Chapter One

19 2 2
                                    

Tap....tap....tap....tap...tap...tap

Buk! "hei!" kata orang asing. Gadis itu membungkuk minta maaf dan mulai berlari lagi tanpa mendengarkan balasan orang tersebut, itu sudah kesekian kali nya dia berlari dan menabrak seseorang yang dia tidak kenal.

"astaga!! Aku pasti akan telat!!" kata gadis tersebut sambil melihat jam tangan yang berada dipergelangan tangan kirinya. Rambutnya sudah tidak terurus lagi dan jangan tanya tentang wajahnya, sudah pasti panik sepaniknya.

Sesampainya ditempat yang dia tuju, bukannya disambut malah diberi ceramah oleh pemilik restoran tersebut. "ini sudah sekian kalinya kau terlambat, April! Saya ini juga punya batas kesabaran!" kata pemilik tersebut.

Yang dia bisa lakukan hanyalah membungkuk dan meminta maaf, walaupun tidak yakin akan dimaafkan. "maafkan saya, pak Been. Saya sungguh minta maaf" kata April dengan sebungkuk-bungkuknya. Tentu saja pemilik tersebut tidak memafkannya, bos mana yang akan memafkan karyawannya jika sering terlambat?

"kau pikir dengan meminta maaf akan menebus semua kesalahanmu?! Kali ini bukan hanya gajimu saja yang saya potong! Tapi jam kerjamu harus ditambah dua jam!" kata pak Been. Setelah mengatakannya, pak Been pergi meninggalkan April yang melongo didepan kantor bosnya.

'ditambah dua jam??? Kau pasti bercanda!! Gajiku sudah dipotong dan sekarang jam kerjaku bertambah dua jam????' pikir April. April tentu saja menangis batin mengingat gaji dan waktu kerjanya tidak sepadan sama sekali, seperti kerja rodi. Tapi ini semua sungguh kesalahan April sendiri.

'andaikan aku bangun lebih pagi, pasti hal ini tidak akan terjadi' pikir April. Tiba-tiba ada teriakan yang mengganggu lamunan April. "apa yang kau lakukan?! Jangan diam saja! Cepat kerja!" kata pak Been. April langsung berlari ke ruang loker untuk mengganti pakaian biasanya menjadi pakaian kerjanya.

Seperti biasa, ada saja bisikan-bisikan dari pelayan restoran lainnya. "dia telat lagi" kata salah satu pelayan. "dia pasti akan dipecat" kata pelayan lainnya. April hanya diam menanggapinya, percuma berdebat dengan mereka.

April sedang membersihkan salah satu meja yang berada dalam restoran tersebut, dia melakukannya dengan perasaan kecewa. "permisi, saya mau pesan" kata salah satu pelanggan yang baru saja masuk. April menanggapinya dengan senyuman, "tunggu sebentar, kami akan segera melayani anda" kata April.

April pergi ke bagian belakang, lebih tepatnya tempat pelayan berkumpul. "ada pelanggan yang ingin memesan. Salah satu dari kalian harus melakukannya" kata April. Tanpa berbicara, salah satu dari mereka pergi tanpa menatap April. Hal itu sudah sangat biasa bagi April.

Enam jam kemudian........

Restoran sudah tutup, para pelayan sudah pulang dua jam yang lalu. April masih berada direstoran tersebut, karena hukuman dari pak Been. Dia membersihkan seluruh bagian dari restoran tersebut, walaupun dengan hati yang sangat berat.

"*menghela napas* ini semua hanya karena aku terlambat dua menit, kenapa alaramku tidak berbunyi? Apa sudah rusak? Aku harus memperbaikinya" kata April berbicara dengan diri sendiri. Dia menoleh dan melihat jarum jam sudah berada di angka delapan malam, dia menghentikan aktifitasnya dan segera bersiap diri untuk pulang.

April melangkah keluar dari restoran tersebut dan mulai pergi ke tempat tujuannya, yaitu rumahnya. 'malam ini sangat indah' pikir April sambil melihat langit, lalu menoleh kedepan lagi dan mulai memperhatikan jalannya.

"aku pulang" kata April. Lalu datanglah seorang wanita dengan senyuman diwajahnya. Wanita itu sudah tidak muda lagi, tapi tidak terlalu tua. "selamat datang kembali, anakku. Kau pasti lelah, pergilah mandi dan segera makan. Ibu sudah menyiapkannya untukmu" kata wanita tersebut.

April tersenyum dan melakukan apa yang ibunya katakan. Setelah selesai mandi dan makan, dia segera ke kamarnya dan bersiap untuk tidur. 'aku harus tidur awal!!' pikir April. 

DREAM ON
April berdiri di padang bunga dan melihat sesosok pria tinggi dengan rambut hitamnya, dia berusaha mendekatinya dan bersuara. Anehnya, dia tidak bisa mendekatinya walaupun mengeluarkan suaranya.

April berusaha melihat wajahnya dengan jelas, tapi tertutup oleh rambutnya yang tertiup angin. Anginnya sangat kuat sampai rambut April sendiri pun terbang ke segala arah.

Walaupun begitu, dia tetap berusaha mengeluarkan suaranya untuk membuat pria itu berpaling ke arahnya. April berusaha untuk mendekatinya, tapi sepertinya langkah tidak pergi kemanapun. Seakan akan hanya berjalan ditempat.

April mulai lelah dengan segala usaha yang dia lakukan. Disaat April ingin menyerah, pria itu menoleh. Tapi saat pria itu menoleh, tiba-tiba semuanya kabur. Pria itu sepertinya mengatakan sesuatu, tapi April tidak bisa mendengarnya.
DREAM OFF

"April, kau harus bangun. Kau akan telat" kata ibu April. April bangun seketika dan mulai pergi ke kamar mandi. Disana dia hanya cuci muka dan menggosok giginya, setelah itu dia mengganti pakaiannya dan pergi tanpa melihat ibunya.

'aku akan telat lagi!!!!'  pikir April. Pikirannya sangat kacau, April lari tanpa menghiraukan suara protes orang-orang yang dia tabrak.

April berlari panik sampai-sampai dia tidak menyadari siapa saja yang dia tabrak. "hmmm.....gadis itu sudah cukup besar ternyata" kata pria misterius tersebut, pria ini adalah salah satu pria yang April tabrak. Tentu saja April tidak menyadarinya, April terlalu panik untuk menyadarinya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
okay aku tidak akan berkata panjang.

aku butuh saran dan kritik kalian

vote and comment

see you next chapter

MAGIC IN MY LIFE(DISCONNECTED)Where stories live. Discover now