Author POV
Tiga tahun masa SMA merupakan hal yang begitu cepat bagi seorang Sirene Miguella.
Banyak kenangan yang terukir dimasa putih abu-abunya.Gadis yang bisa dikatakan, gadis yang paling normal di seluruh sekolah itu nyatanya merupakan gadis yang tak terduga.
Motivasi baru Sirene yang mampu mengantarkan dirinya ke Universitas Seoul dengan prestasi. Yang padahal tidak pernah dia pikirkan sebelumnya.
*****
Pagi itu Sirene yang sedang duduk dipinggir kasur sedang menatap sebuah foto bersama teman-temannya, tetesan air mata bergantian melintasi pipinya yang halus.
Sedih yang dirasakan Sirene untuk berpisah dengan teman-teman yang telah lama dia kenal jauh sebelum SMA.
Namun ini betul-betul merupakan keinginan Sirene."Siren sayang, ayo nak kita berangkat, nanti ketinggalan pesawat" panggil mamanya Sirene dari halaman rumah.
Mendengar panggilan mamanya, Sirene langsung menggeret 2 koper besar miliknya ke mobil. Begitu sampai di depan mobil, papa Sirene berinisiatif memasukkan koper kedalam bagasi.
Ketika mobil mulai meninggalkan rumah, rasa sedih itu mulai tak terbendung. Air mata Sirene berjatuhan, namun dengan cepat ia hapus air matanya agar tidak dilihat mama dan papanya. Sepanjang jalan tangis tak bersuara Sirene membuat hatinya menjadi berat, emosinya tidak keluar dengan sempurna sehingga detak jantungnya tak beraturan.
25 menit perjalanan menuju bandara bahkan tidak terasa bagi Sirene.
Mereka turun dari mobil dan langsung memeluk Sirene dengan erat. Akhirnya Sirene bisa menangis dengan bebasnya, mama dan papa bergantian memberi nasihat dan doa untuk putri satu-satunya itu.Bersama-sama melangkah menuju gerbang keberangkatan dan akhirnya berpisah, lambaian tangan lembut Sirene seolah memberi tanda perpisahan yang seakan sangat lama. Begitu pula kedua orangtuanya, yang begitu sedih ditinggal putrinya yang sudah beranjak dewasa.
Dengan perlahan langkah kaki Sirene menyusuri jalan di bandara sambil menuju ke pesawat yang seolah menunggu kedatangan Sirene.
Tangga demi tangga dinaiki Sirene dengan hati-hati, sambil menenteng tas dan sebuah buku kecil seperti kamus bahasa korea buatan Sirene beberapa minggu yang lalu.
Seorang pramugari yang melihat Sirene yang tampak sedang kacau membantu menuntun Sirene menuju kursi yang berada tepat disebelah jendela.
Sirene mencoba mengatur nafasnya agar lebih teratur dan mulai membaca buku yang ia bawa dengan sangat serius.
Pesawat akhirnya lepas landas, namun konsentrasi Sirene pada buku tetap tidak tergoyahkan.
Hingga seorang pria menyapa...
"Hi nona?" Sapanya.
"Boleh aku duduk disini?""Tentu" jawab Sirene tampak manis.
"Maafkan aku nona, aku pindah dari tempat duduk yang ada di sana karena kursinya basah. Dan aku lihat, disini kosong"
"Kenapa kau meminta maaf, kau tak salah apa-apa. Lagi pula tak apa" jawab Sirene dengan ekspresi wajah yang lembut.
Sirene kemudian melanjutkan kembali membaca buku yang ia pegang.
"Hmm, nona?"
"Iya?""Apakah kamu sedang ingin berlibur ke Korea?"
"Ahh tidak, aku ingin melanjutkan sekolah di Seoul"
"Wahh, dimana itu??" Tanya pria itu dengan penasaran.
"Di Universitas Seoul""Universitas Seoul??" Tanya pria itu sekali lagi
"Iya tuan" jawab Sirene
"Wah,Kamu hebatt. Tapi jangan panggil aku tuan. Perkenalkan namaku Aksa Galen Ananda, panggil saja aku Aksa"
"Hai Aksa namaku Sirene Miguella, panggil aku Siren"
"Oh iya Aksa, apa yang membawamu ke Korea?"
"Aku sama sepertimu"
"Seorang mahasiswa? Dimana?" Tanya Sirene dengan penasaran
"Sama sepertimu" Jawab Aksa sambil terkekeh.
"Benarkah, haha. Ah senang memiliki teman dari negara yang sama, aku pikir aku bakal sendirian disana" Dengan penuh semangat Sirene menjawab
"Bagus dong, kalo begitu ayo kita bertukar nomor" Tawar Aksa.
Perbincangan keduannya membuat mereka semakin akrab sehingga perjalanan jauh pun tidak begitu terasa, bahkan pesawat yang mereka tumpangi telah mendarat di bandara Seoul.
Keduannya turun secara bersama, meninggalkan pesawat yang mengantarkan mereka. Aksa membantu membawakan salah satu koper Sirene. Sambil berjalan-jalan, mereka menyusuri setiap tempat dibandara dengan Aksa sebagai pemandu Sirene dan sempat mereka makan bersama sebelum akhirnya keduanya berpisah.
Sirene yang telah disambut oleh dua orang pria dan seorang wanita yang memakai kaus berwarna biru muda yang sedari tadi menunggu Sirene.
Sedangkan Aksa sudah dijemput oleh temannya menggunakan mobil.
Kali pertamanya Sirene benar-benar merasa menginjakkan kaki di Korea saat mobil yang ia tumpangi telah meninggalkan bandara.
Suasana yang sangat jauh berbeda dapat Sirene rasakan. Terlebih pemandangan orang-orang yang berjalan di pinggir trotoar tampak sangat gesit, langkah kaki panjang mereka dan pakaian rapi yang mereka kenakan seolah sudah terbiasa berjalan kaki.Meskipun jalanan ramai, namun kendaraan tetap berjalan dengan lancar.
Wajah artis korea pun banyak terpampang di halte, billboard, bendera, maupun bus penumpang.
Sirene yang sedang sibuk memperhatikan sekitar, terkejut melihat mobil hitam yang besar dengan foto member BTS yang memenuhi badan mobil tengah berhenti tepat disebelah mobil yang Sirene tumpangi.
Sembari mununggu lampu hijau menyala, Sirene dengan mata bembelok memperhatikan sang idol yang begitu tampan bersama rekannya.Ingin sekali rasanya Sirene menemui sang idol yang mampu mengantarkannya hingga sampai di Korea saat ini.
"Halo Siren, bagaimana perasaanmu saat ini?" Tanya wanita yang duduk disebelahnya.
"Aku sangat senang, ini merupakan kali pertamanya ke Korea"
"Kalau begitu baguslah. Kami akan mengantarmu ke Apartemen yang telah kami sediakan untuk siswa pintar sepertimu " ucap wanita translator itu.
Sirene pun hanya tersenyum sambil menganggukan kepala.
"Nah itu disana apartemenmu" tunjuk wanita itu.
Itu adalah apartemen khusus untuk mahasiswa Internasional yang berprestasi.Mobil yang mereka tumpangi akhirnya berhenti tepat di depan apartemen.
Mereka turun dari mobil, dan membantu membawakan barang-barang Sirene ke kamarnya yang berada dilantai atas.Sirene sangat senang saat itu, ruangan yang ia dapatkan ternyata cukup luas dan nyaman.
Rasanya tak sabar ingin memberitahu orangtuanya apa yang dia dapat dan agar orangtuanya tak perlu khawatir dengannya."Baiklah Siren, ini kunci apartemenmu. Kami ingin pulang, jika kau butuh sesuatu silahkan hubungi nomor yang ada dibuku kecil didekat tv itu. Selamat beristirahat"
"Baiklah terimakasih banyak atas bantuannya. Aku benar-benar menyukainya" jawab Sirene dengan senang.
TBC
Hai readers👋👋
Part ini sedikit lebih panjang dari sebelumnya
.
.
Mohon dukungannya dengan cara klik bintang dibawah yaa.. komen dong gimana ceritanya?
.
.
Mohon maaf jika terdapat kata maupun kalimat yang kurang berkenan maupun menyinggung
Mohon maaf juga jika terdapat kesamaan cerita, itu semua merupakan ketidak sengajaan.
🙇♀️🙇♂️🙇♀️🙇♂️
.
.
Sekali lagi..
Jangan lupa vote dan komennya yaa
Itu sangat berarti bagiku
Hehehe
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
COMA [On Going]
Fanficpernah 🎖#36 - boy 🎖#62 - girl [Cinta Sirene dan Idol yang terperangkap dalam COMA membuat mereka sempat putus asa. Namun seseorang mampu memecahkan perangkap COMA dengan segala usaha dan cinta yg ia miliki. Akankah mereka berhasil bersatu??] *Jik...