Chapter 2

14 1 0
                                    

Pria misterius yang sempat ditabrak oleh April, entah tahu darimana rumah April. Pria itu menatap rumah April dari pinggir jalan, rumah sederhana itu adalah tempat tinggal April dan ibunya.

Tok....tok....tok....
Pria itu mendatangi rumah tersebut dan mulai mengetuk pintu. Saat ibu April membuka pintu, dirinya sangat terkejut melihat pria itu. "apa yang kau lakukan disini? Aku tidak melakukan apapun yang membuat mereka marah" kata wanita separuh baya tersebut.

Pria itu tertawa kecil dan senyum diwajahnya hilang dalam sekejap, pria itu mulai berwajah serius dan itu sedikit menakuti ibu April. "bukan itu maksud kedatanganku. Kedatanganku disini untuk memeriksa keadaan April, Carmia" kata pria itu.

Ibu April atau Carmia tidak segan-segan menunjukkan wajah kagetnya, 'kenapa dia menanyakan April? Apa ada sesuatu?' pikirnya. "April baik-baik saja. Aku yakin kau datang kesini bukan hanya untuk menanyakan kabar anakku yang kalian tidak pedulikan, Sendo" kata Carmia dengan nada pesimis.

Sendo sangat tidak suka dengan nada yang dikeluarkan oleh Carmia, Sendo merasa Carmia sedang menyinggungnya. "kau tahu benar kalau bukan itu maksud mereka. Bukankah kau sendiri yang menginginkan April memiliki kehidupan normal?" tanya Sendo.

Carmia sedikit kesal atas perkataan pria didepannya ini, rasa kesalnya dia berusaha sembunyikan dari ekspresi wajahnya. "iya, benar aku ingin April memiliki kehidupan normal......tapi dimana kalian saat kami membutuhkan kalian?! Kalian hanya menutup mata saat kita dalam keadaan terpuruk!!!" kata Carmia dengan marah.

Sendo menanggapinya dengan berwajah datar, masih menunggu kelanjutannya. "jadi, jangan kau datang kesini untuk menanyakan kabar putriku!! Karena aku tahu bukan itu maksud dari kedatanganmu!!" kata Carmia marah. Sendo mengamati ekspresi wajah Carmia, ketahuan sekali kalau Carmia sungguh peduli dengan April.

Sendo menarik napas dan mulai berbicara, "Mia, kita bukannya menutup mata atas kejadian itu. Tapi kita sama sekali tidak tahu dan koneksi antara kita menghilang pada saat Carlos mati kecelakaan. Mereka bahkan baru tahu beberapa tahun yang lalu" kata Sendo.

Carmia mulai mengontrol emosi yang dia keluarkan dalam beberapa menit, dia berusaha mengerti apa yang pria separuh ini bicarakan. "kalau kalian tahu beberapa tahun yang lalu, kenapa kalian tidak muncul?!" tanya Carmia.

"alasan yang cukup mudah, karena tidak ingin membuat keributan. Apa kau ingin April tahu kalau dia bukan orang biasa? kalau saat dia masih balita, mungkin masih bisa. Tapi saat itu dia sudah menginjak usia remaja, apa kau mengerti maksudku?" tanya Sendo.

Carmia mulai tenang dan mulai mencerna apa yang dia maksud, 'ada benar juga. Kalau beberapa tahun yang lalu mereka muncul, April pasti curiga' pikir Carmia. "kalau niat kalian tidak ingin membuat keributan, kenapa kau datang kemari?" tanya Carmia.

Senyum Sendo terukir diwajahnya, "karena April sudah cukup besar untuk tahu kebenarannya dan kau tahu sudah saatnya dia kembali ketempat asalnya" kata Sendo

Carmia menghela napas saat mendengar perkataan Sendo. 'iya, sudah saatnya April pergi ketempat yang seharusnya' pikir Carmia.

Sementara itu, April lagi dan lagi dimarahi pak Been. "kau ini tidak ada habisnya!! Pasti kau akan terlambat! Kesabaranku sudah berada di ambang batas" kata pak Been marah.

"saya sungguh minta maaf. Saya sudah tidur awal, tapi tetap saja saya bangun telat" kata April. April tidak berani menatap wajah bosnya, sudah pasti wajah bosnya sudah berwarna kemerahan. Bukan merona, melainkan menahan amarah akibat keterlambatan April.

"walau kau tidur awal sekalipun, tetap saja kau telat!! Apa kau tahu  jam alaram?! Aku sudah tidak bisa mentoleransi kesalahanmu!! April, kamu saya pecat!!!!" kata pak Been berteriak. Teriakan pak Been menarik perhatian karyawan lainnya, mereka sudah menduga hal ini akan terjadi.

April berjalan dengan wajah ditekuk, sungguh hari sial bagi April. 'semua ini gara-gara mimpi itu!' pikir April. Jika bukan karena mimpi itu, pastinya April tidak akan terlambat. 'tapi mimpi itu hampir sama dengan mimpi saat aku masih kecil. Hanya saja bukan pria, melainkan bocah laki-laki. Apa mimpinya muncul lagi setelah sekian lama? Tapi kenapa?' pikir April.

Tanpa sadar, jalan yang April tapaki menjadi tanah yang dihiasi daun yang berguguran dan yang awalnya gedung-gedung bertingkat menjadi pohon-pohon. April masih tidak menyadarinya sampai dirinya tersandung batang pohon yang tergeletak begitu saja.

Dukk!! Bukk!! "aww....sakit!! Siapa yang taruh batang pohon ditengah jalan?!" kata April. April terkejut saat melihat disekitarnya, dia masih dalam keadaan terjatuh saat melihat disekelilingnya. 'dimana gedung-gedungnya? Kenapa berubah jadi pohon-pohon? Apa aku dihutan? Tidak mungkin kota berubah menjadi hutan begitu saja' pikir April.

Tiba-tiba ada suara seperti telapak kaki yang mendekati April, "hei!! Siapa kau?!" kata orang asing itu. April terlalu panik sehingga dirinya lari daripada menjelaskan siapa dirinya, tentu saja orang itu mengejarnya.

"aduhh!!! Sial sekali hidupku!!!" kata April. Dia masih berlari dari kejaran orang asing tersebut, tentu saja orang asing itu juga mengejar April. 'kenapa orang itu mengejarku?! Apa karena aku lari?!' pikir April.

"berhenti mengejarku!!!" kata April. Orang asing itu mengejar sambil tersenyum saat mendengar perkataan April, " jangan bercanda kau!! Aku akan mengejarmu sampai aku menangkapmu!!" kata orang asing tersebut. Tambah paniklah April saat tahu, ternyata orang itu ingin menangkap dirinya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
oke ini akhir dari chapter 2

seperti biasa saran dan kritik kalian

vote and comment

see you next chapter

MAGIC IN MY LIFE(DISCONNECTED)Where stories live. Discover now