharian bekerja, ia melirik ke arah arloji di tangan kirinya, pukul 09:20 p.m. sepertinya dia sedikit telat pulang. Woohyun lantas membereskan barang-barangnya, setelah memastikan tidak ada yang tertinggal Woohyun langsung melangkahkan kaki keluar dari gedung bertingkat itu.

Selama di dalam lift Woohyun menyenandungkan sebuah lagu agar tidak terlalu sepi, bersyukurlah dia karena di anugerahi suara yang merdu sehingga tidak menyakiti telinganya sendiri.

Woohyun sudah sampai di tempat parkir mobil tepat di lantai dasar gedung perusahaan, ia langsung masuk ke dalam mobilnya. Ketika Woohyun hendak menyalakan mesin mobilnya, mobilnya tidak menyala, Woohyun mencoba menghidupkan nya lagi tapi hasilnya tetap sama, mobilnya tidak mau menyala. Mogok? Yang benar saja, mobilnya tidak pernah mogok sebelumnya.

"Sial!"

Woohyun memukul setir mobil karena kesal, ia lalu keluar dari dalam mobil untuk mengecek apa yang salah dengan mobilnya. Woohyun membuka kap mobil depan, Woohyun merutuki kebodohannya karena dia sama sekali tidak mengerti tentang mesin. Tidak menyerah, Woohyun mencob mengotak-atik mesin mobil itu di iringi umpatan yang keluar dari bibirnya.

Masih di sibukkan dengan mesin mobil, tiba-tiba saja Woohyun mendengar suara langkah kaki. Sontak saja dia menengok ke arah belakang, tetapi nihil, tidak ada siapapun di sana. Woohyun masih bisa mendengar suara langkah kaki itu, ia edarkan pandangannya, lalu ia melihat bayangan di antara mobil-mobil yang terparkir. Woohyun menelan ludahnya, bulu kuduk nya sudah berdiri, perasaan takut mulai menyerangnya. Langkah kaki semakin terdengar jelas, Woohyun langsung saja menutup kap mesin mobilnya lalu ia masuk ke dalam mobil. Woohyun mencoba menyalakan mobil nya tetapi tidak juga menyala.

"Kumohon hiduplah" ucap Woohyun yang mulai panik

Woohyun menengok ke depan, ia membulatkan kedua bola matanya saat melihat di depan sana sesosok bertudung hitam berjalan ke arahnya.

Woohyun terus mencoba menyalakan mobilnya, akhirnya mobilnya menyala, langsung saja Woohyun menginjak gas dan melajukan mobilnya secepat mungkin.

TBC

A Person Like Me [gyuwoo]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang